DESA LONG PARI | KABUPATEN BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA
Meninjau Lokasi Bekas Banjir
USAI meliput peresmian beras murah Bulog di Kecamatan
Tanjung Selor pada pagi hari, siangnya saya ikut rombongan Bupati Bulungan,
mengunjungi Desa Long Pari, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan,
Provinsi Kalimantan Utara, pada Senin, 2 Maret 2015.
Untuk ke Desa Long Pari dari Kecamatan Tanjung Selor,
kami mesti melewati jalur air, menggunakan perahu speedboat milik Pemkab
Bulungan. Kami memulai berangkat dari pelabuhan VIP Tanjung Selor pada pukul
14.23 Wita.
Selain saya yang bertugas sebagai jurnalis Tribunkaltim, ada juga kawan media cetak
yang lain, yakni Viktor Ratu dari Koran
Kaltara dan Ipung berasal dari
Bulungan Post. Kami bertiga ikut kunjungan Bupati Bulungan, Budiman Arifin.
Buat saya pribadi, perjalanan kala itu sangat
menyenangkan. Membahagiakan karena cuaca saat itu sangat bersahabat, saya
begitu menikmatinya, bisa melintasi perairan Sungai Kayan. Inilah perjalanan
pertama kali saya ke Desa Long Pari.
Selain itu, saya pun juga melihat Wakil Bupati Bulungan Liet Ingai turut gabung dalam perjalanan ini. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Narkotika Kabupaten Bulungan ini mengenakan busana seragam dinas hitam.
Bupati Bulungan Budiman Arifin mengunjungi Desa Long Pari
untuk melihat situasi dan kondisi pasca banjir luapan Sungai Kayan. Saat banjir
besar awal bulan Februari lalu tempat ini tenggelam, air mencapai setinggi tiga
meter lebih.
Singkat cerita, kala jam digital saya menunjukan 15.10
Wita, perahu speedboat kami tiba di tepian daratan Desa Long Pari. Waktu saya
memasuki perkampungan desa ini, saya mendapat suasana berbeda.
Sebagian besar rumah warganya masih terbuat dari
kayu-kayu dan bermodel rumah panggung. Setiap di bagian pintu rumahnya, pasti
terdapat keterangan nama pemilik rumahnya.
Tidak jauh dari bibir Sungai Kayan, terdapat lapangan hijau yang luas. Di area lapangan ini juga berdiri sebuah bangunan Sekolah Dasar Negeri 003. Kepala Desa Long Pari, Jaging Dungau, menjelaskan, sebagian besar warganya berkerja sebagai petani, penduduknya masyoritas bersuku Dayak dan berjumlah 128 kepala keluarga.
Di lokasi, saya berjumpa dengan seorang guru matematika
sekolah dasar itu. Dia bernama Martinus Brei umur 42 tahun. Pria asli Desa Long
Pari ini bercerita banyak soal gedung sekolahannya yang sempat terendam banjir
hingga mencapai tiga meter lebih.
Terpaksa, saat banjir datang, sekolah pun diliburkan.
Kegiatan belajar-mengajar untuk sementara waktu ditiadakan, semuanya sibuk
mengungsi ke tempat yang aman. Untungnya, selama banjir itu tidak ada korban
jiwa.
Saya pun sempat berjumpa juga dengan beberapa petani
setempat. Banyak yang mengaku, gara-gara banjir, sawah padi mengalami gagal
panen. Kerugian yang diderita petani mencapai puluhan juta rupiah.
Dan pada saatnya tiba, di pukul 16.00 Wita, kami semua
meninggalkan lokasi Desa Long Pari. Perjalanan dilanjutkan ke daerah yang lain,
yakni ke Dusun Kenarai, Desa Mara Satu, sebuah lokasi yang masih di Kecamatan
Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. ( )
wah, mantap nih.
BalasHapusaksi sosial nya makin keren aja. salut bro!
^_^ thanks welCome bro.
BalasHapus