MENGENALKAN BULUNGAN MELALUI SENI TARI

Mengenalkan Bulungan Melalui Seni Tari

“Melestarian budaya leluhur. Merawat budaya Bulungan, jangan sampai tenggelam di makan zaman modern.” Inilah olahan kata-kata yang dimiliki seniman tari adat Bulungan, Ayu Prameswari saat membuka perbincangan dengan Tribunkaltim pada Jumat (20/3/2015) pagi.

Umur dia masih muda, baru menginjak usia 27 tahun, tetapi semangatnya berseni tari layaknya seorang tokoh seniman senior. Ini dibuktikan olehnya, bersama teman-teman sanggar tarinya bernama Setara Bulungan Grup yang sudah sering berunjuk gigi di panggung-panggung publik.

Belakangan, mereka mengisi tari di perayaan malam Cap Go Meh Tanjung Selor. Lalu belum lama ini, juga berpentas tari di Keraton Kesultanan Bulungan, di Jakarta, Yogyakarta hingga di Expo World Tiongkok.  

Sebagai koordinator grup tari, Ayu tidak pernah lupa pesan ibu kandungnya, yang dikenal juga sebagai seniman tari Bulungan. “Cintai adat budaya mu dan hidupkan terus supaya bisa dinikmati khalayak luas,” tuturnya mengulang pesan ibunya.

Seniman tari adat khas Bulungan yang tergabung dalam sanggar Setara Grup

Sanggar Setara Bulungan lahir pada 1977. Telah menciptakan beragam tarian khas Bulungan. Di antaranya, tari Jugit Demaring dan yang terbaru ini adalah gaya tari Rampak Serembangun, sebuah tarian yang menggambarkan cerita pengobatan tradisional alam gaib dalam budaya Bulungan.

Semua karya tari yang ditelurkan sanggar Setara Bulungan terinspirasi dari budaya yang hidup dan berkembang dalam suku Bulungan. Tidak ada satu pun tarian yang terlepas dari budaya Bulungan. “Tarian kami menyatu dengan budaya. Menonjolkan adat Bulungan,” tegas Ayu.

Dia berharap, tarian Bulungan terus membumi dan digemari kaula muda serta tidak boleh menjadi ‘tamu’ di negaranya sendiri. Tarian Bulungan harus jadi kebanggan masyarakat Indoensia, khususnya Kalimantan Utara.

“Sekarang anggota penari yang ada di sanggar kami berjumlah 20 orang lebih. Semuanya anak-anak muda karena anak muda generasi penerus pelestari tarian kami,” kata Ayu.

Ibunya yang bernama Sensuswati Datu’ Perdana (45), kini sebagai penasehat gaya sanggar, guru tari yang paling handal dan berpengalaman, mengingat kala muda dahulu, dikenal sebagai penari Keraton Kesultanan Bulungan. 

Mungkin, orang tidak tahu apa itu adat Bulungan. Orang belum tahu banyak siapa itu suku Bulungan. Tetapi nantinya, lewat seni tari maka orang-orang tentu akan mengenal apa itu suku dan adat Bulungan, yang ternyata memiliki sejarah hidup lama di bumi nusantara.  

“Sanggar kami sangat terbuka, siapa saja boleh bergabung. Kami ingin seni tari Bulungan tetap terjaga. Kami mewarisi tari-tarian Bulungan,” ujar perempuan lulusan sarjana teknik planologi di Yogyakarta ini.

Sumber: Koran Tribunkaltim terbit Sabtu 21 Maret 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MERIAM JEPANG HASANUDDIN BALIKPAPAN