JUNGKIR BALIK
Jungkir Balik
Pagi itu, bibir pesisir Kampung Atas Air
Balikpapan belepotan manusia berusia
tua hingga muda, pria dan wanita. Mereka berkumpul dengan gaya pakaian yang
seragam kaos dan topi serba putih dan biru. Orang-orangnya hampir serupa namun
tak sama.
Keberadaan mereka sejak fajar muncul setinggi
sejajar dahi orang dewasa, Sabtu 10 Desember 2016. Sebagai pelengkap gempita
acara, menggema suara kaset lantunan musik asyik khas Dayak yang tanpa
dilengkapi olah vokal. Cita rasa musik nusantara ini didendangkan sebelum acara
resmi diluncurkan.
Kegiatan ini tidak ada kaitannya dengan
partai politik sebab Kalimantan Timur belum masuk musim pemilihan kepala
daerah, juga bukan dalam rangka kegembiraan hari jadi organisasi masyarakat
tertentu.
Agenda ini bersangkut paut pada kegiatan
sosial Pertamina Persero dengan menggandeng mesra surat kabar nasional, Kompas. Ini dalam rangka perayaan hari ulang tahun Pertamina yang ke-59.
Keramaian ini mengangkat tema, “Memberdayakan Masyarakat Pesisir dan Bersih Pantai.” Yang intinya mengusung kesejahteraan nelayan dan upaya melestarikan kawasan bahari Indonesia.
Keramaian ini mengangkat tema, “Memberdayakan Masyarakat Pesisir dan Bersih Pantai.” Yang intinya mengusung kesejahteraan nelayan dan upaya melestarikan kawasan bahari Indonesia.
Tempat yang jadi jodoh hajatan ini adalah RT
30 Kampung Atas Air, Kelurahan Margasari, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota
Balikpapan, yang geografisnya berpapasan langsung dengan areal mangrove dan
kilang minyak Pertamina.
Kondisi lingkungan Kampung Atas Air Kelurahan Margasari Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur pada Sabtu 10 Desember 2016 pagi. (Jongfajar Kelana) |
Saya hadir dalam kesempatan ini, hanya turut
menyaksikan, tidak kapasitasnya ingin berkontribusi menanam pohon bakau,
apalagi ikut turun tanah bersihkan sampah plastik yang banyak berserakan di
areal mangrove.
Sebenarnya mau saja teribat masuk dalam
gelanggang ini tetapi mereka yang ikut turun bersih pantai dan tanam bakau
dipastikan ikut persyaratan terlebih dahulu terdaftar dalam kepanitiaan dan
terutama itu warga setempat.
Sangat bagus diorbitkan kegiatan sosial
seperti ini. Sejak saya menyentuh kawasan Kampung Atas Air untuk pertama
kalinya, memang ironi.
Saya masih bisa melihat tanah mangrove dihiasi sampah-sampah plastik. Ini mengurangi keindahan dan menghilangkan kenyamanan.
Saya masih bisa melihat tanah mangrove dihiasi sampah-sampah plastik. Ini mengurangi keindahan dan menghilangkan kenyamanan.
Rasanya seperti jungkir balik. Areal mangrove
yang semestinya dijaga kelestariannya, dinodai sampah rumah tangga.
Kajian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, mangrove itu sebagai pencegah abrasi dan memberi kekayaan biota air yang bisa menguntungkan masyarakat pesisir itu sendiri.
Kajian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, mangrove itu sebagai pencegah abrasi dan memberi kekayaan biota air yang bisa menguntungkan masyarakat pesisir itu sendiri.
Pernah pada tempo silam, tepatnya Kamis 22
Oktober 2015, saya bersama Kesbangpol Kabupaten Bulungan pernah singgah di
Kampung Antal, Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kalimantan
Utara. Misi kala itu operasi kemanan kelautan.
Warga Kampung Antal tinggal menetap di
kawasan mangrove. Orang setempat sangat ketat mematuhi etika kelestarian hutan
mangrove. Belum terkontaminasi cemaran limbah sampah.[1]
Alamnya masih bersih alami, indah menawan.
Biota air masih sangat mudah ditemukan seperti ikan, kepiting bertelur, hingga
cacing buat umpan memancing.
Bagi warga Antal, hutan bakau itu ibarat paru-paru kehidupan mereka, yang harus dijaga baik. Hutan bakau direngut, mereka akan mendapat bala bencana.
Bagi warga Antal, hutan bakau itu ibarat paru-paru kehidupan mereka, yang harus dijaga baik. Hutan bakau direngut, mereka akan mendapat bala bencana.
Ya, itu sekedar cerita pengalaman saya saja.
Sebenarnya tidak bermaksud membanding-bandingkan Kampung Antal Bulungan yang
terpencil dari kehidupan ibukota Kalimantan Utara dengan yang Kampung Atas Air
Balikpapan yang berdekatan dengan pusat keramaian kota.
Pada babak lain, saat ada selingan pentas
seni acara Kampung Atas Air itu, ada seorang bocah Sekolah Dasar membacakan
puisi yang bertemakan jaga lingkungan laut dan biasakan untuk makan ikan.
Kondisi
area mangrove Kampung Atas Air Kelurahan Margasari Kecamatan Balikpapan Barat Kota
Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur pada Sabtu 10 Desember 2016 pagi.
(Jongfajar Kelana) |
Termasuk pembawa acaranya yang ganteng dan cantik juga ikut
kampanyekan gemar makan ikan kepada seluruh tamu hadirin.
“Makan ikan memberi keuntungan bagi nelayan kita. Bisa juga membawa manfaat bagi yang memakan. Badan bisa sehat bugar serta otak akan cerdas.”
“Makan ikan memberi keuntungan bagi nelayan kita. Bisa juga membawa manfaat bagi yang memakan. Badan bisa sehat bugar serta otak akan cerdas.”
Namun sekali lagi, saya seakan mengalami
jungkir balik ketika menerima kotak makan acara Pertamina ini, yang ternyata
isinya suguhkan lauk ayam bakar.
Katanya kita disuruh gemar makan ikan, tetapi kenyataan panitia penyelengara sendiri bertolak belakang dengan asa pembaca puisi tadi.
Katanya kita disuruh gemar makan ikan, tetapi kenyataan panitia penyelengara sendiri bertolak belakang dengan asa pembaca puisi tadi.
Untung saja, rasa sakit jungkir baliknya saya
bisa terobati oleh kelezatan nasi kotak bungkus merah berlauk ayam bakar.
Ukuran ayam bakarnya super besar, berbeda dengan menu makanan nasi kotak
lainnya.
Rasanya nasi kotak ini sedap nikmat, lahap
untuk menyantap. Syukur alhamdulillah, nasi
kotaknya bisa membuahkan rasa kenyang. Saya bisa lupa segala rupa pesan bijak
gemar memakan ikan. Salam sejahterah.
Jungkir balik itu sesuatu yang menyakitkan.
Harapan yang dinginkan berbalik arah tidak seusai harapan. Inilah pengalaman
yang pernah juga dialami tim nasional sepak bola Vietnam yang meremehkan tim
nasional sepak bola Indonesia di piala Asia Tenggara.
Vietnam kala itu merasa tim yang kuat, punya
strategi dan permainan yang cantik, akan mampu memenangi pertandingan.
Sebelum bertanding, beberapa pengamat sepak bola menyatakan Vietnam akan pukul telak timnas Indonesia.
Sebelum bertanding, beberapa pengamat sepak bola menyatakan Vietnam akan pukul telak timnas Indonesia.
Memang terbukti, ketika bertanding melawan
Indonesia, sepanjang pertarungan tim Vietnam menguasai pertandingan. Indonesia
dihajar habis-habisan sampai tujuh hari tujuh malam, Rabu 7 Desember 2016 malam.
Namun sayang, kemenangan itu tidak mampu
diraihnya. Vietnam merasa terjungkir balik. Harapan sebagai juara sirna, tak
kuasa melawan pertarungan kuat anak-anak Garuda. Bravo sepak bola Indonesia !. ( )
[1] Kampung Antal Desa Salimbatu Kalimantan Utara; Mengarungi Sungai dan
Lautan http://budisusilo85.blogspot.co.id/2015/10/kampung-antal-desa-salimbatu-kalimantan.html
Komentar
Posting Komentar