MINAL AIDIN WAL FAIZIN 1435 H

Mohon Maaf Lahir Batin

SEBUTIR biji tumbuh, membentuk pohon, lama kelamaan batang menjulang tinggi, ranting menjaring memamerkan rindang daun dan kemudian menelurkan buah-buah yang merah merekah. 

Indah dipandang, pesona asri, memberi manfaat bagi lainnya. Ibarat ini, manusia juga terus berevolusi, dari sperma tumbuh dewasa, tua dan kemudian mati.

Tidaklah apik, manusia sekedar tumbuh. Hidup, makan, minum, kawin, beranak, lalu mati. Manusia di ciptakan Allah sebagai kalifah di muka bumi.[1] Manusia, makhluk bertulang belakang yang hidup dengan berkeadaban tinggi.

Lewat ramadhan, manusia dapat mengambil pelajaran penting akan sebuah hakikat hidup yang sesungguhnya, sebagai makhluk yang semestinya sadar untuk tunduk, menyembah kepada Allah, dengan tidak melakukan kemudaratan (kerusakan).


Sebab kenapa, karena kemudaratan itu haram, sebaliknya prinsip kemaslahatan itu mubah (diperbolehkan), sebagaimana firman-Nya dalam Al Quran, surat Al Baqarah ayat 29, “Dialah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”[2]

Ramadhan mengasah pikiran dan hati manusia untuk bijak, menumbuhkan cinta, memberi rahmat bagi seluruh alam. Ramadhan bak mata pelajaran sekolah yang begitu berharga, ketimbang si kuning emas, sebab ramadhan mampu memberi bibit damai dan cinta.

Sebab pula, Buya Hamka pernah berpesan, “Cinta bukan mengajarkan kita lemah. Tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajarkan kita menghinakan diri. Tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.” 

Ramadhan memberi arti sebuah kehidupan, bahwa hidup itu bukan sekedar untuk mengejar pangkat jabatan, gelar pendidikan, apalagi status sosial, dan harta benda yang menawan.

Semuanya, apa yang kita miliki di dunia ini, tidak akan dibawa ke akhirat, kecuali amal perbuatan. Manusia mati seharusnya meninggalkan budi pekerti, dan sebagai penolong di akhirat nanti ialah amal perbuatan. 

Masa hidup di dunia sangatlah singkat. Kalau hidup di dunia singkat harus diisi dengan iman, gerak langkah amalan dan perbuatan-perbuatan baik.[3] Seperti halnya tersinggung dalam Al Quran surat Ar Rum ayat 15, “Adapun orang-orang yang beriman dan beramal salih, maka mereka itu di dalam surga yang akan dibuat gembira.”

Karenanya, sungguh berbahagia buat mereka yang sebulan penuh mampu tunaikan ramadhan. Di masa ini, keimanan dan ketakwaan yang tumpul, akhirnya dapat diruncingkan. Asalkan, selama di ramadhan tak menggunjing, berbohong, dan sombong.

Sebagai pribadi manusia yang tak sempurna kadang dapat berbuat salah, bodoh, dan bertindak hina, di luar kontrol diri. Tetapi dari sifat buruk ini semua sebenarnya tidaklah diharapkan. 

Ingin rasanya mengubur dalam-dalam, dan menyulap diri, berganti sifat layaknya malaikat yang selalu suci, taat, patuh pada perintah Allah.[4]
 
Di penghujung akhir bulan Juli 2014 ini, ialah tepat tutup waktu puasa ramadhan. Manusia yang berpuasa berharap pada Allah, agar ibadahnya di ridhoi, dan Idul Fitri pun menjadi momen yang membanggakan, karena dapat kembali menjadi manusia yang suci, fitrah.[5]
 
Saya pribadi mengucapkan, mohon maaf lahir batin jika ada gerak dan kata, baik disengaja maupun tak disengaja, yang melukai dan menodai. 

Memohon, membuka lapang pintu maaf, berharap agar kita semua menjadi pribadi yang merdeka dari dosa. Minal Aidin Wal Faizin, selamat beridul fitri, salam sejahterah. ( )         




[1] Al Quran surat Ali Imran ayat 110, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
[2] Yusuf Qardhawi, Membumikan Syariat Islam, PT Mizan Pustaka, Bandung, tahun 2003, hal 69
[3] Hamka, Tafsir Al Azhar, Jus XXI-XXII, PT Pustaka Panjimas, Jakarta, tahun 2004.
[4] Al Quran surat an-Nahl ayat 25, “Menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun. Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.”
[5] Al Quran surat Al Syams ayat 9 sampai 10, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I