MENJELANG BONGKAR LOKALISASI
Mampir
Mas !
Sekali Kencan 250 Ribu
Tak
kurang dari 975 personel tim gabungan terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja,
Tentara Nasional Indonesia dan Polisi Republik Indonesia akan turun langsung ke
Lokalisasi Lembah Harapan Baru Kilometer 17, Karang Joang, Balikpapan Utara,
Kota Balikpapan Kalimantan Timur untuk membongkar bangunan yang berdiri di atas
lahan pemerintah kota seluas 2,8 hektar.
Menjelang
penertiban lokalisasi Km 17 pada Selasa 7 Februari 2017 sore, Tribun
melakukan investigasi masuk ke arena bisnis nafsu syahwat ini, melihat
penguhuni lokalisasi dan warga sekitarnya.
Pengamatan
Tribun sekitar pukul 17.00 Wita, di
beberapa rumah masih terlihat perempuan-perempuan berpakaian seksi. Sayup-sayup
terdengar alunan musik dangdut. Padahal pemerintah daerah Balikpapan pernah
mengeluarkan Peraturan Wali Kota Nomor 21 Tahun 2014 mengenai Dilarangnya
Praktek Prostitusi.
Namun
sore itu, sejumlah penjaga keamanan berpakain sipil hitam masih berjaga di
depan pintu masuk perkampungan prostitusi ini. Beberapa bangunan yang dijadikan
rumah bordir sudah banyak yang tutup.
Semua
bangunan yang dianggap sebagai tempat prostitusi ditandai silang pilox warna
merah. Di rumah-rumah tersebut dipakai para penjaja seks komersil sebagai ladang
pengeruk uang sejak tahun 1980.
Jongfajar Kelana |
Kabar
yang terdengar, bangunan-bangunan ini akan dibongkar pemerintah pada Rabu 8
Februari 2017 pagi, namun masih ada beberapa bangunan rumah yang masih berisik
suara dentuman musik dan orang berkaroke. Satu di antaranya bangunan rumah
nomor 5 D dan Wisma Mawar Indah nomor 8.
Waktu
itu, Tribun mencoba berkeliling di
kampung prostitusi ini sampai ke bagian belakang. Setiba di bagian paling
belakang, terdapat warung kopi yang ramai oleh wanita-wanita bersolek. Tidak
ada kendaraan alat berat yang akan dijadikan alat pembongkaran.
Kondisi
ini sangat berbeda dengan rencana Pemerintah Kota Balikpapan yang menyatakan
akan membongkar bangunan, telah menempatkan alat-alat berat sebelum di hari
kegiatan perataan bangunan prostitusi kilometer 17.
Semisal,
Asisten I Setdakot Balikpapan, Syaiful Bachri, mengatakan, Pemkot telah meminta
bantuan keamanan dari TNI dan Polri agar kegiatan penerbtiban berjalan lancar.
Tak kurang 975 personel gabungan dikerahkan.
Menurut
Syaiful, telah ada dua alat berat eksavator berada di lokasi termasuk personel
kemananan siaga sampai hari pembongkaran. Diperkirakan sekitar pukul 08.00 Wita
seluruh personel berkumpul di kantor Walikota melakukan apel dan selanjutnya
pukul 09.00 Wita berangkat ke lokasi Km 17.
Pengamatan
Tribun, di warung kopi bagian ujung
perkampungan terlihat lima wanita berpakaian minim seperti di antaranya ada
yang memakai hitam, biru tua, dan ada yang merah cerah.
Saat
melintas di depan warung ini, mereka para wanita berpakaian seksi ini menyapa
akrab. "Sini mas, mampir dahulu," ujar seorang di antara mereka.
Namun
Tribun tidak menggubrisnya, terus melangkahkan kaki menuju arah dataran tinggi.
Di tempat inilah kemudian Tribun mencoba sambangi rumah bordir Wisma
Mawar Indah nomor 8.
Bertemu
dengan seorang wanita berpakaian rok pendek mini dengan atasan baju tank top.
"Sini mas, main kesini," ujarnya yang menyapa Tribun.
Saat
ditanya terkait rencana pembongkaran lokaliasi Km 17, wanita ini mengungkapkan,
kegiatan prostitusi masih terjadi meski tidak seramai dua tahun lalu. Harga
pasaran sekali kencan dikenakan tarif Rp 250 ribu.
"Teman-teman
saya yang lain sudah banyak yang pergi. Pelanggan sudah sepi. Sudah banyak yang
takut. Soalnya dari pemerintah bilangnya mau ada razia rutin, mau digusur
tempat ini," tuturnya yang mengaku Vera.
Kesan
ini sangat berbeda dengan apa yang telah direkam dalam pemberitaan Tribun
sebelumnya, pada Rabu 1 Juni 2016, penutupan lokalisasi serentak di seluruh
wilayah Kaltim sudah dicanangkan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, yang
saat itu secara simbolik dilakukan di Lokalisasi Bayur, Kota Samarinda.[1]
( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Detik-detik
Menjelang Penertiban Bangunan Lokalisasi Km17; Mampir Mas…! Sekali Kencan Rp
250 Ribu,” terbit pada Rabu 8 Februari 2017 di halaman depan bersambung ke
halaman 11 rubrik Tribunline.
Komentar
Posting Komentar