TERKENDALA SUMBER DAYA DAN KETIDAKPASTIAN

DISKUSI PUBLIK MENGGAGAS BALIKAPAN LEBIH BAIK (1)
Terkendala Sumber Daya dan Ketidakpastian

Bertubi-tubi persoalan perkotaan masih mendera Balikpapan. Di tengah terbatasnya anggaran daerah akibat badai defisit keuangan, kota berciri heterogen ini dituntut tetap harus berdaya juang tinggi mengatasi problematika perkotaan seperti di antaranya degradasi moral, pengangguran, kesulitan pangan, kerusakan lingkungan, dan krisis energi.

Upaya melepas gurita derita ini, dibuatlah diskusi publik demi menerobos jalan keluar dari persoalan kota. Media massa Tribunkaltim bersama Lembaga Sosial Masyarkat Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) menggundang puluhan tokoh sentral Balikpapan.

Mereka diundang dalam diskusi publik yang mengambil tema "Menggagas Balikpapan Menjadi Lebih Baik." Pelaksanaan dilangsungkan di lantai dua kantor Tribunkaltim, Jalan Indrakila, Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Kota Balikpapan, pada Sabtu 3 Desember 2016

Saat memberikan sambutan, Pemimpin Redaksi Tribunkaltim, Abdul Haerah, mengungkapkan, acara diskusi dilangsungkan secar rutin. "Di hari mendatang digelar lagi diskusi dengan tema berbeda," katanya. 

Selain itu, tambahnya, kegiatan diskusi akan berkontribusi positif bagi kemajuan Balikpapan. "Saya berharap ada partisipasi peserta diskusi untuk memberikan masukan kepada pemangku kebijakan publik," katanya.

Pucuk pimpinan kepala daerah Balikpapan berhalangan hadir. Unsur pemerintah kota diwakilkan Fachruddin Harami Staf Ahli Wali Kota Balikpapan. Saat diberi kesempatan berbicara, diungkapkan oleh Fachruddin memang benar bahwa Balikpapan kini sedang dirundung kekurangan anggaran.

Katanya, perjalanan tahun anggaran APBD 2017 hanya berhasil di angka Rp 1,8 triliun. Total uang ini dianggap tidak sesuai harapan. Pada APBD Perubahan tahun 2016 menginginkan Rp 2,5 triliun. Kesimpulannya, kondisi keuangan saat ini Balikpapan mengalami penurunan sekitar Rp 700 miliar.

"Kita diperhadapkan dua masalah. Masalah pertama sumber daya yang terbatas dan masalah kedua adanya ketidakpastian. Barang siapa bisa mengatasi dua masalah ini akan mampu selesaikan persoalan, program pemerintah berjalan bagus," ujar mantan Kepala Dinas Tata Kota dan Perumahan ini 

Persoalan yang sekarang nyata dihadapi Balikpapan ialah banjir. Diakui pemerintah kota masih sukar hilangkan banjir dari Balikpapan. Belum lagi ancaman besar berupa bencana tanah longsor yang notabene geografis Balikpapan sebanyak 85 persen adalah perbukitan.

Namun untungnya daerah Balikpapan tidak separah seperti di Kota Samarinda, banjirnya yang dinilai sangat besar dan meluas. Banjir Samarinda sudah setiap hari menghiasi pemberitaan media massa. Durasi banjirnya pun lama dan berdampak menyakitkan.

 "Banjir kita (Balikpapan) hanya lewat saja. Tapi kalau kena barang elektronik kita sama saja kita kena banjir lama," katanya yang kala itu mengenanakan kemeja batik corak borneo.

Persoalan lain Balikpapan adanya pertumbuhan penduduk yang akan meledak besar. Pertumbuhan ini faktornya dari ketambahan pendatang. Setiap periode tertentu pertumbuhan penduduk hampir mencapai 4 persen lebih.

Jumlah pertumbuhan ini dianggap angka yang fantastis, berarti Balikpapan akan menampung 750 ribu penduduk. "Kita akan jadi kota metropolitan," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan ini.

Karena itu, jika tidak tertangani dengan baik pertumbuhan penduduk ini akan menjadi bencana, pengangguran yang besar memunculkan orang-orang kriminal. Upaya langkah yang tepat mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan mengimbanginya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia agar bisa produktif memberi kontribusi bagi pembangunan daerah.

Rencana pembukaan jalan tol Balikpapan-Samarinda pun jadi catatan Fachruddin. Analisisnya jalan tol ini beroperasi dampaknya akan bernasib seperti Kota Bandung, setiap akhir pekan atau liburan akan mengalami kepadatan kendaraan bermotor.

Balikpapan nanti akan penuh, padahal jalan dan parkiran terbatas. "Kita akan menghadapi masalah, semuanya akan menumpuk di Balikpapan. Kita kehabisan lahan," katanya.

Karena itu, tegasnya, perlu dibuat terobosan pembangunan jembatan dari Balikpapan-Penajam Paser Utara supaya ada pemerataan daerah yang tidak hanya terpusat di Kota Balikpapan.

Secara ruang, luas Balikpapan hanya 503 kilometer persegi. Total luas ini, 52 persennya merupakan kawasan lindung yang tidak boleh digunakan untuk pembangunan. 

Menurut Fachruddin, pembangunan infrastruktur jembatan akan membuka akses dua daerah, kota dan kabupaten, yang nantinya diharapkan pusat keramaian akan lebih meluas. "Mudah-mudahan bisa terwujud," tutur staf ahli yang membidangi Perhubungan dan Manajemen Perkotaan ini.[1] ( )



[1] Koran Tribunkaltim, “Diskusi Publik Menggagas Balikpapan Lebih Baik 1; Terkendala Sumber Daya dan Ketidakpastian,” terbit pada Minggu 4 Desember 2016 di halaman depan bersambung  ke halaman 11 rubrik Tribunline.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I