DESA LONG BELUAH | BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA
Sering
Disebut Bayangkara
PERGI sendiri ke arah pelabuhan VIP Tanjung Selor pada
pukul 08.26 Wita menggunakan sepeda motor dari rumah kosan yang ada di Jalan
Rambai Padi, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Jumat 15 Mei 2015.
Saya sendiri tiba di Pelabuhan VIP Tanjung Selor sekitar
pukul 08.32 Wita. Perahu Speedboat
sudah menepi di pelabuhan VIP Tanjung Selor sejak beberapa jam yang lalu.
Perahu milik Pemkab Bulungan itu akan segera berangkat
menuju Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan,
Provinsi Kalimantan Utara. Maklum, untuk menuju ke Desa Long Beluah, paling
mudah melalui jalur sungai.
Berangkat dari Pelabuhan VIP Tanjung Selor ke lokasi Desa
Long Beluah pada pukul 09.11 Wita. Cuaca saat itu cerah. Aliran sungai tidak
terlalu deras bergelombang. Laju perahu terasa lancar.
Menyusuri Sungai Kayan, melewati bentangan jembatan
Tanjung Selor-Tanjung Palas. Puas memandangi perkampungan pinggiran sungai.
Usai melewati jembatan itu, melihat gelondongan kayu mengambang di pinggir
sungai dan terikat pada sebuah kapal besar.
Perahu terus melaju, melewati beberapa daerah desa,
termasuk melintasi daerah penghasil bahan bangunan pasir. Kalimantan Utara yang
memiliki harta Sungai Kayan, banyak ditumbuhi tempat-tempat produksi pasir.
Lahan daratan Kabupaten Bulungan begitu luas. Masih
banyak lahan yang kosong, hutan semak belukar. Ada daratan yang terlihat tumbuh
banyak pohon pisang. Selama di perjalanan, juga melihat beberapa bukit-bukit
belantara hijau dan berbukit batu putih. Sangat cocok untuk pengambilan adegan
film-film silat.
Tidak terasa, perjalanan pun akhirnya sampai di Desa Long
Beluah, pada pukul 10.21 Wita, perahu menepi ke daratan desa ini. Ya inilah
pendaratan yang pertama kalinya buat saya. Selamat berjumpa Desa Long Beluah !
Berhubung saya ikut rombongan Wakil Bupati Bulungan, maka
saat tiba di desa ini disambut dengan upacara penyambutan tamu adat dayak
dengan alat musik tradisional. Namun kala itu, hanya para pejabat tinggi saja
yang diperlakukan spesial, diberi kalung bunga merah putih.
Kunjungan Wakil Bupati Bulungan Liet Ingai ke Desa Long
Beluah dalam rangka peresmian dan pentahbisan bangunan Gereja Kemah Injili
Indonesia Desa Long Beluah yang telah menelan biaya hingga Rp 3 miliar lebih
dan di Mei 2015 ini telah menjadi gereja yang terpanjang di Kalimantan Utara
karena ukurannya mencapai 55 meter.
Lokasi gereja tidak jauh dari pinggiran sungai. Jaraknya
sangat dekat. Untuk sampai tiba di gereja, hanya butuh berjalan kaki dengan
daya tempuh tiga menit saja. Tetapi yang membuat tidak nyaman ketika cuaca
sedang cerah, panas teriknya di desa ini sangat menyengat. Dianjurkan saat
berjalan kaki memakai topi atau payung.
Banyak orang yang menyebut desa ini dengan nama Desa
Bayangkara. Padahal sejarahnya, sejak awal kemunculan desa ini, sudah bernama
Long Beluah. Saat menjumpai Kepala Desa Long Beluah, Anyi Terang menuturkan,
nama asli desanya yang benar adalah Long Beluah.
Namun masyarakat di luar desa, seperti orang-orang kota
di Tanjung Selor dan Tanjung Palas sering menyebutnya sebagai Desa Bayangkara.
Alasan terkenal dengan nama Bayangkara karena ada penyebabnya.
Dahulu, sekitar tahun 1970-an, Desa Long Beluah mengalami
gejolak sosial. Masyarakat yang tinggal di Long Beluah terjadi kesalahpahaman
antara warga pendatang dengan warga yang sudah menetap lama.
Konflik sosial sering terjadi. Desa dalam kondisi
genting, kehidupan dalam rasa kecemasan. Kedamaian masyarakat seolah terenggut.
Antara warga pendatang dan asli saling bersitegang.
Akibat gejolak itu, pihak kepolisian pun diterjunkan ke
Desa Long Beluah. Banyak personel polisi di tempatkan di Desa Long Beluah untuk
mengembalikan kondisi ketertiban dan keamanan masyarkat desa.
Panorama Desa Long Beluah Kecamatan Tanjung Palas Barat Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Jumat 15 Mei 2015 siang. (photo by maman) |
Semenjak adanya polisi, desa berangsur-angsur berjalan
normal. Ketegangan warga telah lentur. Masyarakat pun sudah semakin sadar,
bahwa hidup bersama dalam kedamaian adalah sebuah keharusan. Konflik yang
pernah terjadi hanya ulah oknum-oknum yang salahpaham.
“Banyaknya polisi tinggal di desa Long Beluah membuat
desa dikenal sebagai daerah Bayangkara. Tapi sampai sekarang, desa masih
bernama Long Beluah. Begitu juga nama administratif pemerintahan nama desa
masih Long Beluah, bukan Bayangkara,” ungkap Anyi.
Secara keseluruhan, masyarakat Desa Long Beluah menekuni
profesi sebagai petani dan berkebun. Sebab kata Anyi, alam di Desa Long Beluah sangat
subur, lahannya pun luas dan memiliki sumber air yang melimpah. ( )
Komentar
Posting Komentar