MUSIKUS POLTEKBA PUNYA GAYA
Musik
Segalanya Bagi Kaula Muda
Bagi
mereka yang merasa masih berjiwa muda, rasanya kurang mantap jika tidak
bergabung dalam sebuah komunitas hobi atau pergerakan sosial. Seperti halnya di
Kota Balikpapan ada komunitas tingkat kampus Politeknik Kota Balikpapan
(Poltekba) yang khusus membidangi seni musik, yakni Musikus Poltekba.
KEHADIRAN
komunitas musik dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Musikus Poltekba ibarat kapal
pesiar berlayar yang mengantarkan para penumpangnya demi menggapai tujuan
dengan selamat dan asyik.
Wadah
Musikus Poltekba dilahirkan pada dua tahun lalu memberi kemanfaatan para
generasi muda yang gandrung akan musik. Komunitas ini muncul diharapkan sebagai
jembatan anak-anak muda mengekspresikan cita rasa musiknya, meraih tujuan untuk
membumikan seni musik Bumi Etam, Kalimantan Timur.
Satu
di antara pendiri komunitas Musikus Poltekba, Ari Permana, mengatakan,
pendirian komunitas Musikus Poltekba berawal dirinya sedang bermain musik di
berbagai tempat. Tidak sengaja, pihak rektorat kampusnya melihat dirinya sedang
bermain musik. Kemudian beberapa hari kemudian Ari dipanggil kemudian diusulkan
agar ada kegiatan mahasiswa musik.
Personel Musikus Poltekba saat manggung di akustik kompetisi (Tribunkaltim) |
"Saya cari teman-teman yang lain, sama-sama untuk mendirikan. Sudah dapat dukungan dari direktur Poltekba. Kenapa tidak kami sambut baik imbauan direktur, bisa bebas menghidupkan musik di kampus," ujarnya.
Awal
pertama berdiri, baru ada enam orang. Didirikan pada 13 November 2013. Kesemua pendirinya berangkat dari
kecintaanya terhadap musik. Hobi musik sudah mendarah daging. Kata Ari, memang
masih sulit bergerak, sebab pertama kali berdiri belum ada studio musik
pendukung. Saat itu masing-masing anggota membawa alat musiknya sendiri untuk
berlatih bersama.
"Pembantukan
awal kami lebih banyak fokus diskusikan eksistensi Musikus. Sambil mengajak
lagi yang lain, yang mau sama-sama berkecimpung komunitas Musikus,"
tuturnya.
Capaian
yang diharapkan, berjalan dua tahun kemudian, Musikus Poltekba mampu menggelar
hajatan musik paling besar, menyelenggarakan lomba musik akustik untuk seluruh
pelajar dan mahasiswa yang ada di Kota Balikpapan. Ada 14 grup band yang ikut
dalam event ini. "Tahun sebelumnya paling kami gelar hanya acara kecil
saja. Tidak besar," ujarnya.
Musik
Sejak Zaman Purbakala
Musik
itu bersifat universial. Tidak memandang umur, jenis kelamin, dan status sosial
tertentu, musik disukai siapa saja. Musik kadang sebagai cerminan jiwa, masuk
dalam relung-relung kehidupan seharian.
Kenapa
bisa demikian berpengaruhnya? Mengacu pada definisi Kamus Besar Bahasa
Indonesia, musik adalah Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan
dari alat‑alat yang dapat menghasilkan irama.
Pasukan Musikus Poltekba pada Sabtu 15 Oktober 2016 (Photo by Tribunkaltim) |
Semua orang akan sepakat, irama dalam musik itu suara yang tertata. Bagi mereka yang suka musiknya akan menikmati, sampai menggoyangkan badannya atau mulutnya keluarkan suara mengikuti lantunan irama musik.
Keberadaan
musik dalam kehidupan manusia sudah ada sejak lama. Wikipedia,
mengungkapkan, musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapiens yakni
sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu.
Tidak
ada yang tahu kapan manusia mula mengenal seni dan musik. Dari penemuan
arkeologi pada lokasi‑lokasi seperti pada benua Afrika, sekitar 180.000 tahun
hingga 100.000 tahun lalu telah ada perubahan evolusi pada otak manusia.
Otak
yang lebih pintar dari hewan, manusia merancang pemburuan yang lebih terarah
sehingga bisa memburu hewan yang besar. Berkat kemampuan otak seperti ini,
manusia bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan menggunakan imajinasi
dan spiritual.
Bahasa
untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara manusia. Dari bahasa dan ucapan
sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama‑nama hewan, perlahan‑lahan
beberapa kosa kata muncul untuk menamakan benda dan memberikan nama panggilan
untuk seseorang.
Pola
hidup yang berpindah‑pindah, manusia purba mungkin mendapat inspirasi mengambil
tulang kaki kering hewan buruan yang menjadi makanannya dan kemudian meniupnya
dan mengeluarkan bunyi.
Ada
juga yang mendapat inspirasi ketika memperhatikan alam dengan meniup rongga
kayu atau bambu yang mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi
suling purba.
Manusia
menyatakan perasaan takut dan gembira dengan menggunakan suara‑suara. Bermain‑main
dengan suara menciptakan lagu, hymne, atau syair nyanyian kecil yang
diinspirasikan oleh kicauan burung.
Bahan-bahan
alam seperti kayu dan batuan keras dipukul menghasilkan bunyi dan irama yang
mengasyikkan. Lalu secara tidak sengaja manusia mengetuk batang pohon yang
berongga di dalamnya memakai batang kayu mengeluarkan bunyi keras. Kulit
binatang yang digunakan sebagai pakaian diletakkan sebagai penutup rongga kayu
yang besar maka terciptalah gendang.
Berusaha
Munculkan Bibit Baru
Sebanyak
14 grup musik akustik bersaing dalam perlombaan akustik Musikus Poltekba.
Setiap band bisa terdiri dari tiga sampai lima personel. Ketika ditemui, Ketua
Even Poltekba Akustik Kompetisi, Ageng Setiabudi, menjelaskan, para peserta
berasal dari para pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di Kota
Balikpapan, juga perguruan tinggi.
"Event
tahun ini yang terbesar. Sebelumnya kami selenggarakan tidak sebesar ini,"
ungkap pria kelahiran Balikpapan ini. Dari beberapa penampilan peserta lomba
ada yang menonjolkan musik daerah dengan kemasan musik pop akustik.
Seperti
halnya grup band asal Sekolah Menengah Atas 9 Negeri Balikpapan Kilometer 16
membawakan lagu etnik khas Paser yang berjudul "Sungai Kan Dilo."
Musik lokal khas daerah dibawakan secara apik. Meski berisi nilai-nilai
tradisi, dikemas musik modern akustik terdengar sangat ciamik.
Ageng Setiabudi sang gitaris dari komunitas Musikus Poltekba (Tribunkaltim) |
Acara
berlangsung semakin menarik, di penghujung senja merupakan momen untuk mengumumkan
para pemenang event Akustik Kompetisi Poltekba 2016. Setelah melalui musyawarah
tingkat para dewan juri, diputuskan yang menjadi juara ialah dari grup band
Sekolah Menengah Pertama 6 Negeri.
Ageng
mengungkapkan, melalui acara seperti ini diharapkan akan muncul bibit-bibit
baru di belantika musik Kota Balikpapan. Wadah musik mesti sering disediakan
supaya generasi muda yang gandrung musik memiliki saluran seni hingga bisa
berprestasi di tingkat provinsi , nasional, bahkan kalau bisa masuk ke kancah internasional.
"Ke
depan kami akan gelar lebih meriah dan besar. Kami berusaha untuk setiap tahun
selenggarakan event musik ini buat kaula muda, para pelajar yang memiliki cita
rasa seni musik, demi menumbuhkan pemusik hebat dari Balikpapan," tegas
Ageng, yang lahir di Kota Balikpapan ini. Anda berminat ingin bermusik asyik? Gabung
saja, di Musikus Poltekba.[1]
( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Komunias Musikus
Poltekba; Musik Segalanya Bagi Kaula Muda,” terbit pada Jumat 21 Oktober 2016,
di halaman 35, rubrik Komunitas.
Komentar
Posting Komentar