KAMPUNG PESISIR BOTUBARANI

Warga Dilarang Berburu Karang 

Angin sepoi-sepoi sore itu bertiup ke daratan  kampung Botubarani. Geografisnya terletak dalam denyut kehidupan pesisir lautan, maka tak heran saat itu, momen matahari terbenam masuk ke perut bumi, memberikan kesan kampung Batu Berani, indah memesona, merah merona berdecak kagum, sungguh berkesan, Minggu 17 Mei 2013. 

KEBERADAAN Kampung Pantai Botubarani masuk dalam Kecamatan Kabilabone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Tekstur buminya bertebing-tebing batu cadas kapur, sangat berdekatan dengan perairan laut.

Dikala siang hari, panas terik matahari sungguh menyengat kulit tubuh. Bagi mereka yang tidak biasa, tentu akan mengeluarkan ungkapan keluh-kesah atas ganasnya siang bolong kampung Botubarani

Menuju kampung ini, mudah untuk dijangkau oleh kendaraan bermotor jenis roda dua maupun empat, kecuali truk berbadan besar apalagi tipe kontainer, mustahil akan lepas bebas menempuh ke kampung Botubarani.

Atmosfir senja di kampung Botubarani, Kecamatan Kabilabone, Kabupaten Bonebolango, Provinsi Gorontalo pada Minggu 17 Maret 2013. (Photo by budisusilo)

Daerah yang berdekatan dengan perbatasan Kotamadya Gorontalo ini telah dilengkapi infrastruktur jalan yang memadai, namun harus ekstra berhati-hati karena lajur yang dilewati itu naik turun, berkelok-kelok dengan ruang jalan yang terbatas, serta melewati beberapa kampung padat lainnya seperti Leato.

Dari pusat kota Gorontalo ke kampung Botubarani, dapat ditempuh hanya sekitar paling lambat 25 menit, menggunakan sepeda motor. Nantinya, saat dalam perjalanan akan dihibur oleh panorama alam yang mungkin tidak ada di tempat lain. 

Di perjalanan, disuguhkan beberapa keramaian kampung nelayan, panjang pantai yang dilengkapi oleh pepohonan kelapa dan beberapa perbukitan batu serta menghijau rindang. 

Bibir pesisir kampung Botubarani, Kecamatan Kabilabone, Kabupten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, di kala senja, pada Minggu 17 Maret 2013. (Photo by budisusilo)

Belum lagi, jurang yang menjorok ke bawah, sebuah hamparan pantai yang bersih, nyaman dan indah, akan mengangkat adrenalin jiwa raga. Pastinya, membuat kesan perjalanan selalu terus teringat sepanjang masa, dan rasanya ingin mengulangi kembali perjalanan menuju kampung Botubarani

Kala tiba di kampung Botubarani, dapat menemukan beberapa rumah-rumah semi permanen yang terbuat dari papan. Kebanyakan dari rumah ini, mereka adalah aktivis nelayan pesisir pantai Kabilabone.

Karena berdekatan dengan pesisir, wilayah kampung Botubarani ini sulit mencari air bersih. Tapi untung saja, pemerintah daerah setempat telah memfasilitasi sumur saluran air untuk keperluan warga bersama. 

Meski rasa airnya masih ada rasa asin atau payau, tapi warga disana tetap manfaatkan air sumur tersebut untuk mencuci dan mandi dengan batas waktu yang tidak ditentukan, kapan pun dan siapa pun bisa menikmati sumur berbentuk silinder biru tersebut.  

Khas lain dari kampung Botubarani ini, terdapat suguhan alam tebing tinggi berbatu cadas. Lokasinya tidak jauh dari garis bibir pantai, hanya berjarak sekitar 50 meter dan terlihat jelas tinggi besar dengan di tumbuhi juga beberapa pohon hijau. 

Jalanan raya yang mengarah ke daerah Botubarani Kecamatan Kabilabone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Minggu 17 Maret 2013. (Photo by budisusilo)

Keberadaan bukit tersebut, ternyata menjadi sejarah untuk penyebutan nama kampung nelayan ini, yang diberi nama Botubarani. Satu di antara warga setempat, Silvana, mengatakan, penamaan Botubarani cikal bakalnya dari tebing bukit bercadas. 

“Ceritanya di kampung ini ada tebing berbatu, makanya orang-orang sudah sering sebut kampung Batu Berani. Yah, artinya batu yang benar-benar batu,” ungkap mahasiswi yang kini mengenyam pendidikan di sastra Inggris Universitas Muhammadiyah Gorontalo ini. 

Bagi warga setempat, tambah Silvana, tebing batu bercadas ini memberi manfaat disaat sedang ada hal-hal bencana alam Tsunami. Dahulu sekitar tahun 2011, bahwa ada isu di Indonesia akan terjangan Tsunami, warga kampung Botubarani mengungsi ke atas tebing, menetap tinggal sementara di bukit. 

“Kalau kita sudah di atas bukit itu serasa di padang bebatuan. Di atas itu tempatnya menghampar luas, bisa jadi tempat tinggal perkampungan, tapi sulitnya kita harus susah payah untuk naik kesana, karena medannya agak sulit untuk orang-orang yang belum terbiasa,” urai Silvana, gadis berkulit putih ini.

Di bagian barat kampung ini, pinggiran pesisirnya ditumbuhi beberapa pohon kelapa. Di waktu siang, keberadaan pohon ini memberikan sedikit keteduhan dan hiburan kala ditiup angin siang, dahan pohon kelapa menari-nari, nyiur melambai.

Beberapa perahu kecil terparkir di bibir pantai, kampung Botubarani. Kebetulan menunggu matahari tutup waktu, seorang warga setempat, Wahab Biki, merapikan benang kusut jaring ikan yang akan digunakannya.

Persis di belakang ia duduk, ada tumpukan batu karang laut yang berwarna putih. Tidak banyak jumlahnya, bisa dihitung ada sekitaran 50 biji karang. “Batu karang diambil untuk membuat kapur,” kata ge’o, panggilan akrab Wahab Biki. 

Terumbu karang dari kawasan laut kampung Botubarani, Kecamatan Kabilabone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Minggu 17 Maret 2013 sore. (Photo by budisusilo)

Keterangan warga lainnya, Ridwan Puluhulawa yang merupakan tetangga Wahab Biki, menuturkan, jaman dahulu di era tahun 1990-an, warga setempat banyak berburu terumbu karang putih. “Buat dibuat kapur. Hasilnya lebih bagus, berkualitas dibandingkan batu kapur dari daratan,” ujarnya.

Pria yang kini membuka bengkel motor ini mengungkapkan, perburuan batu karang kini sudah tidak diperbolehkan lagi karena bila terus dilakukan akan merugikan nelayan kampung Botubarani sendiri. 

“Alasan kelestarian laut. Batu karang diambil, pasti ikan-ikan di laut juga akan berkurang. Laut bisa rusak, makanya harus tetap dijaga kelestariannya,” tegas Ridwan.

Merasa penasaran oleh atmosfir pesisir kampung Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, datang saja langsung, mudah dijangkau. Bila sudah tiba dilokasi tentu saja prasyarat yang harus dipegang teguh ialah ikut menjaga kebersihan dan kelestariannya karena hal ini tanggung jawab kita bersama. ( )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I