ELANG JAWA BAWA KABAR MERAPI

Elang Jawa Bawa Kabar Merapi

JALANAN yang beraspal, jalur yang meliuk-liuk dan berdataran tinggi, serta arus lalu-lintas yang lengang tak macet seperti di pusat kota, adalah unsur-unsur yang menemani perjalanan menuju area Cangkringan, Gunung Merapi Yogyakarta, Sabtu (30/11/2013).

Kala itu pukul 08.50 Wib cuaca masih bersahabat. Matahari dengan bebasnya menyinari area Kelurahan Cangkringan, perjalanan pun seakan ceria, hati serasa terang benderang, tanpa ada kendala oleh guyuran hujan dan banjir.

Suasana di kaki Gunung Merapi yang cerah dan rindang (photo by budi susilo)

Dipinggir-pinggir jalan masih bisa menemui pepohonan hijau yang rimbun. Ini bagai hiburan mata yang murah-meriah dan menyegarkan pikiran. Begitu pun satu dua rumah warga yang berkonsep desa berdiri dipinggiran jalan, semakin mewarnai perjalanan menuju Merapi.

Setibanya persis di komplek Gunung Merapi, Desa Kinahrejo pada pukul 09.20 Wib rasanya lega. Panjatkan sujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, telah memberi kelancaran tiba dengan selamat di kaki Gunung Merapi yang saat itu sedang bersahabat.

Di lokasi kaki gunung ternyata tak sepi, banyak warga setempat yang melakukan kegiatan ekonomi seperti berdagang, menawarkan jasa wisata, menyuguhkan sarana transportasi gunung, dan bercocok tanam.

Selain warga setempat, ternyata juga banyak orang dari luar daerah yang berkunjung. Tujuan mereka datang adalah untuk berwisata menikmati alam bebas pegunungan Gunung Merapi. 

Mereka kebanyakan berasal dari wisatawan domestik, dari Jakarta, Banten, Bekasi, juga ada yang dari pulau Sulawesi, Papua, Kalimantan dan Sumatera. Sementara, juga ada yang dari wisatawan mancanegara dari negara Asia Timur, Eropa dan Amerika.

Gunung Merapi seakan menjadi magnet bagi para wisatawan. Pengunjung merasa penasaran dengan gunung Merapi yang selama ini telah menjadi legenda di tanah jawa, dan juga telah dikenal di seluruh dunia internasional.

Langit biru dengan asesoris awan putih jadi atap Gunung Merapi saat itu. Sinar matahari begitu baiknya menerangi lapisan kulit bumi Gunung Merapi. Meski begitu, alam gunung masih seperti dulu, masih setia menawarkan alam yang sejuk dan segar walau matahari bersinar terik.

Kenikmatan cuaca kala itu tak hanya dirasakan para manusia, seekor burung Elang Jawa pun merasakan hal yang serupa. Elang Jawa itu terbang bebas, berputar-putar di seputaran Gunung Merapi, tampak menikmati cuaca cerah alam Merapi. 

Puncak Gunung Merapi atau nama lainnya adalah Garuda (photo by budi susilo)

Tubuh Elang Jawa yang coklat dan sedikit warna putih memberikan pemandangan lain bagi para wisatawan. Kehadiran Elang Jawa memberi warna bagi alam Merapi. Pekikan suaranya yang tak terlalu kencang di langit, tetap saja tak mengurangi pesona wisata alam Merapi.

Tak absennya Elang Jawa di pegunungan Merapi pertanda bahwa gunung sedang tidur nenyak. Elang Jawa pembawa kabar, bahwa gunung masih aman untuk dikunjungi bagi para manusia. 

Elang Jawa di seputaran Gunung Merapi memberi kabar, bahwa gunung tak lagi ingin batuk-batuk, mengeluarkan abu vulkanik. Melalui ijin Tuhan, Elang Jawa membawa kabar misteri Merapi. Terima kasih Elang Jawa, yang mengabarkan kabar baik bagi para insan. ( )



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I