BOCAH-BOCAH KALTARA PENGHAFAL AL QURAN

Tidak Menonton Televisi Sama Sekali

Setiap umat muslim pasti pernah menghafal surat Al Quran, baik itu hanya beberapa ayat, maupun keseluruhan mushaf Al Quran. Di perkotaan Tanjung Selor ada beberapa anak berminat menghafal Al Quran dengan beragam cara supaya bisa menghafal keseluruhan isi kitab Al Quran.

SIANG itu, berjejer bocah lelaki di kursi-kursi terdepan tenda ruang tunggu peserta Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Kecamatan Tanjung Selor di Masjid Al Kaff Kampung Arab Kelurahan Tanjung Selor Hulu, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, Minggu 17 Januari 2016.   
Sambil menggenggam sebuah buku Al Quran yang bersampul merah tua, Shidiq duduk bersantai di plastik. Mulutnya terlihat komat-kamit, tanpa mengeluarkan bunyi berisik.

Saat didekati Tribun, bocah kelahiran Surabaya ini mengungkapkan bila dirinya sedang menghafal ayat-ayat Quran, bersiap diri untuk berunjuk gigi di ajang yang baru pertama kalinya diikuti. “Saya ikut lomba kategori hafalan Quran. Yang 30 juz,” ujarnya.

Tidak lama kemudian, Shidiq dipanggil maju naik ke atas panggung. Sepertinya, dalam perjalanan lomba, Shidiq lumayan mampu menguasai soal-soal yang dilontarkan para penguji.

Jongfajar Kelana

“Saya ikut pesantren menghafal Quran di Hasbul Arifin. Saya masuk ke pesantren kemuan sendiri. Saya suka ilmu-ilmu Al Quran. Enak untuk dipelajari dan dihafal,” ujarnya usai tampil di panggung.

Dia mengaku, selama ikut pondok pesantren enam bulan yang lalu, sudah bisa menghafal seluruh surat Al Baqaroh, Al Imron dan ayat-ayat Juz Amma. Setiap harinya, yang dihafal, minimal satu halaman dengan cara tidak sama sekali menonton televisi. 

“Menghafal ayatnya dari pagi sampai sore. Lalu sehabis maghrib, hafalan saya disetor ke guru saya,” kata pria bernama lengkap Shidiq Tri Putra ini, yang lahir pada 19 januari 2005.

Kisah lainnya, Muhammad Hisyam, 10 tahun, pun berselera mengambil ilmu menghafal Quran di pesantren yang sama dengan Shidiq. “Saya kalau menghafal cari tempat yang sepi, di dalam masjid,” kata warga transmigran Desa Tanjung Buka ini.

Metodenya sama, setiap hari menghafal satu halaman bolak-balik. Tempat yang sunyi sepi adalah lokasi yang sangat baik untuk menghafal Al Quran, hafalan bisa cepat dan tak mudah lupa. “Habis menghafal saya langsung pergi ke teman untuk minta disimak, apakah hafalan saya sudah benar atau belum,” ungkap, Hisyam yang punya hobi seni Kaligrafi ini.

Alasan meminta koreksi kepada temannya agar saat berjumpa dengan guru tidak salah secara fatal. Sekarang, Hisyam sudah hafal seluruh ayat di juz amma. “yang surat Al Baqarah tinggal satu juz lagi yang belum hafal,” tutur pria kelahiran Sumenep ini.

Senada dengan Muhammad Fahd Sukama, 12 tahun, setiap harinya diisi dengan agenda menghafal Al Quran. Hari libur yakni Jumat, Sabtu, dan Minggu digunakan untuk penyegaran, menghafal ayat-ayat yang sebelumnya sudah dihafal supaya tidak lupa lagi.

“Kalau lagi liburan dari pagi sampai siang mengulang hafalan. Sore harinya main sepak bola sama teman-teman. Baru malamnya mengulangi hafalan, sampai lancar,” ujar pria yang kini masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama Islam Plus Yardana ini.[1] ( )   

KLASEMEN MTQ TANJUNG SELOR 2016
Juara 1 Tanjung Selor Hilir      total 49
Juara 2 Tanjung Selor Timur   total 23
Juara 3 Desa Apung                total 14
Juara 4 Desa Jelarai                total 14


[1] Koran Tribunkaltim, “Bocah-bocah Penghafal Al Quran: Tidak Menonton Televisi Sama Sekali,” terbit pada Senin 18 Januari 2016, di halaman 17 bersambung ke halaman 23, rubrik Tribunkaltara, di tulisan kaki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MERIAM JEPANG HASANUDDIN BALIKPAPAN