ERANYA VISUALISASI
Eranya Visualisasi
NGAMBIL gambar visual itu
ternyata tidak asal-asal. Mesti ada trik khusus agar gambar yang dihasilkan
membuahkan hasil yang maksimal dan 'enak'.
Selama ini, ada orang yang merekam sebuah
objek dengan media video, tetapi tidak diperhatikan betul sisi fokusnya.
Biasanya, ini disebut
video-video amatir. Sementara, mereka yang sudah tahu trik jitu mengambil
gambar, sering disebut video profesional yang biasa dilakoni oleh
jurnalis-jurnalis televisi.
Nah, kebetulan saja, pada
Sabtu 20 Desember 2014, Tribun Kaltim menggelar pendidikan video visual selama
sehari. Sebab, pada tahun 2015 nanti, tribun grup pers daerah ini akan
mempraktikan konsep digital visual.
Burung-burung bertengger di ujung ranting pohon kering (photo by budi susilo) |
Sebagai pengajarnya, Tribun
Kaltim mendatangkan pemateri profesional di bidangnya. Sosok yang dimaksud
adalah Alexander Wibisono dari Kompas TV Jakarta. Kalau mau ngobrol-ngobrol
lebih mendalam bisa ke emailnya, pulang.pergi2014@gmail.com
Pria asal Balikpapan ini
membagi ilmu fokus kamera visual. Satu di antaranya ilmu mengenai medium shoot
(bagian pinggang), medium close up (sorot ke bagian ulu hati), big close up (ekspresi
wajah), dan extrem close up shoot (mata tersorot).
Selain itu, bung Alex pun
juga membagi ilmu tentang menulis naskah televisi. Tidak jauh berbeda dengan
yang versi media cetak atau online, tulisan untuk televisi lebih konkrit, lebih
banyak menonjolkan bahasa bertutur.
Garis besarnya, menulis
naskah di televisi harus ingat syarat, yakni tulisan harus berdasarkan hasil wawancara.
Tulisan pun harus jelas, pokok pikirannya tertuang dalam satu kalimat, jangan
menggunakan bahasa-bahasa jargon.
Kemudian, gunakan kata-kata
dengan khas yang sederhana, ringkas dan menarik serta lebih cerderung
penggunaan kalimat yang aktif. Dan terakhir, kalimatnya tidak klise, atau
penggunaan kata yang hilang maknanya. (
)
Komentar
Posting Komentar