WISATA TAMAN SARI YOGYAKARTA
Menuju
Lokasinya dengan Berjalan Kaki
USAI puas berkeliling di interior keraton kesultanan
Yogyakarta, saya bersama dua sobat, Bedu dan Piyan, melanjutkan perjalanan ke
wisata Taman Sari, Minggu (1/12/2013) siang, dengan berjalan kaki.
Kata orang-orang asli Yogyakarta, lokasi Taman Sari
dahulunya merupakan kebun istana keraton Yogyakarta yang dibangun pada jaman
pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I, di sekitaran abad 17.
Gapura lokasi wisata Tamansari Yogyakarta (photo by budi susilo) |
Cerita sejarah inilah yang membuat kami merasa
penasaran. Sebab di antara kami bertiga, belum ada yang pernah menginjakan kaki
di Taman Sari. Untuk itu, hukumnya wajib menengok ke lokasi Taman Sari, mumpung
juga kami masih berada di Yogyakarta.
Menuju ke Taman Sari sebenarnya banyak alternatif. Ada
banyak ragam tawaran alat angkutan umum yang bisa mengantarkan ke tempat
tujuan. Di antaranya ada becak kayuh, kuda delman, dan Ogej motor, dengan harga
yang terjangkau dan bisa ditawar.
Tapi bagi kami bertiga, dari Keraton Kesultanan ke
Taman Sari menggunakan kendaraan angkutan umum rasanya tidak asik. Perjalanan
serasa kurang bermakna. Karenanya, kami pun lebih memilih berjalan kaki ke
lokasi Taman Sari.
Untungnya ada banyak jika memilih jalan kaki. Antara
lain akan menghemat uang saku. Sebab dengan berjalan kaki tidak mengeluarkan
biaya banyak, uang bisa disimpan untuk memenuhi keperluan yang dirasa itu
darurat dan sangat penting.
Berikutnya, jalan kaki akan membuat badan segar bugar.
Badan bercucuran keringat maka dapat nilai sehat. Ketimbang fisik dimanjakan
untuk naik alat angkut, lebih baik memilih bergerak agar fisik terlatih dan
menjadi kuat perkasa.
Dan keuntungan lain berjalan kaki, tentu saja
perjalanan lebih berkesan mendalam, punya arti yang sesungguhnya. Berjalan kaki
bisa akrab dengan tanah Yogyakarta, menyatu dengan kulit bumi, yang kenangannya
tak akan pernah hilang dalam ingatan.
Kala itu, alhamdulillah,
matahari bersinar terik. Bagi kami bertiga, terpaan sinar ultar violet
Yogyakarta saa itu merupakan hal yang sudah biasa buat kami yang menggendong
jiwa petualang.
Sebaliknya, pancaran sinar matahari menjadi harapan
terbesar kami, mengingat sinar matahari sebagai teman perjalanan, memberi
penerangan, dan menciptakan suasana keceriaan perjalanan kami.
Selama berjalan kaki menuju Taman Sari, kedua bola
mata dapat melihat puas suasana perkampungan penduduk dan toko-toko barang
kesenian khas Yogyakarta, yang unik, bagus dan berkualitas.
Di sepanjang jalan banyak deretan distro-distro
fashion khas Yogyakarta, dari harga yang murah hingga mahal tersedia. Semua
fashion yang dijajakan merupakan barang baru, dan tentu saja barangnya
kebanyakan berharga bandrol, tak bisa ditawar lagi.
Selain itu, kami bertiga juga melewati pasar
tradisional. Pasar ini bernama Pasar Ngasem yang nama jalannya adalah Polowijo.
Tidak seperti pasar kebanyakan, saat siang hari kondisi pasar kala itu sedang
tidak padat, arus lalu-lintasnya pun tak macet, ramai namun lancar.
Jarak tempuh dari Keraton Kesultanan Yogyakarta ke
Taman Sari terbilang dekat. Jika berjalan kaki, tidak sampai harus memakan
waktu berjam-jam. Hanya dalam waktu hitungan puluhan menit, sekitar 30 menit,
wisata Taman Sari sudah bisa digapai.
Yang terpenting, sebelum berjalan kaki menuju Taman
Sari harus ada persiapan matang. Di antaranya secara fisik harus sehat dan
perut tidak boleh dalam keadaan kosong agar punya energi yang mumpuni.
Dan berikutnya, persiapkan bekal air mineral. Dikala tenggorokan serasa haus, perjalanan harus dihentikan. Berhenti sejenak, cari tempat duduk yang asik untuk meluangkan waktu meminum air, guna dehidrasi di tubuh bisa hilang.
Jangan dipaksa berjalan kaki jika tubuh dalam kondisi
dehidrasi. Harus berhenti dan beristirahat untuk minum. Sebab jika tidak, maka ketika
tiba di lokasi Taman Sari bisa saja kondisi tubuh akan loyo, alhasil dapat
mengganggu kenikmatan keliling wisata Taman Sari. Mau bukti, silahkan dicoba !
Kunjungi saja tempatnya sekarang juga, dijamin akan berkesan. ( )
Komentar
Posting Komentar