GO RIMBANI 5
Memacu Inovasi Melalui Mainan Lilin
PAGI yang cerah itu,
Minggu 1 Juni 2014 sekitar 15 anak duduk membentuk lingkaran di pelataran
Masjid Al Mugni, Jakarta Selatan. Ya, mereka berkumpul untuk belajar membuat
seni serupa dari mainan bahan lilin.
Kegiatan tersebut
merupakan persembahan dari komunitas Rimbani, sebuah perkumpulan yang bergerak
dalam dunia pendidikan yang digawangi oleh kaum pemuda-pemudi wilayah DKI
Jakarta.
Tampak satu di antara
anak yang asik mengikuti kegiatan tersebut adalah Syamsul. Bocah yang masih
duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar ini membuat seni rupa lilin berbentuk
bola dan kotak kubus.
Senada Mila,
perempuan yang juga masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar di Jakarta
ini terlihat fokus mengubah lilin menjadi bentuk keranjang mini yang berisi
bola-bola kecil, menyerupai bulat bakso.
Sebagai pembimbing
kegiatan seni itu, selain saya, ada Kak Rangga yang punya ciri khas janggut dan
jambang tipis, dan Kak Lidya Kemal yang berhidung mancung, serta satu lagi
perempuan sarjana public relation
bernama Kak Asyh.
Tujuan dari kegiatan
ini tidak lain adalah untuk memacu kreativitas anak-anak. Memancing daya
inovasi mereka dan mengasah kemampuan seni bentuk, agar ketika mereka sudah
beranjak remaja sudah punya bekal sikap kreasi tinggi.
Sejak dini, anak-anak
harus dikenalkan pada dunia seni, supaya di masa mendatang hidup mereka dapat
menjalani secara indah, penuh warna-warni dan mampu melakukan gebrakan dalam
mengubah sesuatu yang tak bernilai menjadi sangat bernilai. ( )
Anak-anak mendapat bimbingan dari relawan pengajar. Mereka para relawan membimbing dalam cara penggunaan mainan lilin pada Minggu 1 Juni 2014 pagi di pelataran Masjid Al Mugni. (photo by budi susilo) |
Usai berkreasi dan ekspresi seni, para pengajar dan anak-anak didik berphoto bersama riang bergembira pada Minggu 1 Juni 2014. (photo by sanusi) |
Komentar
Posting Komentar