PESTA RAKYAT MERDEKA

Pesta Rakyat Merdeka
Oleh: Budi Susilo

Banyak ragam dalam mengisi kemeriahan ulang tahun Republik Indonesia yang ke-68. Bergotong-royong demi kesuksesan hajatan tahunan tersebut. Masyarakat yang berbeda menyatu dalam kebersamaan di gelaran bernama ‘pesta rakyat 17 Agustus.’

Ini bukan pesta rakyat dalam pemilihan anggota legislatif atau pemimpin daerah, yang dalam pagelarannya menebar ‘uang-uang rupiah politik’. Rakyat memilih dan yang dipilih mampu duduki kursi, kemudian janji rakyat diingkari dengan melakukan korupsi, sungguh hina dina.

Ini pesta 17 Agustus, benar-benar pesta dalam arti sesungguhnya. Pesta dari segala pesta yang mengandung nilai-nilai hakikat dalam sebuah pesta. Dari rakyat untuk rakyat, berbagai hal kebutuhan pesta dikumpul secara patungan dan kemudian dinikmati secara bersama-sama.

Pesta rakyat di 17 Agustus ini sangat mengurat nadi bagi masyarkat. Betapa tidak, acara yang digelar sederhana namun sangat menghibur di tengah harga-harga kebutuhan pokok yang sedang melambung tinggi.

Kerupuk mie putih rela digantung pada seutas tali di bawah terik sinar matahari yang panas, lalu digigit hingga sirna, habis terlahap. Inilah jalan pilihan kerupuk mie yang rela berkorban tuk pesta rakyat kecil.

Melodi kresek sandal jepit karet memberi warna semarak pesta rakyat, 17 Agustus. Berlari dan berkeringat gapai garis finsih, berlomba semangat, semarak Indonesia.

Anak-anak Jakarta Selatan balap karung, Sabtu (17/8/2013)_rezaamalia 

Belum lagi lomba balap karung, berlari dan melompat penuh semangat tuk menjadi yang tercepat membuat atmosfir ulang tahun kemerdekaan Indonesia lebih bergairah.

Anak-anak Indonesia banyak terlibat, bermain dan berlomba di tengah-tengah kehidupan tempat tinggalnya, menyatu belajar hidup bermasyarakat. Hebat Indonesia ini, ragam masyarakatnya begitu kreatif.

Sungguh asik gelaran tahunan ini. Ingin rasanya tiap hari dilaksanakan. Meski bangsa ini terus diterpa oleh rongrongan penyakit korupsi, namun optimisme dan kecintaan terhadap Indonesia masih besinar, sebab negara ini rusak bukan karena Republik Indonesia, namun karena satu dua orang oknum yang berperilaku sebagai penghianat bangsa.

Susah payah, para pejuang kemerdekaan seperti di antaranya sosok Tan Malaka dan Jendral Sudirman membangun negara republik ini agar berdaulat, untuk para generasi masa depan mereka. Jangan sia-siakan perjuangan pahwalan kita, sebagai generasi penerus isi kemerdekaan dengan kebanggaan dan prestasi besar demi kejayaan negeri. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA