KEMAMPUAN
Kemampuan
LEMBARAN
kertas buram tergeletak di atas meja kayu jati yang baru saja dibeli dari toko
meubel sebelah rumah. Di meja itu, seekor semut merah terperangkap kertas.
Terjepit dibalik lembaran kertas.
Tanpa
sengaja semut tertindis kertas, sebab yang menaruh kertas tak melihat jika ada
semut merah sedang berada di atas permukaan meja. Badannya yang mungil, tak
berdaya mendorong lembaran kertas.
Kaki
semut yang lebih dari dua, tak menjamin mampu menggeser lembaran kertas dari
tubuhnya yang kecil. Semut sudah berusaha bergerak, namun apa daya, usahanya
belum membuahkan hasil.
Satu-satunya
harapan untuk bertahan hidup, semut terus bernapas, sambil berusaha menggerakan
seluruh badannya, mengeluarkan banyak energi untuk menahan beban lembaran ketas.
Sebenarnya,
satu cara untuk menyelamatkan hidup semut, keras itu harus disingkirkan oleh
manusia, tapi persoalannya, apakah manusia sadar jika ada mahkluk hidup yang
sedang membutuhkan pertolongan.
Tiba-tiba
jendela rumah yang berjarak sekitar satu meter dari meja, mengeluarkan hembusan
angin. Maklum saja, pagi hari jendela rumah sudah terbuka lebar.
Angin
lumayan bertiup kencang, menerjang meja berwarna coklat tersebut. Akhirnya,
lembaran kertas buram itu menyingkir dari meja. Semut sempat kaget, sebab keajaiban
tak terduga datang begitu saja.
Tiupan
angin yang mampir ke arah meja, membuat semut lega, terbebas dari cengkraman
kekuasaan kertas buram. Tanpa berpikir panjang, semput pun langsung bergegas,
cepat meninggalkan permukaan meja dengan menyusuri kaki meja menuju lantai
rumah.
Sekarang,
usai tertiup angin pagi, nasib lembaran kertas buram tergeletak di lantai rumah
yang sedikit basah tergenang air hujan yang turun dari genting rumah yang
bocor. Maklum, semalam hujan mengguyur rumah dengan derasnya.
Celaka,
kertas buram pun segera menemui ajal. Air sudah meresap masuk kesebagian tubuh
kertas buram. Padalah lembaran kertas itu juga ada kalimat-kalimat bertuliskan
tinta hitam yang memuat pesan rahasia perasaan cinta sepasang pria dan wanita.
Nasib
sudah diujung tanduk. Kertas tak berdaya, tidak bisa berbuat apa-apa melawan
keperkasaan genangan air. Kertas itu hanya diam, pasrah menunggu puncak
ajalnya, yang ditandai dengan hilangnya goresan pena hitam yang menghiasi di
lembaran kertas tersebut.
Tiupan
angin dari jendela tidak bisa menolongnya. Semut pun hanya diam, acuh tak acuh.
Semut lebih memilih kesibukan mencari makanan di ruang dapur.
Semut
diam bukan bermaksud untuk membalas dendam agar lembaran kertas lenyap tak
berwujud direndam air. Semput diam, tentu saja karena alasan ketidakberdayaan
dalam menghadapi realitas yang terjadi.
Sebab
semut sadar, bahwa setiap makhluk punya porsi kemampuan yang terukur. Ingatlah,
Tuhan sebagai pencipta, pastinya tidak akan menguji hambanya, di luar batas
kemampuan hambanya. ( )
Komentar
Posting Komentar