POPCON ASIA 2014 (2)
Ceruk Manis Potensi Intellectual Property
MASYARAKAT umum
seperti di negara Indonesia belum semua memahami akan keberadaan Intellectual Property, atau yang bisa
disingkat IP ini. Sebab, elemen ini berkaitan erat dengan kemajuan industri
kreatif.
Padahal di
negara-negara maju seperti Amerika Serikat, IP ini sudah menjadi bagian
kehidupan masyarakatnya, sebagai mesin pertumbuhan ekonomi negaranya.
Secara pengertian
sederhana, IP itu sebuah karya dari buah pikiran manusia yang hasil karyanya
sangat dihargai, dipatenkan dalam bentuk hak keyakaan intelektual agar tidak
terjadi penjiplakan dari pihak lain.
IP ini bisa berwujud seperti
seni musik, seni lukisan, literatur, termasuk seni game dan komik. Yang
intinya, kesemuanya adalah penemuan inovasi, yang unik, berbeda dengan yang
sebelumnya.
Khusus IP dalam game
dan komik, telah dikenal meluas, terutama di negara seperti Amerika Serikat dan
Jepang. IP game dan komik naik ke permukaan, biasanya dikemas ke dalam bentuk
serial atau tidak, tergantung dari selera kreativitas senimannya.
(sketsa by budi susilo) |
Perkembangan di
Indonesia, telah banyak kreator handal, namun yang disayangkan sejauh ini masih
ada yang belum sadar akan keberadaan IP ini. Dan kebanyakan di Indonesia, masih
menganggap IP bukan hal yang penting untuk dijadikan industri.
Padahal bila punya
niat besar dan ditindaklanjuti dengan bergerak dan mengembangkannya, maka akan
dapat menjadi ladang penghidupan yang sangat berprospek. Negara seperti Jepang,
Korea, dan Amerika Serikat sudah merasakan ceruk manis ini.
Selangkah menuju
kepastian, Indonesia rupanya mulai tersadar. Walau masih dihitung dengan jari,
bersyukur sudah ada beberapa pihak, yang ingin mengembangkan IP ini menjadi
modal pergerakan industri kreatif.
Diantaranya IP lokal yang
telah muncul adalah Nusantaranger. IP lokal ini digarap oleh kreator Sweta
Kartika dan kawan-kawannya. Nusantararanger ini dimunculkan ke permukaan publik
karena untuk menciptakan superhero ala Indonesia.
Diceritakan,
Nusantaranger ini terdiri lima tokoh pemuda yang menjadi superhero asli
Indonesia. Kelima pemuda ini berasal dari lima pulau besar yang ada di
Indonesia.
Nusantaranger masih
dikemas dalam bentuk komik online, yang sejauh ini masih dapat dinikmati secara
gratis. Sebagai permulaan, komik online Nusantaranger disajikan secar
cuma-cuma, namun tidak meninggalkan kualitas.
Kehadiran
Nusantaranger ke muka publik awalnya lahir dari rahim jejaring sosial seperti
Facebook dan Twitter. Tidak heran, kini Nusantaranger sudah banyak dikenal luas
oleh kaum muda, dan para (fans) penggemar komik ini sudah ada sebutannya yakni
Jagawana.
Kemudian juga ada
Manikmaya Games, sebuah organisasi yang telah berjalan, memajukan game
publishing seperti board game, card game, digital game. Sampai saat ini sudah
ada produk yang diluncurkan, diantaranya Mat Goceng.
Keunikan game Mat
Goceng ini adalah game yang berbeda dari yang lainnya dengan cerita
berlatarbelakang mengenai Kota Jakarta tempo silam, saat masih bernama Hindia
Belanda.
Mat Goceng sebuah card game yang mampu menyeret para
pemainnya ke jaman Batavia di tahun 1922 masehi, sebuah era para Vrijeman
sedang mencari jati diri. Ikon Mat Goceng ini digambarkan sebagai pria asli
betawi dengan ciri khas kumis tebal.
Kemudian jelang
peringatan hari pahlawan 10 November, Manikmaya Games pun meluncurkan produk
terbaru bernama Mahardika board game.
Model permainannya yaitu permainan papan bertemakan sejarah perjuangan
kemerdekaan Indonesia.
Pemain diajak untuk memerankan
seorang tokoh pahlawan nasional untuk berkerja sama dalam memperjuangkan
kemerdekaan Republik Indonesia. Tokoh pahlawan yang disediakan diantaranya ada
Tan Malaka, Sjahrir, Soekarno, Hatta.
Lalu yang lainnya
juga ada Si Juki dan Tuti, yang masuk bagian dari Character
Based IP Management Pionicon yang didirikan oleh Faza Meonk. Dia ini
mengharapkan, lewat karekater fiktif Si Juki dan Tuti, nantinya bisa menjadi
binis IP yang berkelanjutan.
Terbaru lagi, juga
akan ada ikon khas Indonesia seperti Slendang7, Gatot Kaca, Adit Sopo Jarwo
persembahan MD Entertaintment, dan Pendekar Tongkat Mas buatan Miles
Production.
Mereka-mereka ini
semua, yang sudah saya sebutkan di atas, nantinya akan berunjuk gigi di Kota Jakarta
dalam event Popcon Asia 2014 yang digelar di gedung SEMSCO Exhibition Hall pada
tanggal 19 sampai 21 September 2014.
Nah, kalau kata
Mayumi Haryoto, Program Direktur Popcon Asia 2014, Popcon Asia kali ini akan
semangat membangun IP lokal, yang telah dimiliki para kreator atau juga para
komunitas pendukungnya.
Popcon Asia 2014 tahun ini mengangkat banyak kreator
lokal. “Memberikan wadah promosi dan jaringan untuk IP lokal yang sudah
diluncurkan atau masih dalam pengembangan,” ujarnya. ( )
Komentar
Posting Komentar