SENANG DUKA RIANG BENCANA
Senang Duka Riang Bencana
SEJAK
fajar terbit hingga matahari terbenam di kala senja, manusia tak akan lekang
oleh berbagai dinamika kehidupan. Begitu pun, saat malam datang hingga kembali
ke masa terang-benderang fajar, manusia selalu digelayuti cobaan hidup.
Kadang
cobaan itu dapat berupa senang riang dan duka bencana. Semua bergantung
penyikapan manusia itu sendiri, bagaimana caranya untuk mampu membawa diri pada
rasa syukur yang paripurna.
Kenapa
harus bersyukur ? tak lain dan tak bukan, alasannya agar manusia lebih mampu
menemukan hakikat kehidupan yang sebenarnya. Bersyukur memberikan aura
kenikmatan, hidup bagai di surga bumi.
Sifat
dasar manusia tak pernah puas, selalu ingin yang baru dan terus meningkatkan
derajat diri. Sifat dasar ini akan membahayakan, mengancam manusia itu sendiri
jika tidak terkontrol baik dengan ramuan yang bernama rasa syukur.
Ada
manusia diberi harta berlimpah ruah, popularitas dirinya berada di tingkatan
tinggi bak selebriti go internasional
dan jasmaninya sehat bugar, namun belum tentu hidupnya dijamin bahagia aman
sentosa.
Sisi
lainnya, ada manusia hidup dalam harta yang berkecukupan, gaya hidup yang
sederhana tanpa embel-embel elitis, tetapi gambaran hidup ini bukan berarti ia
dirundung duka nestapa, atau bahkan sebaliknya, ia hidup dengan tentram, damai,
dan sehat sentosa.
Kesimpulannya,
orang riang bisa saja akan mendapat bencana, begitu pun ketika orang mendapat
duka nestapa maka orang ini kemungkinan akan memperoleh rasa bahagia yang tak
terhingga, luar biasa.
Kembali
lagi, itu semua bergantung pada manusia itu sendiri, sejauh mana manusia
tersebut pandai mengolah dirinya untuk menjadi manusia yang bersyukur dan
berpasrah selalu pada Tuhan Yang Maha Esa.
Sebenarnya
kehidupan di bumi ini adalah ladang pencarian amal bakti bagi bekal kehidupan
di masa mendatang, di alam akhirat kelak nanti. Hidup bukan sekedar hidup,
namun hidup untuk perjuangan, yang muaranya pada nilai-nilai kebaikan.
Selama
ini, semua manusia tak akan tahu pasti tentang nasib yang akan dialami. Tuhan
sebagai sang Maha Pencipta punya pilihan terbaik bagi umatnya. Karena itu,
selalu berpikir positif dengan diimbangi rasa syukur sebab bersyukur itu
jaminan hidup berkualitas.
Perjalanan
manusia di bumi selalu dinamis. Dengan mutlaknya, manusia pasrah pada Tuhan
yang menciptakan. Mengarungi belantara kehidupan selalu mengandalkan Tuhan,
dimana pun dan kapan pun.
Jangan
hanya berani mati, tetapi manusia itu juga mesti tak gentar menghadapi dinamika
kehidupan. Manusia jangan berani mati, namun manusia harus berani hidup dengan
memberikan nilai-nilai kebaikan hidup manusia itu sendiri, maupun manusia yang
lainnya. ( )
Komentar
Posting Komentar