RSUD SOEMARNO SOSROATMODJO | TANJUNG SELOR | KALIMANTAN UTARA
Demi Masa Ke Masa Terus Berbenah
Bertelanjang kaki, Jospeh (36) keluar dari sebuah kamar
Inap ruang Anyelir, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soemarno Sosroatmodjo (SS),
Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Dia keluar kamar Inap karena ingin menuju ke
komplek kamar mandi umum. “Bapak saya lagi ada di dalam kamar mandi. Saya mau
kawal bapak, yang mau keluar dari kamar mandi,” ungkapnya, saat persis berada
di pintu masuk komplek kamar mandi, pada Kamis 29 Januari 2015.
Sekarang ini, kata dia, kamar mandi sudah
bisa difungsikan. Sebelumnya kamar mandi tidak memadai, pintunya rusak, bau
tidak sedap, dan minim cahaya. “Saya sudah sepuluh hari disini. Baru kemarin
WC-nya sudah bagus, di benahi,” ujarnya.
Itulah kesan yang disampaikan oleh Joseph,
penjenguk RSUD Soemarno Sosroatmodjo, yang ayah kandungnya sedang sakit asma,
yang telah berjalan 10 hari dirawat di kamar Inap.
Namun, kamar mandi itu bukan milik pria saja,
tetapi juga dicampur dengan jenis kelamin wanita, sebab kamar mandi bagian
wanita sedang disegel karena sedang tahap renovasi.
Alhasil, kamar mandi wanita itu ditutup
sementara maka kondisi kamar di ruang 3C bersih dari genangan air. Sebelumnya,
kamar ini selalu basah oleh genangan dari pancuran kran kamar mandi.
Kondisi atap plapon yang bolong dan bangunan yang berkesan kusam di RSUD Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara pada Kamis 29 Januari 2015. (photo by budi susilo) |
“Kadang ada penjenguk, atau pasien buang
sampah sembarangan di kloset atau westafel. Mampet, kamar mandi jadi bau,
banjir,” ungkap Nisa, perawat setempat.
Kondisi yang demikian, Albertus Baya, DPRD
Bulungan anggota Komisi II yang membidangi Keuangan dan Kesejahteraan Rakyat
menegaskan, kesehatan masyarakat itu penting diperhatikan, mengingat
mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) daerah Bulungan.
“Kalau SDM kita rendah, daerah kita tidak
akan maju-maju. Pemerintah harus prioritaskan anggaran kesehatan masyarakat
kita,” kata pria berkaca mata ini yang lahir di Tanjung Selor, 9 Februari 1973
ini.
Perlu diketahui, sampai sekarang rumah sakit
daerah ini berstatus kelas C. Sebelumnya, rumah sakit ini berada di Tanjung
Selor Ulu. Kemudian di tahun 1984 pindah lokasi ke Jalan Cendrawasih, Tanjung
Selor, dengan berstatus D dan bernama RSUD Harapan Waluya.
Ketika di 21 Desember 1998, rumah sakit naik
kelas menjadi C. Dan kemudian berlanjut di 22 Februari 2008, nama rumah sakit
berganti nama dari Harapan Waluya menjadi RSUD dr H. Soemarno Sosroatmodjo
dengan luas lahan 6 hektar dan luas bangunannya 3 hektar.
Perubahan nama dari RSUD Harapan Waluya
menjadi RSUD dr H. Soemarno Sosroatmodjo, Tanjung Selor, secara resmi dipayungi
oleh Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor HK.07.06/III/580/2008.
Karena masih kelas C, maka rumah sakit ini
masih memiliki 126 kamar inap. Ditargetkan naik ke tahapan kelas B. sehingga
nantinya rumah sakit akan menyimpan 200 kamar inap.
Menginjak 26 Agustus 2009, RSUD dr H.
Soemarno Sosroatmodjo menyandang status sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Lewat
status ini, rumah sakit bisa menggunakan langsung pendapatan dari operasional
pelayanan kesehatan.[1]
Rumah sakit yang berada di bilangan Jalan
Cendrawasih ini memiliki tugas pokok melaksanakan pelayanan kesehatan yang
berupaya untuk tindakan penyembuhan, layanan rujukan, dan pemulihan. Semuanya
dilakukan secara profesional, serasi, terpadu, dan bermutu.
Berdasarkan data dari Pelayanan Kemedikan RSUD Soemarno Sosroatmodjo 2014, anggaran
pembangunan dan operasional layanan bersumber dari APBD II, dan APBD I.
Pencapaian anggaran Januari hingga Desember 2013, yakni alokasi dana Rp 77
milyar lebih, dan realisasi keuangannya Rp 54 milyar lebih.[2]
Tampilan depan RSUD Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara pada Rabu 28 Januari 2015. (photo by budi susilo) |
Kata Suryatan, rumah sakit yang punya luas
lahan 6 hektar ini terus melakukan perbaikan infrastruktur. Di antaranya,
perbaikan kerusakan palfon dan ruang kamar yang tahun ini mendapat kucuran dari
pemerintah kabupaten sebesar Rp 14 milyar. “Kami akan terus berbenah,”
tuturnya.
Nah, saat ini, tambah Suryatan, jumlah kamar
masih 126 unit, tetapi di pertengahan tahun 2015 ini akan berupaya melakukan
penambahan 20 kamar kelas biasa, dua kamar VIP, dan delapan kamar kelas satu.
“Alat-alat kesehatannya yang telah di tender
sudah bisa kami pakai di Januari ini. Alatnya sangat canggih, harga miliyaran.
Dipakai untuk para tenaga medis ahli,” ungkap pria yang kini menjabat sebagai
Direktur RSUD dr H. Soemarno Sosroatmodjo.
Untuk tenaga medisnya, sejak tahun 2013, RSUD
dr H. Soemarno Sosroatmodjo mengambil kebijakan rekrutmen dokter spesialis dari
Universitas Gajah Mada sebanyak 4 orang dengan status kontrak. “Kalau total tim
medis kami berjumlah 311 orang,” ujar Suryatan, yang merupakan kelahiran Kota
Tarakan ini.
Diharapkan dengan capaian itu, rumah sakit
ini bisa mewujudkan visi misinya yang telah dicanangkan pada 21 Juni 2010, yang
menggaungkan RSUD dr H. Soemarno Sosroatmodjo menjadi rumah sakit kebanggaan
warga Bulungan, bermisi melayani dan terjangkau oleh masyarakat. ( )
[1] RSUD dr H. Soemarno Sosroatmodjo menjadi pusat rujukan pelayanan
kesehatan dari 10 kecamatan dan 81 desa di Kabupaten Bulungan, provinsi
Kalimantan Utara.
[2] Pendapatan rumah sakit ini pada tahun 2013 memperoleh Rp 13 milyar
lebih. Pendapatan ini diperoleh dari operasional pelayanan kesehatan dan dari
pendapatan farmasi.
Komentar
Posting Komentar