MARCHINGBAND GITA BAHANA BALIKPAPAN

Berkarya Dicintai Pendengar


Siang yang terik, sinar matahari menerangi lapangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Hampir ada puluhan lebih pelajar asyik berada di lapangan beton semen yang cerah tanpa ada kendala guyuran hujan rintik.

Angin sepoi-sepoi yang bertiup semakin memberi kenyamanan para pelajar tersebut di lapangan sekolah. Mereka terlihat ada yang memainkan bendera-bendera yang berwarna menarik.

Kemudian di utara lapangan sedang ada yang fokus memainkan terompet besar. Pemain semuanya adalah lelaki yang berbadan lumayan besar. Perempuannya memainkan alat serupa.

Biasanya disebut dengan baritone. Alat musik ini modelnya mirip terompet, namun ukurannya lebih kecil, dimainkan dengan cara ditiup sekuat tenaga. 

Wanita pemegang panji marchingband Gita Bahana (photo by Jongfajar Kelana)

"Pilih main baritone, suaranya enak. Pilihan saya sendiri. Saya sudah merasa nyaman main alat ini," kata Galuh Sekar, 13 tahun, wanita berjilbab saat bersua pada Jumat 31 Maret 2017. 

Sisi lainnya, pada bagian paling sudut lapangan juga ada yang sambil memukul drum-drum dengan irama yang teratur. "Trak dung dung. Trak tak tak. Trak dung dung. Trak dung tak."

Hentakan drum yang diselingi juga suara simbal drum dipukul secara bersemangat memberi suara yang indah dan kencang hingga terdengar sampai jalan raya depan sekolah, Jalan Piere Tendean.  

Inilah kegiatan ekstrakulikuler sekolah negeri ternama di kota pesisir Balikpapan. Diberinama ekstrakulikuler marchingband. Kemunculan marchingband ini lumayan lama sekitar tahun 2003. Grup ini diberi nama Gita Bahana Marchingband SMP Negeri 1 Kota Balikpapan.

Menurut Safwan Aprilio, satu di antara pelatih Gita Bahana, menjelaskan, pemberian nama merupakan seperti untaian doa bagi para personelnya. Bila secara bahasa, Gita bermakna suara. Sedangkan Bahana memiliki arti besar mendunia.

Jadi harapannya, grup akan selalu berkreasi menciptakan karya seni lagu yang akan selalu dikenal masyarakat luas. "Karya-karya kita inginnya bisa selalu bagus, dicintai pendengar, diingat masyarakat secara luas," kata Safwan.

Kali ini, Gita Bahana Marchingband akan mengikuti lomba tingkat dunia di Jember Jawa Timur, yang di antaranya ada peserta dari Malaysia, Thailand, Tiongkok, bahkan Afrika Selatan. Event ini bernama Jember Open Marchingband 2017. "Kami dapat info jadwalnya akan dilaksanakan sekitar akhir Oktober tahun ini," ungkap pria berkacamata ini.

Kesiapan dilakukan jauh-jauh hari supaya matang mampu membawa nama harum Indonesia, khususnya Kota Balikpapan. Sebelumnya sekitar pertengahan tahun 2016, grup Gita Bahana juga dipertandingkan di Malaysia. Namun tahun 2017 ini berbeda, untuk mereka yang dipertandingkan di Jember adalah orang-orang baru, bukan peserta yang lalu pergi ke Malaysia.

"Kami mengajar dari nol lagi. Mereka yang mau tanding di Jember anak didik baru, dari kelas satu dan dua. Yang kemarin sudah naik kelas fokus ke ujian lulusan sekolah," tuturnya.

Membentuk Mental Mengasah Seni
Sebenarnya, para siswa yang terlibat dalam marchingband Gita Bahana memiliki manfaat yang teramat banyak. Selain membentuk karakter jati diri yang kuat, juga membentuk rasa disiplin yang mumpuni. Setiap latihan diwajibkan tepat waktu dan mengikuti aturan dari pelatih, seperti di antaranya dilarang meminum minuman es dingin.

"Habis latihan berkeringat, capek dan haus kami larang minum es. Apapun itu minumannya. Ini demi kesehatan tubuh. Main marchingband butuh fisik prima, tidak boleh sakit-sakitan. Siapa yang melenggar berulang kali siap-siap saja untuk dikeluarkan dari grup," ungkap Safwan. 

