BERUANG TERMUNGIL DI DUNIA
Beruang
Madu Sun Bear Kalimantan
Hamparan
bumi yang luas ini dihuni banyak ragam
makhluk. Satu di antaranya adalah binatang beruang. Beruang yang lahir tersebar
di berbagai tempat, tidak hanya ada di satu negara tertentu saja. Beruang yang
tersebar di seluruh dunia memiliki ciri berbeda. Seperti halnya beruang yang
ada di Kalimantan Timur yang sering disebut beruang madu.
Beruang
madu dalam belantika keilmuan biologi digolongkan familia Ursidae. Secara
bahasa ilmiah disebut Helarctos malayanus atau sering juga warga
internasional menyebut sun bear dikarenakan di bagian dadanya memiliki tanda
kuning seperti matahari terbit.
Wujud
nyata beruang madu sampai sekarang masih bisa dilihat meskipun telah dinyatakan
terancam punah. Menemukan beruang jenis ini tidak perlu repot-repot mendatangi
ke alam liar hutan belantara, namun di tempat penangkaran atau enclosure
seperti di Kota Balikpapan tersedia.
Penampakan Beruang Madu Kalimantan atau Sun Bear yang tertampung dalam hutan buatan Kawasan Wisata dan Pendidikan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan pada Rabu 24 Mei 2017 sore. (Jongfajar Kelana) |
Contohnya
di Kawasan Wisata dan Pendidikan Lingkungan Hidup di kilometer 23 Karang Joang
dan di The Borneo Orangutan Survival Foundation Kelurahan Margomulyo, Kecamatan
Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Di
kami memiliki tujuh ekor beruang madu. Semua beruang yang kami tampung
merupakan hasil pengamanan dari tindakan perburuan liar, sirkus juga peliharaan
warga," kata Mulyana, petugas edukasi Kawasan Wisata dan Pendidikan
Lingkungan Hidup Kilometer 23 pada Rabu 24 Mei 2017.
Kalimantan
menyimpan kekayaan flora beruang madu. Di Kota Balikpapan huniannya ada di
hutan lindung Sungai Wain. Orang setempat lebih familiar menyebut beruang madu
dikarenakan binatang Kingdom Animalia ini gemar memakan madu yang tersedia di
pohon-pohon. "Sekarang kalau kita mencari sudah sulit kita temukan di
hutan Sungai Wain," tutur Yana, panggilan akrab Mulyana.
Menurut
Badan Hutan Lindung Sungai Wain, hutan Sungai Wain ini adalah bagian dari sisa
hutan primer dataran rendah Kalimantan yang terakhir di Kota Balikpapan. Di
lokasi ini masih bisa ditemukan populasi beruang dengan jumlah terbatas.
Berdasar hitungan kebutuhan wilayah jelajah beruang madu diperkirakan sisakan
50 sampai 70 ekor beruang madu.
Bentuk
beruang madu berbeda dengan beruang yang lain. Beruang madu Kalimantan berat
badannya 30 sampai 65 kilogram. Angka ini dianggap ukuran mungil, lebih kecil
dari beruang Himalaya, beruang India, beruang hitam Amerika, apalagi beruang
kutub, yang dianggap beruang paling terbesar.
Beruang
madu merupakan jenis beruang terkecil dari delapan jenis beruang yang ada di
dunia. Beruang madu hanya hidup di Pulau Kalimantan, yang ada di negara
Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Beruang madu ini berkategori sub
spesies atau Helarctos Malayanus Eurispylus.
Ciri
fisik beruang madu berbulu hitam pendek tebal. Memiliki kuku panjang tajam.
Setiap beruang madu mempunyai tanda di dada yang unik seperti sidik jari pada
manusia. Pola tanda ini bervariasi, dengan warna kuning atau orange berbintik‑bintik
dan berbentuk huruf V, U atau melingkar.
Beruang
madu memiliki tangan melengkung ke dalam. Telapak kaki telanjangnya memiliki
kuku‑kuku yang panjang. Keberadaan kuku beruang ini memiliki peran yang teramat
penting bagi tindakan bertahan hidup, mencari makanan sehari-harinya.
Fungsi kuku ini sebagai alat memanjat pohon untuk mengambil sumber makanan yang ada di pohon seperti buah-buahan, serangga, atau madu. Beruang madu dianggap sangat mahir memanjat pohon.
Fungsi kuku ini sebagai alat memanjat pohon untuk mengambil sumber makanan yang ada di pohon seperti buah-buahan, serangga, atau madu. Beruang madu dianggap sangat mahir memanjat pohon.
Karena
itu, kata Yana, saat hutan tempat tinggal beruang rusak, maka kehidupan beruang
terusik, masuk ke dalam jurang kepunahan. Pohon ibarat sumbernya pencarian
makanan beruang. Pohon itu menyimpan beragam jenis makanan beruang, seperti
buah, serangga dan madu.
Tidak
heran belakangan ada kasus kerusakan hutan di Pulau Kalimantan, habitat beruang
terpencar masuk ke daerah lain, sampai ada yang ke wilayah pertanian warga
masyarakat kemudian warga menangkap atau membunuh beruang karena dianggap
merusak pertanian warga.
