BUS METROMINI TANGERANG JAKARTA 3

Berulang Kali Tanpa Ada Kondektur

BELAKANGAN ini moda transportasi publik bus Metromini seolah sedang gandrung pada ketiadaan seorang kondektur. Padahal, peran kondektur juga sangat dibutuhkan bagi supir bus dan para penumpangnya.

Terbukti, untuk kesekian kalinya naik bus Metromini jurusan Ciledug-BlokM tanpa disertai kondektur bus, Rabu (2/10/2013). Kejadian ini saat menuju ke arah BlokM, naik dari Kecamatan Larangan. 

Sebelumnya saya sudah bisa menebak, jikalau bus Metromini yang saya tumpangi pasti tidak ada kondekturnya, mengingat saat memberhentikan bus tidak tampak kondektur yang menawarkan, apalagi memberi instruksi bus akan menuju ke arah BlokM.

Angkutan umum yang berbedar di Kota Jakarta, Rabu (2/10/2013) / (photo by budi susilo)

Kondisi jumlah penumpang bus saat itu tidak terlalu padat. Masih ada satu dua bangku yang kosong, sehingga berkesempatan untuk peroleh tempat duduk. Dan supir yang satu ini tertib mau menggunakan seragam resmi Metromini serta menarik ongkos penumpangnya dilakukan di tengah kemacetan lampu lalu-lintas di daerah Bulungan Jakarta Selatan.

Di hari berikutnya, pada Jumat (4/10/2013), saya mengalami hal serupa, bus Metromini tanpa dilengkapi kondektur. Kondisi bus kala itu penuh sesak. Saking padatnya, saya pun harus berdiri di tangga bus, sungguh rasa tidak nyaman.

Apalagi ditambah jalanan macet total, akibat dari bus patas AC Bianglala mogok di daerah perbatasan Tanggerang-Jakarta Selatan. Kontan, Jumat siang itu arus lalu-lintas macet sepanjang sekitar empat kilometer lebih, dari Kreo hingga Batas.

Aneh juga, sejak reformasi bergulir hingga sampai 15 tahun reformasi, arus lalu-lintas di kawasan Tangerang-Jakarta tak jauh berbeda dengan sebelumnya, masih macet dan ruwet.

Tentu saja, sebagai orang yang menggunakan transportasi publik di kawasan Tangerang Banten merugi. Saban hari kejebak macet, sumpek, badan bau apek, lalu kapan semua ini akan tertata baik yah ?

Sebenarnya impian warga sangat sederhana. Yakni adanya transportasi publik yang memadai, sepanjang jalan ditumbuhi pohon rindang, dan ada keteladanan dari seorang pemimpin kepala daerah.

Kembali ke bus Metromini tadi, tanpa dilengkapi kondektur serasa tak maksimal. Penumpang yang berkeinginan turun pun sedikit kesulitan, sampai ada penumpang yang mengeluh karena kesulitan memberi kode ke supir saat mau turun.

Suasana arus lalu-lintas di Kota Jakarta pada siang jelang senja, Rabu (2/10/2013) / (photo by budi susilo)

Begitu pun jika mau bayar ongkos transportasi bus, penumpang sangat direpotkan. Karena jika mau turun harus sambangi ke kepan kursi kemudi, untuk memberi uang perjalanan yang tarifnya Rp 3 ribu. 

Sebenarnya, hak awak bus Metromini meniadakan kondektur, namun para pengguna jasa bus merasa ada yang tidak puas, pelayanan tidak sangat maksimal.  

Begitu pun bagi supir juga dirugikan. Mungkin ada satu dua penumpang yang tidak bertanggungjawab, enggan untuk membayar, langsung kabur saat sudah tiba ditujuan. “Kenek saya lagi libur, tidak masuk kerja,” alasan supir bus Metromini ketika ditanya.

Melihat perkembangannya, pemerintah daerah provinsi akan terus menata sistem transportasi umum agar layak, aman, dan nyaman. Di tahun 2015 ke atas, akan dibangun transportasi umum yang mapan. 

Satu di antaranya trend transportasi bus way yang rencananya akan diperluas jaringannya. Semoga dengan impian ini, transportasi umum di kawasan Tangerang-Jakarta tersedia dengan baik, pelayanan warga menjadi hal yang utama. ( )
  

Komentar

  1. Nama ya juga Jakarta, klo gak macet bukan Jakarta namanya. Semoga Jokowi bisa menata Jakarta lebih baik, gak ada lagi macet, naik angkutan umum juga asik dan murah. Betul kan bro.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA