KEADILAN BAGI ANGKUTAN UMUM

Keadilan Bagi Angkutan Umum

 
Memakai kendaraan bermotor, terutama mobil, dengan menggunakan bahan bakar gas di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur itu sesuatu yang spesial. Selama ini, penggunaan mobil berbahan bakar gas di daerah berjulukan kota minyak bukanlah hal yang umum.

INFORMASI yang tersiar oleh Pertamina, kemungkinan November tahun 2016, mobil-mobil yang beredar di Kota Balikpapan bisa menikmati suguhan bahan bakar gas. Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) sudah terbangun, bahkan belum beroperasi saja telah diresmikan secara langsung oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, yang kala itu dijabat Sudirman Said.

Sebagai langkah permulaan, akses penggunaan SPBG nantinya akan dicoba oleh kendaraan-kendaraan dinas Pemerintah Kota Balikpapan. Saking seriusnya, ratusan mobil yang selama ini memakai bensin, disulap menjadi dua fungsi, bisa bensin dan gas.

Dana pemasangannya dibiayai oleh pemerintah pusat, per mobil memasang konverter gasnya menelan dana Rp 24 juta. Ini bisa dibilang harga yang lumayan murah. Di bengkel lokal daerah Manggar Balikpapan mesti mengocek uang saku sampai Rp 25 juta untuk memasang konverter gas.

Sebaiknya perlakuan itu tidak hanya untuk mobil-mobil dinas saja tetapi juga mesti merangkul juga ke kendaraan transportasi umum yang beredar di Kota Balikpapan, seperti angkot, taxi, dan bus. Supaya adil !

Transportasi umum yang beredar di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur Sabtu 6 Agustus 2016 siang. Semua kendaraan ini sebenarnya bisa menjadi terobosan mengatasi kemacetan lalu-lintas dengan syarat jenis angkutan ini hemat, aman nyaman, dan warga mengandalkannya sebagai transportasi utama. (Jongfajar Kelana)
  
Sebab model angkutan ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Harapan terbesar mengubah model ke bahan bakar gas pada angkutan umum, nantinya masyarakat tidak terbebani biaya angkutan yang mahal, yang selalu menjadi alasan setiap bensin naik maka tarif ikut meroket.

Contoh yang sudah ada seperti seperti di Kota Jakarta, dengan kendaraan Bajaj. Berdasarkan pengakuan sopir Bajaj, memakai bahan bakar gas itu sangat hemat, tidak menguras banyak uang.

Senadainya para penggiat transportasi umum diberi bantuan pemerintah berupa pemasangan konverter gas secara gratis, pasti program penggunaan gas akan berhasil secara merata, udara perkotaan Balikpapan pun tetap bisa bersih.

Lagi pula jika angkutan umum itu bertarif murah meriah,pastinya warga akan mengandalkan kendaraan umum sebagai alat angkut sehari-harinya, tidak perlu lagi membawa mobil pribadi yang membuat kepadatan arus lalu-lintas perkotaan.

Orang kota itu sudah bosan menghadapi kemacetan lalu-lintas. Kalau setiap hari macet, membuat pikiran kita jadi penat dan boros bahan bakar. Mengubah kota menjadi tempat huni yang aman dan nyaman merupakan idaman setiap orang. Ada kemauan kuat kita pasti bisa.  

Tunggu Izin Pemasok Gas
Nasib keberadaan tiga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Kota Balikpapan akhirnya akan menuju titik terang. Fasilitas stasiun ini akan bisa digunakan oleh masyarakat umum pengguna bahan bakar gas pada akhir tahun ini.

Demikian diungkapkan, Manager Compressed Natural Gas dan City Gas PT Pertamina, Ryrien Marisa, kepada Tribun melalui pesan WhatsUp pribadinya, pada Jumat 7 Oktober 2016.

Dia menjelaskan, proses penyempurnaan infrastruktur SPBG terus dirampungkan supaya bisa digunakan secara maksimal tidak ada titik lemahnya. "Insya Allah bulan November ini sudah bisa digunakan," ungkapnya.

Selama ini, tuturnya, SBPG yang ada di Kota Balikpapan sedang dalam tahap menuju proses commisioning, yakni melakukan pengujian operasional pekerjaan secara nyata maupun secara simulasi untuk memastikan pekerjaan tersebut telah dilaksanakan.

Serta telah dianggap memenuhi semua peraturan yang berlaku, regulasi yang sah, kode dan standar yang telah ditetapkan antara pelaksana kerja dan klien. Ditargetkan commisioning akan berlangsung pada akhir bulan Oktober.

Menurut Ryrien, pelaksanaan commisioning pada akhir bulan ini disebabkan masih ada kendala teknis dalam berbagai kelengkapan peralatannya. "Kami juga lagi menunggu izin dari pihak Chevron yang sebagai penyedia pemasok gasnya," katanya.

Dia menambahkan, proses melakukan commisioning ini nantinya akan menentukan layak atau tidaknya SPBG melayani penyediaan gas ke masyarakat luas, terutama mereka para pengguna kendaraan bermotor berbahan bakar gas.

"Setelah commisioning baru bisa dinyatakan siap atau tidak. Kita semuanya berharap bisa dilangsungkan supaya tidak mengulur waktu lagi," tuturnya.
  
Pengamatan Tribun, keberadaan terminal SPBG di Kota Balikpapan sudah berdiri kokoh. Sejauh pantauan Tribun, jumlahnya ada tiga SPBG, yang kesemuanya dalam keadaan baik bersih terjaga.

Fasilitas SPBG terdiri dari SPBG Mother Station Rapak Balikpapan yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Rapak Balikpapan, SPBG Daughter Station Balikpapan di Jl. Iswahyudi, Balikpapan, dan SPBG Daughter Station Balikpapan di Jl. Pattimura, Balikpapan.

SPBG Mother Station Rapak Balikpapan berkapasitas 1 mmscfd dengan sumber gas dari Chevron Indonesia Company, sedangkan dua SPBG Daughter Station masing‑masing berkapasitas 0,5 mmscfd yang bersumber dari Mother Station Rapak Balikpapan.

Keberadaan SPBG tersebut ditujukan dalam kesuksesan pengembangan infrastruktur gas sesuai target pemerintah untuk mengombinasikan gas bumi sebesar 22 persen pada 2025 nanti. Khusus anggaran yang terserap untuk pembangunan tiga SPBG di Balikpapan sekitar Rp103,5 miliar.[1] ( )


[1] Koran Tribunkaltim, “Tunggu Izin Pemasok Gas,” terbit pada Sabtu 8 Oktober 2016 di rubrik Tribun Line halaman 11

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I