POHON RINDANG TUMBANG

Pohon Rindang Tumbang

SEPENGGAL matahari menggelayut dilangit Kota Gorontalo yang putih nan biru, Selasa 26 Maret 2013. Tak ada yang janggal, apalagi ada firasat cemas gelisah. Atmosfir alam itu dinilai normal secara alamiah.

Untuk ukuran Kota Gorontalo, jalanan kotanya ramai seperti biasa. Warga masyarakatnya bergairah dalam melakukan segala hal. Roda ekonominya berputar, warganya mengejar penghidupan agar mencapai kemapanan.

Sebuah pohon rindang tumbang di Kota Gorontalo, Selasa 26 Maret 2013. Kejadian ini ada kesengajaan dari oknum manusia yang tidak bertanggungjawab. (Jongfajar Kelana)
Hiasan becak motor atau bentor, turut meramaikan jalanan kota. Orang-orang pun ada yang berlalu-lalang berjalan kaki, atau sepeda kayuh. Namun jumlah golongan ini sangat sedikit, dapat dibilang bisa dihitung dengan jari tangan.  

Terang siang kota kala itu tak terlalu terik, juga tak begitu mendung gelap menyeramkan. Angin yang bertiup pun kalem, tak seganas puting beliung, bertiup sepoi-sepoi, berikan rasa nyaman.

Namun saat melintas di Jalan Jendral Sudirman tiba-tiba mendadak kaget, sebab jalanan serasa ramai dan padat. Arus jalanan kala itu agak tersendat, tak seperti biasanya yang ramai lancar. 

Padahal debu jalanan dan bebatuan kerikil pun tak ada. Lintasan jalan nyaman untuk dilewati. Jalan Sudirman yang beraspal yang hitam mulus terbilang memenuhi syarat sebagai jalan umum yang layak. 

Penyebabnya bukan karena ada terjangan banjir, juga sebab ada aksi unjuk rasa dari para mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo, apalagi juga karena ada kecelakaan antar kendaraan bermotor. 

Tetapi ini akibat dari peristiwa ‘tewasnya pohon’ rindang menghijauh. Pohon yang diperkirakan berumur dewasa ini ‘tewas’, ambruk jatuh ke pinggiran jalan yang hampir saja menutupi setengah Jalan Sudirman Kota Gorontalo.

Sebuah pohon rindang tumbang di Kota Gorontalo, Selasa 26 Maret 2013. Kejadian ini ada kesengajaan dari oknum manusia yang tidak bertanggungjawab. (Jongfajar Kelana)
Kontan, kondisi arus jalan agak terganggu menjadi macet. Sejumlah pengendara bermotor terlihat ada yang kesal atas jalanan macet, mengingat jalanan macet bukan pada waktu jam sibuk. Dan wajar jika kemudian beberapa pengendara mengeluh jalanan macet.

Terlepas dari persoalan itu, tentu saja kejadian tumbangnya pohon itu membawa kabar buruk bagi Kota Gorontalo. Merasa sedih, menyesakan hati. Pohon yang sangat dicintai warga mati begitu saja. 

Usut punya usut, kematian pohon itu bukan tanpa sebab, apalagi karena faktor usia. Pohon itu jika dilihat kasat mata masih layak hidup. Untuk penilaian ukuran manusia, pohonnya terbilang berkategori muda dan sehat bugar.

Kematian pohon itu sangat ‘mengenaskan’. Bayangkan saja, pohon mati jatuh ke aspal hitam secara tiba-tiba dengan kondisi patah pada batang bagian bawah. 

Daerah patahan batangnya kira-kira 35 centimeter dari permukaan tanah. Jadi akar pohonnya tidak ikut tercerabut dari dalam tanah. 

Bagi sosok pohon, tentu saja kematian ini sungguh tak wajar, ada sesuatu faktor yang tidak mengharapkan pohon tersebut untuk hidup. 

Berdasarkan olah tempat kejadian perkara, ternyata kematian pohon itu akibat dari ulah manusia yang tak bertanggungjawab dan minimnya pengetahuan akan kelestarian alam. 

Beberapa saksi dari manusia yang tinggal di daerah tersebut menyebut, awal mula ada orang yang buang sampah sembarangan, membuang tidak pada tempatnya. Menaruh sampah persis di samping pohon begitu saja[1]

Sampah-sampah yang terbungkus plastik dari buangan rumah tangga itu menumpuk dan menempel di samping batang pohon. 

Mungkin karena sudah lama menumpuk dan terlihat kotor, maka dugaannya, ada orang yang mengambil ide untuk memusnahkan sampah-sampah itu dengan cara membakarnya.

Karena ada kegiatan pembakaran sampah, maka secara tak terduga api yang membakar sampah tersebut juga menjalar ke batang pohon. 

Apalagi batang pohon itu berbahan kayu yang mudah terbakar, maka dalam waktu yang tak lama, pembakaran sampah itu ternyata mengakibatkan rusaknya batang pohon dan akhirnya pohon pun jatuh mati.

Tanda-tanda ini bisa dibuktikan karena bakarannya masih membekas, batang pohon hitam gosong bak arang, juga ada bukti sedikit asap yang mengepul saat pohon jatuh ke tengah aspal jalan.  

Melihat kasus itu, entah itu ada kesengajaan dari oknum tertentu atau memang ada orang yang minim pengetahuan terhadap bahaya lingkungan, tentu saja itu tetap menyalahi aturan, dan telah melanggar tata krama keramahan lingkungan hidup. 

Sebuah pohon rindang tumbang di Kota Gorontalo, Selasa 26 Maret 2013. Kejadian ini ada kesengajaan dari oknum manusia yang tidak bertanggungjawab, tampak tumpukan sampah yang dibakar persis berdekatan dengan pohon. (Jongfajar Kelana)
Sebab telah diatur dalam pasal 29 ayat 1 poin G, Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah bahwa dilarang membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.  

Merusak pohon sebenarnya yang rugi manusia itu sendiri. Bila alam diperlakukan tak ‘senonoh’, maka alam akan berbalas murka, yang suatu saat akan mendatangkan bencana alam, yang siap mengancam dan merenggut harta, jiwa, dan raga para manusia. 

Pohon yang termasuk jenis mahoni tersebut ibarat paru-paru kota[2]. Pohon Mahoni pemasok oksigen makhluk disekelilingnya. Memberi keteduhan jalan, sebagai penghalang terpaan terik matahari secara langsung. 

Pohon mahoni memberi keindahan jalanan kota[3]. Suasana serasa rindang menghijau. Mata yang memandang pun tak jenuh, rasa sumpek bakalan hilang, dan yang pasti kota merasakan lestari.

Tidak semua orang tahu bahwa keberadaan pohon dipinggir jalan itu dengan seijin Tuhan akan memberikan kehidupan bagi semua makhluk. Keseimbangan hidup akan berjalan baik, antara yin dan yang berjalan beriringan.

Eksistensi pohon memberi keuntungan banyak bagi manusia. Di antara lain menyerap air agar jalanan kota tak digenangi air banjir saat di musim penghujan.

Lainnya lagi, pohon itu sebagai simbol kehidupan. Tanpa pohon, manusia akan sulit hidup. Kelangkaan pohon di bumi akan menciptakan kehidupan manusia jadi tak sehat. Pohon itu pelindung, sahabat yang baik bagi manusia dan hewan. Yuk, mari bersama kita hidup lestari. ( )

 

    

[1] Berdasarkan catatan dari Badan Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, pada data Juli hingga pertengahan Agustus tahun 2012, total sampah yang ada di Kota Gorontalo sampai menyentuh di angka 560 kubik per harinya.
[2] Wikipedia: Pohon Mahoni masuk suku Meliaceae yang memiliki fungsi mengurangi polusi udara sekitar 47 persen hingga 69 persen mampu memfilter udara dan menyerap air secara baik.
[3] Ibid:  Pohon Mahoni dapat bertahan hidup di tanah yang gersang sehingga jenis pohon ini sangat sesuai ditanam di pinggiran jalan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA