BERPUASA ITU SARANA TUK PERBAIKI DIRI
Berpuasa Itu Sarana Tuk Perbaiki Diri
IBADAH
puasa ramadhan bukan sekedar puasa seremonial semata. Menjalankan ibadah puasa
perlu perjuangan berat. Hal-hal yang berkaitan dengan hawa nafsu yang merugikan
harus dilawan, mampu untuk menaklukan.
Persoalannya, puasa Ramadhan itu momen yang spesial. Di puasa ramadhan untuk melakukan sesuatu yang halal tidak diperbolehkan, apalagi sesuatu yang haram, wajib untuk dihindari. Puasa adalah perjuangan, puasa bukanlah sebagai ajang pencitraan yang kosong tanpa makna.
Ritual puasa ramadhan yang tahu hanya orang yang berpuasa dan Allah. Berbeda dengan ibadah yang lain seperti di antaranya sholat, berzakat, atau naik haji, dapat diketahui oleh khalayak. Sedangkan orang yang berpuasa tidak bisa ditebak. Apakah dia telah benar-benar berpuasa atau tidak, yang tahu hanya Allah semata, indera manusia tidak dapat membacanya.
"Ibadah puasa itu untuk kita sendiri. Manfaatnya kita rasakan sendiri, pahalanya juga kita yang rasakan sendiri," tutur Ustad Yusuf, dalam kutbah sholat Tarawih, di Mushollah Al Jannah, Gang Makmur, Kelurahan Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Minggu 29 Juni 2014.
Ia mengungkapkan, ada beberapa orang yang mengaku berpuasa, padahal tidak berpuasa. Di depan masyarakat yang ramai, memperlihatkan diri seolah-olah sedang berpuasa. Modusnya ketika di depan umum ikut tak makan dan tidak minum.
Namun jika dalam kondisi sepi, maka hidangan makanan dan minuman yang tersedia akan disantapnya. "Orang-orang tidak ada yang tahu. Orang akan mengira kalau dia sedang berpuasa. Sikap ini harus kita hindari, jangan dicontoh karena bisa merugikan kita sendiri," katanya.
Padahal puasa ramadhan itu, ibadah yang paling nikmat. Di dalam hadis riwayat Bukhari juz 11, bahwa "Ketika bulan ramadhan telah tiba maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka dikunci dan setan-setan dibelenggu dengan rantai."
Puasa ramadhan itu, ujar Ustad Yusuf, diibaratkan sebagai tempat perbaikan diri. Melalui puasa ramadhan, hal yang berkaitan dengan jiwa dan ruh manusia akan suci kembali.
Persoalannya, puasa Ramadhan itu momen yang spesial. Di puasa ramadhan untuk melakukan sesuatu yang halal tidak diperbolehkan, apalagi sesuatu yang haram, wajib untuk dihindari. Puasa adalah perjuangan, puasa bukanlah sebagai ajang pencitraan yang kosong tanpa makna.
Ritual puasa ramadhan yang tahu hanya orang yang berpuasa dan Allah. Berbeda dengan ibadah yang lain seperti di antaranya sholat, berzakat, atau naik haji, dapat diketahui oleh khalayak. Sedangkan orang yang berpuasa tidak bisa ditebak. Apakah dia telah benar-benar berpuasa atau tidak, yang tahu hanya Allah semata, indera manusia tidak dapat membacanya.
"Ibadah puasa itu untuk kita sendiri. Manfaatnya kita rasakan sendiri, pahalanya juga kita yang rasakan sendiri," tutur Ustad Yusuf, dalam kutbah sholat Tarawih, di Mushollah Al Jannah, Gang Makmur, Kelurahan Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Minggu 29 Juni 2014.
Ia mengungkapkan, ada beberapa orang yang mengaku berpuasa, padahal tidak berpuasa. Di depan masyarakat yang ramai, memperlihatkan diri seolah-olah sedang berpuasa. Modusnya ketika di depan umum ikut tak makan dan tidak minum.
(sketsa by budi susilo) |
Namun jika dalam kondisi sepi, maka hidangan makanan dan minuman yang tersedia akan disantapnya. "Orang-orang tidak ada yang tahu. Orang akan mengira kalau dia sedang berpuasa. Sikap ini harus kita hindari, jangan dicontoh karena bisa merugikan kita sendiri," katanya.
Padahal puasa ramadhan itu, ibadah yang paling nikmat. Di dalam hadis riwayat Bukhari juz 11, bahwa "Ketika bulan ramadhan telah tiba maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka dikunci dan setan-setan dibelenggu dengan rantai."
Puasa ramadhan itu, ujar Ustad Yusuf, diibaratkan sebagai tempat perbaikan diri. Melalui puasa ramadhan, hal yang berkaitan dengan jiwa dan ruh manusia akan suci kembali.
Layaknya
sepeda motor, jika tidak rutin di service (perbaiki) maka kondisi
kendaraan roda dua ini akan rusak, dipakai buat jalan pun tidak terasa asik dan
maksimal.
"Kita berpuasa, maka jiwa dan ruh kita dibersihkan. Karena dengan berpuasa, hari-hari kita diisi dengan kegiatan ibadah," tutur pria berjanggut tipis ini.
Karenanya, ketika puasa ramadhan telah usai rasanya sedih, karena meninggalkan bulan yang penuh rahmat. "Kalau ramadhan sudah habis sebaiknya harus ada bekas-bekas puasa ramadhan.
"Kita berpuasa, maka jiwa dan ruh kita dibersihkan. Karena dengan berpuasa, hari-hari kita diisi dengan kegiatan ibadah," tutur pria berjanggut tipis ini.
Karenanya, ketika puasa ramadhan telah usai rasanya sedih, karena meninggalkan bulan yang penuh rahmat. "Kalau ramadhan sudah habis sebaiknya harus ada bekas-bekas puasa ramadhan.
Tetap
rajin ibadah dan berbuat kebaikan. Semoga kita semua tetap sehat, agar bisa
menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya," katanya yang langsung
diaminkan jamaah mushollah Al Jannah. ( )
Komentar
Posting Komentar