MENGINJAK LAGI KOTA TARAKAN

Diiringi Guyuran Hujan
 
Hujan rintik jatuh di sepanjang Jalan Sabanar Lama perkotaan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Jumat 11 Maret 2016 pagi. Sebagian tubuh sempat basah meski tak kuyup berat, lalu menepi menunggu hujan berhenti.

TIDAK lama kemudian, lanjutkan perjalanan ke pelabuhan perahu motor Kayan II, Tanjung Selor. Setiba di pelabuhan, langsung mengarah ke loket tiket yang jumlahnya empat. Di loket memesan perahu motor jurusan ke Kota Tarakan. Peroleh perahu yang jam berangkat 10.34 Wita dengan tarif Rp 120 ribu.

Asyiknya, hari itu penumpang perahu ramai. Di dalam perahu sebangku dengan pria tua dari Desa Long Beluah, Kabupaten Bulungan yang dari desanya ke pelabuhan Kayan II Tanjung Selor mesti naik perahu motor terlebih dahulu bertarif Rp 100 ribu.

Bapak ini kelahiran Tana Toraja Sulawesi Selatan, sudah berpuluh tahun yang lalu merantau ke Kalimantan Utara. Pergi ke Kota Tarakan menghadiri acara pernikahan saudara sepupunya. Dia mengaku sudah sering datang berkunjung di Kota Tarakan meski dirinya menetap lama di Desa Long Beluah, atau dikenal juga Desa Bayangkara.

Tarakan Jongfajar Kelana
Pelabuhan perahu motor Tengkayu I Kota Tarakan pada Jumat 11 Maret 2016 siang. Perahu motor itu adalah alat transportasi yang saya gunakan dalam perjalanan dari Tanjung Selor menuju Kota Tarakan. (Photo by Budi Susilo)

Ketika saya tiba di pelabuhan Tengkayu I, Kota Tarakan, pada pukul 11.54 Wita ramai tidak pernah sepi. Banyak orang-orang yang ingin pergi dan tiba di Tarakan menggunakan transportasi air. Tempat ini menjadi titik temu semua armada transportasi serta sebagai wilayah pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sungai Sesayap, dan Malinau.

Dari pelabuhan saya berjalan kaki menuju sebuah masjid yang ada di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Sebengkok, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan. Butuh waktu sekitar 25 menit tiba di rumah Allah ini. Maklum hari itu adalah hari jumat, diselenggarakannya ibadah sholat jumat.

Tiba di masjid langsung ambil air wudhu, membasuh menghilangkan lelah setelah berjalan kaki berpuluh langkah. Air masjid sejuk, segar, rasa beban hilang seketika. Kutbah jumal kala itu bertema peningkatan Iman dan Takwa kepada Allah. Manusia jangan takabur, tetap bersyukur.

Usai sholat, secara kebetulan di sebelah masjid ada sebuah warung nasi milik Sri Utami yang diberi nama warung Barokah. Saya mampir untuk jajan makanan di warung ini. 

Kota Tarakan Jongfajar
Suasana Jalan Gajah Mada yang lengang dan lancar. Daerah ini berdekatan dengan Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan dan lokasi ini ada di Kelurahan Karang Rejo Kecamatan Tarakan Barat Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara pada Jumat 11 Maret 2016 siang. (Photo by budi susilo) 
  
Saya membeli makan lauk-pauk nasi dua telur dan sayur kacang panjang. Minumannya teh manis hangat. Nikmatnya, menu sederhana bisa melepas rasa lapar saya. Harganya memang terjangkau dan bisa puas kenyang.

Makan siang selesai, saya menuju ke tempat wisata Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan Kota Tarakan. Untuk mencapai di tempat ini saya naik mobil angkutan umum plat kuning.

Tarif yang dikenakan hanya Rp 5 ribu. Soalnya lokasinya tidak jauh. Berjalan-jalan di tempat ini sungguh menakjubkan, alamnya indah lestari. Wisata jalan kaki di lokasi ini lumayan menghibur, banyak pemandangan yang menyegarkan bola mata. Bisa membakar kalori, badan sehat, bisa hirup udara sehat dan bersih. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I