KORUPSI BUKAN KAWAN
Berteriak Anti
Korupsi Sampai Serak
PERINGATAN hari anti korupsi sedunia yang
diselenggarakan tiap 9 Desember membuat slogan-slogan anti korupsi membanjiri
di beberapa tempat diskusi dan ruang media massa mainstream.
Tak hanya itu, lokasi keramaian pinggiran jalan pun
menjadi sasaran pemasangan spanduk atau baliho yang berisi pesan anti korupsi
yang menjadi kejahatan luar biasa di negeri ini.
“Korupsi
merugikan negara.” “Hindari
pengiriman uang secara tunai. Biasakan diri untuk mengirim uang melalui
transaksi elektronik.” “Korupsi
Kejahatan HAM Berat !.” Inilah kalimat-kalimat edukasi yang melekat di
spanduk-spanduk bertema anti korupsi.
(photo by khalid nurdien) |
Kemudian, masih ingat dengan iklan-iklan bertema anti
korupsi yang disampaikan oleh beberapa politisi dan mantan selebriti Indonesia
di layar kaca televisi yang menggaungkan, “Katakan
Tidak Pada Korupsi !.”
Sungguh terharu, mengagumkan atas semua kata-kata yang
dilontarkan oleh para model iklan anti korupsi tersebut, walau kemudian
belakangan, mereka terkontaminasi juga dengan racun korupsi.
Mengatakan anti korupsi itu hal yang mudah dan murah.
Oleh siapa saja dan dimana saja bisa dilakukan, tanpa ada aturan yang melarang,
apalagi sampai ada yang memberi hukuman.
Jelas sekali mengatakan anti korupsi itu hak setiap
orang, siapa saja tanpa memandang ras dan suku. Namun perlu diimbangi juga
dengan sebuah komitmen yang sungguh-sungguh.
Bukan bualan kata semata. Butuh pembukitan di alam
kenyataan, guna kata-katanya menjadi berkadar ‘emas’ bernilai tinggi, memiliki
marwah yang super wah.
Sebab biasanya, orang yang sering mendeklarasikan diri
perang terhadap korupsi, membenci sampai mati dengan korupsi, pasti suatu saat
orang tersebut akan diuji oleh Tuhan Yang Maha Esa, penguasa alam semesta.
Ujian Tuhan tersebut bernama serangan virus korupsi.
Mau bukti ? silahkan saja dicoba. Yang penting tetap konsentrasi, kuatkan iman
agar bisa menjauh dari jebakan bahaya korupsi yang mematikan. ( )
Komentar
Posting Komentar