Selain itu, peserta marchingband pun diimbau untuk mengkonsumi makanan dan minuman empat sehat lima sempurna. Setiap latihan, para peserta dilarang jajan di luar sekolah, sebab telah disediakan makanan oleh panitia. 


Tentu saja, makanan lauk-pauk sayur mayur dan buah, hindari makanan berminyak gorengan sebab akan mempengaruhi kualitas suara. Selama ini mereka yang tidak suka sayur dengan terpaksa ikut makan sayur. Mereka lebih memilih ikuti aturan pelatih ketimbang harus meninggalkan dunia marchingband.

"Orangtua mereka senang sejak anak-anaknya ikut grup marchingband jadi suka makan sayur. Biasanya anak-anak zaman sekarang susah kalau disuruh makan sayur," tutur Safwan, pria lulusan Fakultas Hukum dari Universitas Islam Indonesia ini.

Pihak pelatih marchingband Gita Bahana tidak melulu mentrasfer ilmu pengetahuan musik marchingband namun anak didik juga digembleng fisiknya supaya sehat bugar. Kekuatan fisik merupakan modal penampilan marchingband secara sempurna.

Karena itu, kata Safwan, sebelum berlatih memainkan alat musik dan menari, para anak didik diberi latihan fisik dengan melakukan pemanasan seperti berlari mengelilingi lapangan dengan pola pernafasan yang teratur.

"Kami suruh lari bukan sembarang lari. Setiap langkah kaki kami ajarkan mengatur nafas, supaya efektif tepat berguna," kata pria kelahiran Kota Balikpapan ini.[1]

Sejarahnya Dimulai dengan Drumband
Program ekstrakurikuler sekolah ini cikal-bakalnya bukan marcingband. Sebagaimana diungkapkan alumni sekaligus pengajar marchingband SMP Negeri 1 Kota Balikpapan, Safwan Aprilio, yang menjelaskan, seperti cerita kakak kelasnya terdahulu, awal kemunculan grup musik ini diawal pembentukan grup drumband sekitar tahun 1990-an.

Tahun berkembang, keinginan dan antusias meningkat, kemudian dijadikanlah marchingband di tahun 2003, yang syaratnya alat-alat musiknya jauh lebih lengkap dari drumband. "Saya gabung tahun 2005, belum sempat rasakan grupnya masih drumband," ujarnya. 

Kala itu, peran dari pemerintah kota sangat hebat. Sempat pihak sekolah mengajukan permohonan bantuan kelengkapan alat-alat musik marchingband. Tidak sampai waktu yang lama, permohonan dikabulkan, Pemerintah Kota Balikpapan mau memberikan sumbangsih alat musik.

"Sekarang sudah sulit. Kami kalau ada kerusakan alat atau mau membeli alat, atau mau berangkat lomba tentu saja memakai uang pribadi. Wajar saja dahulu Kota Balikpapan masih dalam masa kejayaan, lagi melimpah uangnya. Kalau zaman sekarang lagi defisit, susah kalau kita mengajukan bantuan," tutur Safwan.

Namun kondisi yang berat itu tidak membuat luntur anak didik marchingband. Kekuatan anak didik marcingband pada niatnya yang kuat untuk terus mengasah kreasi demi menggapai cita-citanya, karyanya bisa didengar dan menghibur banyak orang.

"Saya melihat mereka punya semangat. Dilihat mereka mau membagi waktu untuk sekolah dan berlatih. Tidak mengganggu sekolahnya. Pulang sekolah langsung berlatih. Mau ikut aturan pelatih," ujarnya.

Sebenarnya, inti dari pelajar SMP Negeri 1 Kota Balikpapan terlibat dalam kegiatan sekolah marchingband lebih kepada memupuk rasa persaudaraan, mengobarkan semangat dengan kemasan persatuan demi mewujudkan karya bersama yang bisa memberi nilai positif bagi dirinya dan orang lain. Anak-anak bisa mengenal apa itu artinya pengorbanan, sebuah usaha, dan prestasi. ( )  




[1] Koran Tribunkaltim, “Marching Band Gita Bahana SMPN 1 Balikpapan; Selalu Dicintai Pendengar,” terbit pada Senin 3 April 2017 di rubrik School  halaman 31.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA