BATENG BAB YANG TAK TERLUPAKAN
Bateng Bab Yang Tak Terlupakan
KALA
itu, untuk yang kedua kalinya saya menyusuri kawasan Bateng[1],
atau Jalan Babakan Tengah, Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, pada Sabtu 3
Mei 2014 siang secara sendiri, sebatang kara, seorang diri.
Syukurnya,
cuaca sangat bersahabat, terik matahari menerangi daerah ini. Yang saya rasa,
suasananya begitu hangat dan sedap. Pokoknya, ramai sekali saat itu.
Dan
memang, setiap harinya tempat ini tak pernah mati, daerah ini tak pernah mengenal
atmosfir sunyi. Selalu hidup dengan segudang aktivitas warga.
Ada
yang berjualan, belanja-belanji,
orang nongkrong, atau sekedar berjalan-jalan kaki mencari keringat badan, agar
sehat bugar, dan bisa awet muda di sepanjang jaman.
Babakan Tengah pada Sabtu 3 Mei 2014 kala itu (sketsa by budi susilo) |
Khusus
bagi mereka kaum adam yang masih normal dan belum punya pasangan hidup, daerah
ini tempat yang sangat cocok untuk meningkatkan adrenalin cinta asmara.
Sebab
kalian semua, para pejantan tangguh bisa berkesempatan memandangi
perempuan-perempuan anggun yang lalu-lalang di pinggir jalan. Kesannya, kalian
akan seperti berada di surga jannah
yang menawan.
Kebanyakan
wanita-wanitanya masih bergairah muda loh,
dan keunggulannya masih berstatus mahasiswa. Aow, eling, eling[2].
Istighfar dong. Yah, namanya juga menikmati keindahan Tuhan Yang Maha Esa,
jadi syukuri saja peluang emas itu. Hehehe
Nah, memang berkat kehadiran kampus IPB
di Dramaga membuat roda ekonomi di daerah ini terus berputar, dan gaya hidup (lifestyle) masyarakatnya berjalan
dinamis, dan selau menatap masa depannya dengan rasa optimis.
“Kalau
hari minggu lebih ramai lagi. Orang dari mana-mana, yang habis joging pagi
datang kesini. Mau jajan murah meriah, atau sekedar cuci mata juga bisa
disini,” ujar Idik Komarudin (30), warga Kota Bogor, saat bersua dengan saya.
Wow seru juga ya. Maklum jika di
sepanjang jalan daerah ini padat oleh makhluk-makhluk manusia, karena memang lokasinya
sangat berdekatan dengan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Gudangnya
intelektual, dan sumbernya ilmu pengetahuan.
Selain
warga asli disitu, hampir puluhan mahasiswa datang melewati setiap harinya di
daerah ini. Bahkan sebagian besar banyak mahasiswa IPB yang memilih tinggal di
daerah ini, menyewa kos atau mengontrak rumah.
Keramaian
masyarakat hingga sampai ke ujung Kantor Kepala Desa Babakan yang berada
dibilangan Jalan Mayor Effendi Natasaputra. Kala itu, kebetulan saja sedang ada
yang lagi nanggap[3]
panggung dangdut, yang didirikan persis di pinggir jalan.
Alunan
nada lagu dangdut dan suara penyanyi biduan menghipnotis warga masyarakat yang
melintas di daerah ini. Mereka terhibur oleh dangdut, menyaksikan dengan
asiknya, walau panas terik menyengat.
Geliat di lorong Dramaga Bogor pada sabtu 3 Mei 2014 (photo by budi susilo) |
Sebagian
orang, hatinya ada yang meletup bahagia, karena melihat pedangdut wanita cantik
berunjuk gigi, joget berlanggak-lenggok dengan seksinya, menggoyang panggung
berukuran sedang.
Kontan,
akibat konser mini itu, jalanan pun semakin ramai. Ruang jalanan jadi berkesan
sempit. Arus lalu-lintas padat merayap, dan kebulan asap cerobong knalpot pun jadi
menghiasi daerah ini.
Para
pengemudi kendaraan bermotor pun harus melajukan dengan perlahan-lahan bila mau
selamat dan tak disumpah buruk oleh orang-orang. Untung ada Hansip[4]
yang disediakan dari pemerintah setempat, yang berfungsi mengatur lalu-lintas.
Sehingga
di tempat kejadian tak terjadi kericuhan. Dan alhamdulillah, acara bisa berjalan tentram dan damai. Wah, Bogor memang tempat idaman dan
begitu berkesan, tak akan terlupakan dalam pikiran.
“Dulu
waktu saya masih mahasiswa sering ke Dramaga. Cari jajanan yang murah meriah.
Enak buat nongkrong,” ungkap Abdillah (28), yang merupakan mantan mahasiswa IPB
jurusan Matematika tahun 2008 ini, ketika saya temui di Kota Tangerang. ( )
[1] Bateng singkatan dari nama jalan Babakan Tengah.
[2] Eling berasal dari bahasa
Sunda. Bila diartikan ke bahasa Indonesia, artinya harus ingat, harus sadar,
jangan lupa diri.
[3] Nanggap bahasa yang sangat
populer di kehidupan warga Jakarta. Punya arti, menyewa, meminjam.
[4] Hansip singkatan dari
Pertahanan Sipil, yakni petugas keamanan di tingkat kelurahan dan kecamatan
yang dibentuk oleh negara. Biasanya punya ciri khas berseragam hijau-hijau
dengan dilengkapi senjata pentungan hitam.
Komentar
Posting Komentar