KEMAMPUAN

Kemampuan

LEMBARAN kertas buram tergeletak di atas meja kayu jati yang baru saja dibeli dari toko meubel sebelah rumah. Di meja itu, seekor semut merah terperangkap kertas. Terjepit dibalik lembaran kertas.

Tanpa sengaja semut tertindis kertas, sebab yang menaruh kertas tak melihat jika ada semut merah sedang berada di atas permukaan meja. Badannya yang mungil, tak berdaya mendorong lembaran kertas.

Kaki semut yang lebih dari dua, tak menjamin mampu menggeser lembaran kertas dari tubuhnya yang kecil. Semut sudah berusaha bergerak, namun apa daya, usahanya belum membuahkan hasil. 

Seorang pria tua masih mampu memanggul beban berat (photo by budi susilo)

Satu-satunya harapan untuk bertahan hidup, semut terus bernapas, sambil berusaha menggerakan seluruh badannya, mengeluarkan banyak energi untuk menahan beban lembaran ketas.  

Sebenarnya, satu cara untuk menyelamatkan hidup semut, keras itu harus disingkirkan oleh manusia, tapi persoalannya, apakah manusia sadar jika ada mahkluk hidup yang sedang membutuhkan pertolongan.

Tiba-tiba jendela rumah yang berjarak sekitar satu meter dari meja, mengeluarkan hembusan angin. Maklum saja, pagi hari jendela rumah sudah terbuka lebar.     

Angin lumayan bertiup kencang, menerjang meja berwarna coklat tersebut. Akhirnya, lembaran kertas buram itu menyingkir dari meja. Semut sempat kaget, sebab keajaiban tak terduga datang begitu saja. 

Tiupan angin yang mampir ke arah meja, membuat semut lega, terbebas dari cengkraman kekuasaan kertas buram. Tanpa berpikir panjang, semput pun langsung bergegas, cepat meninggalkan permukaan meja dengan menyusuri kaki meja menuju lantai rumah.

Sekarang, usai tertiup angin pagi, nasib lembaran kertas buram tergeletak di lantai rumah yang sedikit basah tergenang air hujan yang turun dari genting rumah yang bocor. Maklum, semalam hujan mengguyur rumah dengan derasnya.

Celaka, kertas buram pun segera menemui ajal. Air sudah meresap masuk kesebagian tubuh kertas buram. Padalah lembaran kertas itu juga ada kalimat-kalimat bertuliskan tinta hitam yang memuat pesan rahasia perasaan cinta sepasang pria dan wanita.  

Nasib sudah diujung tanduk. Kertas tak berdaya, tidak bisa berbuat apa-apa melawan keperkasaan genangan air. Kertas itu hanya diam, pasrah menunggu puncak ajalnya, yang ditandai dengan hilangnya goresan pena hitam yang menghiasi di lembaran kertas tersebut.

Tiupan angin dari jendela tidak bisa menolongnya. Semut pun hanya diam, acuh tak acuh. Semut lebih memilih kesibukan mencari makanan di ruang dapur. 

Semut diam bukan bermaksud untuk membalas dendam agar lembaran kertas lenyap tak berwujud direndam air. Semput diam, tentu saja karena alasan ketidakberdayaan dalam menghadapi realitas yang terjadi. 

Sebab semut sadar, bahwa setiap makhluk punya porsi kemampuan yang terukur. Ingatlah, Tuhan sebagai pencipta, pastinya tidak akan menguji hambanya, di luar batas kemampuan hambanya. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA