PONDOK PESANTREN SYAICHONA CHOLIL BALIKPAPAN
Santri
Manfaatkan Lahan dengan Menanam
Setiap
anak didik yang menimba ilmu di Pondok Pesantren (Ponpes) Syaichona Cholil Kota
Balikpapan digembleng ilmu kemandirian ekonomi yang berbasiskan agrobisnis.
Jurus ini diharapkan akan menciptakan santri-santri yang mampu berkontribusi
bagi masyarakat melalui gerakan sedekah produktif.
SELEPAS
menunaikan sholat jumat di masjid Ponpes Syaichona Cholil, Jalan Mulawarman,
Kelurahan Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, sejumlah santri menggelar
doa dan salawatan bersama KH Muhammad Ali Cholil, selama 50 menit lebih, Jumat
17 Juni 2016.
Singat
cerita, KH Ali sempatkan waktu bersua dengan Tribun di kediamannya. Pria
kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur ini ialah pendiri dan pimpinan Ponpes
Syaichona Cholil.
"Saya
bangun pondok ini tahun 1990. Saya membangun pondok ini ingin ciptakan
santri-santri yang bisa mandiri," ujarnya yang saat itu mengenakan baju
koko putih.
Konsep
pondok yang dia kembangkan mengarah pada sistem pendidikan yang menguatkan
sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa serta cerdas dalam memanfaatkan
peluang dengan berpikir kreatif dan inovatif.
Satu
di antara konkritnya, ponpes mengajarkan santrinya menggunakan lahan-lahan
tidur untuk pengembangan agrobisnis demi mewujudkan produktifitas ekonomi
dengan harapan, kemajuan ekonomi ini akan membawa kesejahteraan bersama,
terutama di kehidupan sekeliling Ponpes Syaichona Cholil.
"Kita
ajarakan bagaimana menanam. Memanfaatkan lahan. Kita ajarkan juga bagaiman
caranya supaya lahan tidur bisa hasilkan nilai ekonomi," ungkap Ali, yang
pernah menimba ilmu di Mekkah Arab Saudi ini.
Selama
ini, tambah dia, kehidupan santri di ponpes selalu tidak produktif. Penggunaan
dana sumbangan atau aset tanah yang tersedia selalu digunakan untuk hal-hal
yang sifatnya selalu konsumtif.
"Hanya tahu buat beli makanan saja, atau
buat biaya operasional tetapi kita tidak tahu bagaimana caranya bisa memutar
uang lagi bisa produktif," tuturnya.
Sebagai
gerakan massal, Ponpes Syaichona Cholil meluncurkan organisasi Kontak Santri
Agrobisnis yang menyatukan seluruh ponpes di Indonesia melakukan sedekah
produktif dengan memutar uang sedekah umat untuk pengembangan ekonomi dengan
landasan gotong-royong.
"Pondok kami sudah beli saham kebun sawit 100 hektar. Target kami itu mencapai 10 ribu hektar kebun sawit. Hasil dari agrobisnis ini kami akan putar lagi untuk menggerakan ekonomi umat," tuturnya.
Sementara,
di lingkungan edukasi pendidikan formal, Ponpes sudah memunculkan pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan Aliyah jurusan Agrobisnis, yang mengajarkan santrinya
ilmu-ilmu ekonomi pertanian, satu di antaranya praktik bertani di lahan ponpes.
"Saya
hadirkan ponpes ini untuk mencerdasakan kehidupan bangsa. Saya terapkan ponpes
ini menggunakan Managemen Nabi Yusuf, yang sifatnya tidak konsumtif
semata," kata pria kelahiran 8 Agustus 1967 ini.
Sekarang
ini yang sudah jalan di antaranya ialah berkebun sawit, berkebun cabai dan
beberapa tanaman holtikultura dengan harapan para santri punya bekal
pengetahuan agama dan ilmu bertani yang mumpuni. "Kalau lulus bisa
berperan di masyarakat. Berdakwah dan ikut terlibat kembangkan ekonomi
kerakyatan," tutur Ali.[1]
( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Ponpes Syaichona
Cholil Luncurkan Kontak Santri Agrobisnis; Ajak Santri Manfaatkan Lahan dengan
Menanam,” terbit pada Sabtu 18 Juni 2016,
di halaman depan bersambung ke halaman 11.
Komentar
Posting Komentar