BANJIR MENGHAMPIRI INSANI
Banjir
Menghampiri Insani
AIR banjir mengandung banyak cerita bagi para manusia.
Air banjir warnanya beragam rupa, ada yang hitam, coklat, abu-abu, juga ada
yang bening.
Di banyak kejadian, yang melanda di wajah pemukiman
penduduk, warna air banjir biasanya coklat pekat, dan baunya pun tak sedap
menyengat.
Datangnya air banjir tak diundang, bahkan perginya pun
entah kapan, tidak ada yang tahu. Manusia berharap, selalu berkeinginan
terjangan air banjir segera pergi.
Datangnya air banjir berasal dari langit yang diawali
dengan proses penguapan oleh matahari yang terik, yang memancarkan hawa kalor begitu luar biasa.
Kemudian melalui proses alam dengan beberapa waktu
tertentu, awan yang semula cerah, tiba-tiba menjadi hitam, mendung. Kadang
juga, jika dahsyat awan akan disertai kilatan halilintar.
Proses berikutnya air hujan turun membasahi ke
permukaan bumi secara merata, baik itu di daratan tinggi hingga pada daerah
daratan rendah. Filosofi alur yang dimiliki air, dari tempat yang tinggi menuju
ke yang lebih rendah.
Berhubung air hujan adalah bentuk dari wujud benda air,
maka terjadilah sebuah catatan perjalanan air yang jatuh di kawasan pegunungan,
kemudian dilanjutkan ke kolam lautan.
Sebelum sampai ke tujuan akhir di hamparan lautan, air
menggenang ke tengah pemukiman penduduk. Air menerjang ke segala hal, sifatnya
menempati sesuai ruang.
Air melintas tanpa batas, mampu memasuki sudut-sudut
sempit. Tanpa kenal ampun, rumah-rumah yang besar berbahan beton pun dapat
disusupi oleh air banjir.
Bahkan jika sedang ganas, tanpa kenal minta ampun,
terjangan arus air banjir mampu merobohkan semua barang-barang dan bangunan yang
dilintasinya.
Air banjir akan selalu ditayang di pemberitaan surat
kabar media cetak dan elektronik. Air banjir akan terus dikenang. Air banjir
dianggap oleh manusia sebagai wabah, bukan berkah.
Manusia akan mengingat air banjir sebagai bencana. Air
banjir disalahkan sebagai penyebab bencana, pemberian dari alam langsung.
Dianggapnya, air sebagai musuh manusia, yang merusak tatanan pedesaan dan
perkotaan.
Padahal sesungguhnya, air banjir datang bukan atas
kemauan alam sendiri, tapi akibat dari ulah para manusia serakah yang telah merusak kelestarian alam demi
mengumpulkan pundi-pundi rupiahnya.
Banjir datang, menggenang pemukiman orang-orang bukan
sekedar datang. Banjir menghampiri ke para manusia membawa pesan baik, memberi
banyak hikmah yang semestinya bisa disadari kaum insani.
Air banjir tiba di depan manusia untuk memberikan
kabar, bahwa keserakahan manusia tak bisa dibiarkan. Kesombongan manusia harus
segera ditiadakan. Ketidakbersyukuran dalam diri manusia mesti dimusnahkan.
Melalui air banjir, para penyelenggara negara
diberikan pesan agar melaksanakan amanah rakyat dengan sebaik-baiknya. Jangan
lagi melanggar hati nurani rakyat dengan seenaknya merusak bumi membabi buta
membabat pohon, meratakan perbukitan yang rindang hijau untuk mengumpulkan
pundi-pundi kekayaan harta.
Bekerjalah demi kebaikan dan kerahmatan bagi semesta
alam. Ribut-ribut, gontok-gontokan
hanya berebut pengaruh politik kekuasaan akan hanya membawa penderitaan.
Pesan lain dari air banjir kepada manusia adalah gunakan
kekuasaan (bagi pemerintah) untuk menelurkan kedamaian sentosa bagi semua alam,
manusia, tumbuhan, dan hewan di bumi.
Itulah dia, air banjir di Indonesia. Datang tak
diundang di berbagai daerah di nusantara untuk menggiring Indonesia kepada
suasana yang lebih sejuk, tentram, dan damai, di tengah situasi dan kondisi
tahun politik 2014 yang sudah memanas penuh intrik licik. Nauzu Billah Min Zalik. ( )
Komentar
Posting Komentar