BANGSA YANG DICABUT KEBERKAHANNYA

Bangsa Yang Dicabut Keberkahannya


SUATU bangsa jika diisi dengan hawa nafsu yang membabi buta tak terkendali, maka bangsa ini akan mengalami sebuah kehancuran. Keberkahaan yang bersumber dari Allah akan dicabut dari kehidupan bangsa ini. 

“Akidah dan iman seseorang luntur, maka keberkahaan akan dicabut,” ujar Ustad Susanto dalam kutbah jumatnya di Masjid At Taqwa Jalan Gelora IX, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, pada Jumat 20 Juni 2014 siang. 

Katanya, bangsa yang hilang jiwa kesatrianya maka akan mengalami hancur lebur. Pemimpinnya sudah tak lagi punya tanggungjawab, hanya sibuk mengejar jabatan, orientasinya bersifat duniawi, maka bangsa yang seperti ini tidak akan beruntung. 


Seperti halnya disinggung dalam Quran surah Al A'raf ayat 96 “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”





Ia mengungkapkan, bangsa Indonesia mengalami dilema. Semua lini baik itu di ormas, partai politik, dan pemerintahan mengacu pada hawa nafsu untuk berkuasa dengan menghalalkan segala cara. 

“Negeri ini sudah banyak judul bernama akademis, agamawan, militer, birokratis tapi sayangnya semua ini tanpa berisi dan tak punya ruh,” tutur Ustad Susanto. 

Bila berkaca pada sejarah peradaban Islam tempo dahulu, di jaman khalifah (pemerintahan) Umar Bin Khatab, ada kisah yang patut untuk diteladani oleh khalayak luas. 

Cerita tersebut, Umar Bin Khatab memberhentikan panglima perangnya yang bernama Khalid Bin Walid yang dikenal sebagai seorang ahli militer yang sukses, penuh prestasi luar biasa di jaman itu. 

Khalid diberhentikan oleh Umar Bin Khatab di saat puncak karirnya. Namun apa yang terjadi dalam diri seorang Khalid. Ia menerimanya dengan bangga. Ikhlas untuk diberhentikan di tengah prestasinya yang sedang gemilang. 

Sebab kata Khalid, dia berperang bukan untuk jabatan, atau karena Umar. Tapi semunya karena untuk Allah. Alasan Umar Bin Khatab mencabut jabatan kemiliterannya karena tujuan kebaikan agar Khalid tidak dikultuskan oleh masyarakat muslim saat itu. 

Sebab jika sudah terjadi pengkultusan terhadap Khalid yang rugi Khalid sendiri, akan menjadi sombong dan berpengaruh merusak akidah. Karena itu, tegas Ustad Susanto, bahwa mencintai dunia itu adalah biang dari semua kesalahan, dan sumber kehancuran. 

Orang yang sudah sangat cinta dunia akan terjebak pada nafsu yang merusak. Terperangkap oleh kesenangan dunia berupa wanita, harta, dan tahta. “Akan mendorong kita untuk bermaksiat,” tuturnya. 

Sebuah cita-cita sesorang itu tidak berujung. Kesibukan manusia terkadang melupakan segala hal yang menyangkut ibadah kepada Allah. Hakikat kehidupan yang sebenarnya terlupakan. “Padahal kehidupan akhirat yang kekal abadi,” katanya. 

Bangsa Indonesia akan menghadapi pemilihan umum. Masyarakat Indonesia akan memilih pemimpin nasional yang baru. Sebab itulah, agar amanah rakyat berjalan dengan seksama, maka para pemilih harus tahu siapa sosok yang akan dipilih nanti. 

Menurutnya, seorang pemimpin dalam pandangan Islam yang mengacu pada kepemimpinan Rasul Muhammad SAW, bahwa figur seorang pemimpin itu bukanlah seorang pakar politik, pakar ekonomi, atau pakar leadership tetapi pemimpin yang pakar dalam kesyukuran dan kesabaran. 

“Harus punya prinsip, rakyat harus bahagia dahulu. Rakyat harus kaya dahulu. Pemimpin harus belakangan. Kalau rakyatnya sudah bahagia dan sudah kaya, baru pemimpin merasakan bahagia dan kaya,” tegasnya. ( )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I