ELPIJI
Elpiji
SABAN hari elpiji itu harus berada di dekat para
ibu-ibu rumah tangga. Jika tidak, maka ibu-ibu akan kalang kabut, dan suasana di
lingkungan rukun tetangga, rukun warga, akan panas.
Elpiji ibarat urat nadi dalam dunia masak-memasak.
Elpiji sumber energi, yang fungsinya begitu dibutuhkan karena efisen, higenis,
dan sangat ramah lingkungan, mendukung go
green.
Di Indonesia sendiri, gas elpiji sangat populer. Dari
masyarakat menengah ke bawah hingga ke atas, memakai elpiji. Saking dianggap
sebagai kebutuhan pokok, elpiji naik harga tinggi, maka rakyat di seluruh
Indonesia akan ribut.
Bekas peralatan rumah tangga masak-memasak (photo by budi susilo) |
Harga elpiji membumbung tinggi pertanda negara akan
dirundung kegaduhan pasar dan seakan laju roda ekonomi negara mengalami ketidakstabilan,
yang lanjutnya akan berujung pada peningkatan inflasi.
Andai elpji sudah berganti sebagai barang mewah nan
super mahal, maka risiko yang didapat oleh pemerintah adalah pencitraan yang
buruk. Pastinya, rakyat akan menuding pemerintah tidak becus mengelola sumber
daya energi.
Sebab di dalam ukiran konstitusi Indonesia, bahwa
bumi, air, beserta isinya dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat, untuk
memenuhi kebutuhan hajat hidup orang banyak. Dan jika tidak terjadi demikian,
maka negara akan dikatakan gagal.
Belakangan ini, kondisi elpiji Indonesia diluar batas
kewajaran, karena harga yang ditetapkan sangat memberatkan masyarakat.
Perbandingan harga elpiji Indonesia dengan negara tetangga, Malaysia, jauh
lebih murah dari negeri jiran.
Sungguh memiriskan jika elpiji Indonesia harganya lebih
tinggi dari negara Malaysia, mengingat bumi Nusantara ini menyimpan banyak gas
alam dan juga memiliki sumber daya manusia yang handal dan banyak bersekolah
tinggi di bidang sumber daya alam.
Yang jadi pertanyaan, kenapa perusahaan energi yang
sifatnya milik negara seperti tak jauh berbeda dengan perusahaan yang lebih
condong pada kapitalisme liberal ?
Katanya, alasan harga elpiji naik untuk menutup
kerugian. Enak sekali jika alasan naik harga karena rugi, padahal selama ini,
jajaran petinggi di Pertamina digaji melangit, mencapai puluhan juta tetapi
prestasinya hanya mampu naikan harga.
Rakyat pasti menjerit tak setuju jika elpiji naik
hingga diluar batas kewajaran. Rakyat akan semakin terjepit andai harga elpiji
terus membumbung tinggi.
Rakyat tak mau terima, terus-menerus menderita, jika para elit penyelenggara negaranya hidup dalam kemewahan bergelimang harta benda.
Rakyat tak mau terima, terus-menerus menderita, jika para elit penyelenggara negaranya hidup dalam kemewahan bergelimang harta benda.
Ada yang bilang juga, kenaikan elpiji adalah ajang
pemerintah untuk mencari simpatik dari publik, atau juga ada yang mengatakan
gas elpji naik melejit akibat dari faktor buruknya komunikasi antar menteri
terkait.
Terlepas dari polemik itu, yang pasti rakyat tidak mau
tahu. Rakyat ingin harga-harga kebutuhan pokok murah meriah. Harga-harga barang
penunjang hidup maunya terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, agar
perekonomian negara tak terseok-seok.
Inilah tugas berat, amanah yang harus bisa dijalankan
oleh para penyelenggara negara dan politisi. Jangan hanya sekedar janji,
apalagi cuma mengejar pujian semata, sebab rakyat kini sudah sangat cerdas
dalam menilai.
Harapannya, para penyelenggara negara dan politisi
harus mampu tunjukan kerja yang profesional. Mau mengbadi kepada rakyat secara
tulus.
Mau bekerja untuk perubahan negara, guna menjadi lebih baik. Maka rakyat akan mengenangnya sebagai pahlawan sepanjang masa. ( )
Mau bekerja untuk perubahan negara, guna menjadi lebih baik. Maka rakyat akan mengenangnya sebagai pahlawan sepanjang masa. ( )
Komentar
Posting Komentar