SETAHUN ANDALKAN CAHAYA LILIN

Ponpes Salafiyah Tahfizul Quran Ahlus Shuffah Gunung Binjai

Setahun Andalkan Cahaya Lilin

Energi listrik itu ibarat urat nadi kehidupan. Tiada listrik seakan hampa, tidak bisa bergerak leluasa. Pengalaman inilah yang pernah dialami Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Tahfizul Quran Ahlus Shuffah Gunung Binjai, Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, yang polos tiada sentuhan listrik.

Hal itu diceritakan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan, Zainuddin Musadad kepada Tribunkaltim di lokasi pelataran ponpes tersebut, Selasa 6 Desember 2016. "Kami belum bisa nikmati listrik. Sudah hampir mau setahun," ujarnya yang saat itu mengenakan busana gamis.

Selama ini, kata dia, para santri tahfiz quran hanya mengandalkan penerangan dari cahaya lilin. Aktivitas belajar mengajar lebih banyak dilakukan sejak subuh hingga matahari terbenam. "Hanya pakai lilin kalau malam tidak efektif buat baca dan belajar kitab," tutur Zainuddin.

Atau tidak, pernah pihaknya mengandalkan pembangkit listrik mesin genset bertenaga sedang, yang durasinya hanya setengah hari, dipakai hanya malam hari. Belum lagi mesin gensetnya sering mengalami kerusakan, kendala tidak bisa terpakai. "Mesin mati kami susah. Tunggu hidup mesin baru bisa pakai genset," katanya.

Santri Ponpes Salafiyah Tahfizul Quran Ahlus Shuffah Gunung Binjai, Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, membaca buku sejarah tokoh Islam saat peresmian pemancangan tiang listrik. (Jongfajar Kelana)

Menurutnya, penggunaan energi listrik dari mesin genset dianggap boros, sangat tidak efisen, apalagi harga solar sekarang ini dianggap tinggi tidak seperti zaman dahulu, masih bisa peroleh harga bahan bakar subsidi.

"Konsumsi solarnya kalau pakai mesin genset sehari rata-ratanya bisa 25 liter per hari kalau kita pakai selama 24 jam non stop. Menguras banyak uang. Sangat mahal," tuturnya.

Untungnya, tambah dia, pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) kini sedang berupaya membangun tiang jaringan listrik yang nantinya akan mengaliri listrik di Ponpes Salafiyah Tahfizul Quran Ahlus Shuffah. "Alhamdulillah, PLN merespon baik," katanya.

Kala itu disaat bersamaan, PT PLN Persero melakukan pemancangan tiang pembangunan jaringan listrik di Ponpes Salafiyah Tahfizul Quran Ahlus Shuffah, Kota Balikpapan, yang memiliki luas lahan 60 hektar ini.

Acara tersebut dilangsungkan sekitar pukul 13.30 Wita yang bertema "Komitmen PLN Untuk Menerangi Energi." Pemasangan tiang jaringan listrik itu dilakukan di lokasi gedung ponpes itu atau sekitar 3,4 kilometer dari gedung ponpes utama Hidayatullah, Gunung Tembak.

Seremonial itu diresmikan General Manager PLN wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Tohari Hadiat, yang menjelaskan, tujuan pengadaan jaringan listrik ini tidak sekedar memenuhi kebutuhan listrik.

Tetapi kata dia, untuk kepentingan pokok penghuni ponpes upaya untuk memperlancar pengkaderan generasi Islami. "Saat saya dengar ada kebutuhan listrik langsung saya segerakan untuk dipenuhi," ujar Tohari.

Tiang itu dibangun sebanyak 77 buah dengan jangkauan jarak sejauh 3,4 kilometer dan 50 Kva yang secara keseluruhan menelan dana sekitar Rp 1,4 miliar. "Kami targetkan awal tahun rampung. Santri bisa gunakan listrik dengan baik," katanya.[1] ( )



[1] Koran Tribunkaltim, Ponpes Salafiyah Tahfizul Quran Ahlus Shuffah Gunung Binjai Bakal Terang; Setahun Andalkan Cahaya Lilin,” terbit pada Rabu 7 Desember 2016 di halaman 9 rubrik Tribun Balikpapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN