RACUN-RACUN QALBU
Racun-racun
Qalbu
BERTAKWA,
bagi setiap muslim sangat berguna. Dengan bertakwa, maka ibaratnya
akan menjadi penolong orang tersebut di dunia, maupun di akhirat
nanti. Takwa harus jadi pegangan hidup, kapan pun dan dimana pun itu.
Dan
kematian seseorang tidak berdasarkan nilai ketakwaan. Jangan menilai
bahwa orang yang bertakwa akan menemui ajal, sebab kematian datang,
tidak menunggu kapan seseorang tersebut sedang bertakwa.
Inilah
pesan moral yang disampaikan secara langsung oleh Ustad Aminulloh
ketika dalam kutbah jumat di Masjid Ma'mur Jalan Pesantren Kelurahan
Kreo Selatan, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, pada Jumat
18 April 2014 lalu. “Besarnya nikmat adalah nikmat iman dan takwa,”
katanya.
Seorang
muslim tegas Aminulloh, harus mampu menjaga hatinya. Qalbu yang
dimiliki manusia harus tetap baik. “Apa yang terjadi jika Qalbu
manusia rusak ?,” tanyanya.
(sketsa by budi susilo) |
Menurutnya,
menjaga hati dari godaan nafsu yang merusak adalah pekerjaan yang
sukar. Dibutuhkan ekstra keras agar qalbu tetap suci dan lurus.
“Disekliling kita banyak racun-racun yang bisa mengotori Qalbu
kita,” tutur Aminulloh.
Di
akhirat nanti ungkapnya, yang paling berguna bagi manusia adalah
modal iman dan takwa. Apabila selama hidup di dunia mampu menjaga
Qalbu, maka di akhirat nanti akan selamat dari siksa api neraka.
“Kalau kita mati maka harta dan anak tidak dibawa, tidak ada
gunanya,” katanya.
Sebagaimana
dalam Al Quran surat
asy-Syu’arĂ¢`/26:88-89, bahwa “(yaitu) di hari harta dan
anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih.”
Kemudian
untuk racun-racun yang mencemari Qalbu seseorang di antaranya sikap
berlebihan dalam berbicara. Barang siapa yang tidak dapat menjaga
perkataannya dengan baik, maka di akhirat akan dimintai
tanggungjawab. “Kita tak bisa jaga lidah, maka akan dapat azab
pedih,” ungkapnya.
Biasanya,
tambah Aminulloh, orang yang tak terkendali lidahnya akan hidup
menderita, hati dan pikiran tidak tenang. Orang yang berlebihan
bicara dampaknya negatif, akan sering berbohong, menjelek-jelekan
seseorang yang berujung pada fitnah.
“Yang
bisa menjerumuskan manusia ke neraka adalah mulut dan kemaluannya.
Manusia akan selamat dan ridho, jika bisa menjaga lidahnya,”
tuturnya.
Dalam
hadis riwayat Bukhari dan Muslim dijelaskan bahwa, “Abu Hurairah
radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka berkatalah yang baik atau diam.”
Racun
hati berikutnya, pandangan yang berlebihan dengan hawa nafsu yang
negatif. Jika manusia tidak dapat menjaga pandangan dengan benar,
maka hatinya akan gelap. “Zinanya mata adalah memandang,”
katanya.
Selanjutnya
pergaulan yang berlebihan juga dapat menjadi racun yang mematikan
hati. Orang yang salah pergaulan, bebas tanpa saringan, akan
terjerumus pada kubangan hitam. “Kita harus jaga dan tetap
memperhatikan agar bergaul sesuai syar'i,” tuturnya.
Manusia
sejatinya dilahirkan sebagai makhluk sosial. Manusia hidup semestinya
berinteraksi sosial, hidup bermasyarakat agar dapat hidup berkualitas
baik. Namun pergaulannya harus dalam kerangka agama.
Seperti
dalam Quran ayat Al Kahfi ayat 28, “Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan
senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari
mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya
itu melewati batas.”
Berikutnya
racun makan dan tidur yang berlebihan. Jika kedua-duanya dilakukan
maka manusia akan mengalami kehancuran. “Kalau dua paket ini
berkumpul maka keburukan akan mendominasi,” ujar Aminulloh.
Makan
berlebihan membuat tubuh manusia sakit. Makan tak terkendali, hawa
nafsu pun menggebu-gebu sehingga merusak hati. “Makan yang halal.
Baiknya tubuh kita diisi sepertiga untuk makan, sepertiga air, dan
sepertiganya lagi udara.” urainya.
Seperti
dalam Hadis Riwayat Ahmad, An-Nasa’i dan oleh Al-Albani dinyatakan
sebagai hadits hasan bahwa “Sahabat Abdullah bin Amr bin
al-’Ash, menceritakan bahwa Rasulullah bersabda, “Makan, minum,
bersedekah dan berpakaianlah asal tidak engkau tidak bersikap angkuh
dan berlebih-lebihan.” ( )
Komentar
Posting Komentar