"Beruang yang kami amankan sekarang ada yang menjadi korban kerusakan hutan lalu masuk ke lahan pertanian lalu ditangkap dipelihara warga dengan kandang sempit," tuturnya.
"Beruang yang kami amankan sekarang ada yang menjadi korban kerusakan hutan lalu masuk ke lahan pertanian lalu ditangkap dipelihara warga dengan kandang sempit," tuturnya.
Sebenarnya,
jika ditelusuri secara mendalam, penyebaran beruang madu tidak sebatas ada di
Pulau Kalimantan tetapi juga bertempat tinggal di Asia Tenggara mulai dari
ujung Timur India, Birma, Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, sampai Pulau
Sumatera. Beruang madu di Asia dan Sumatera ukuran beratnya 50 sampai 90
kilogram, yang berbeda di Kalimantan hanya 30 sampai 65 kilogram saja.
Secara
historis dan arkeologis, ada bukti yang menunjukkan beruang madu hidup juga di
Jawa Tibet Banglades dan Tiongkok bagian selatan, Semenanjung Malaya. Beruang
madu pada masa lalu diketahui tersebar hampir di seluruh benua Asia, namun
sekarang menjadi semakin jarang akibat kehilangan dan fragmentasi habitat.
Seperti
diulas Kompas.com data yang dirilis Badan Pangan dan Pertanian Dunia
(FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources Assessment (FRA), Indonesia
menempati peringkat kedua dunia tertinggi kehilangan hutan setelah Brasil yang
berada di urutan pertama.
Padahal,
Indonesia disebut sebagai megadiverse country karena memiliki hutan
terluas dengan keanekaragaman hayatinya terkaya di dunia.
Menurut data terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Indonesia, total luas hutan saat ini mencapai 124 juta hektar.
Tapi sejak tahun 2010 sampai tahun 2015, Indonesia menempati urutan kedua tertinggi kehilangan luas hutannya yang mencapai 684.000 hektar tiap tahunya.
Menurut data terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Indonesia, total luas hutan saat ini mencapai 124 juta hektar.
Tapi sejak tahun 2010 sampai tahun 2015, Indonesia menempati urutan kedua tertinggi kehilangan luas hutannya yang mencapai 684.000 hektar tiap tahunya.
Dalam
laporan Tribunkaltim.co, terungkap, populasi beruang madu di Hutan
Lindung Sungai Wain Kota Balikpapan diperkirakan tinggal 50 ekor.
"Angka itu berdasarkan titik temuan jejak beruang madu. Bisa saja jumlahnya kurang atau lebih. Belum ada penelitian khusus yang bisa menyimpulkan jumlah populasi Beruang Madu di Balikpapan," ujar aktivis pecinta beruang madu Balikpapan Cecilia, Kamis 10 Februari 2011.
"Angka itu berdasarkan titik temuan jejak beruang madu. Bisa saja jumlahnya kurang atau lebih. Belum ada penelitian khusus yang bisa menyimpulkan jumlah populasi Beruang Madu di Balikpapan," ujar aktivis pecinta beruang madu Balikpapan Cecilia, Kamis 10 Februari 2011.
Ia
mengatakan, jika dilihat dari luasan HLSW, populasi beruang madu kemungkinan
tidak sampai 50 ekor karena satu ekor beruang madu mampu hidup normal dengan
luasan 500 sampai 1500 ha. "Berarti satu beruang membutuhkan tempat normal
seperempat Kota Balikpapan," katanya.
Saat
musim kemarau panjang di Kalimantan Timur dan sempat membuat kebakaran,
ekosistem dan habitat beruang madu terancam menuju kepunahan. Prediksi ini
dinyatakan Cochrane MA, Schulze
MD (1999) dalam Fire as a
recurrent event in
tropical forests of
the Eastern Amazon: effects on
forest structure, biomass, and species composition.
Seandainya di masa mendatang hutan masih dalam kondisi kritis karena bencana terbakar maka proses regenerasi beruang madu akan terhambat dan kemudian terjadi lagi kebakaran hutan maka akan merambat ke beberapa habitat beruang madu lainnya.
Seandainya di masa mendatang hutan masih dalam kondisi kritis karena bencana terbakar maka proses regenerasi beruang madu akan terhambat dan kemudian terjadi lagi kebakaran hutan maka akan merambat ke beberapa habitat beruang madu lainnya.
Karena
itu, perlu ada solusi. Disinggung dalam Impacts of El Nino related drought
and forest fires on Sun Bear Fruit Resources in Lowland Dipterocrap Forest of
East Borneo, karya G M Fredriksson, LS Danielsen, JE Swenson, bahwa perlu
dibentuk upaya pencegahan bencana kebakaran hutan dan penegakkan hukum. Di
wilayah bertempat tinggalnya beruang madu perlu dilakukan konservasi daerah
hutan yang selama ini mengalami bencana kebakaran dan terkena dampak
kekeringan.
Keberadaan
beruang ini bukan di daerah pesisir pantai apalagi gurun padang pasir. Beruang
madu memilih tempat tinggal di hutan hujan tropis dan sub tropis yang memiliki
ciri beragam tanaman pohon tinggi lebat dengan suhu lembab hangat, bercurah
hujan tinggi dan berada di sekitar garis khatulistiwa.
Makanan
pokoknya serangga seperti rayap, semut, larva, kumbang, kecoa hutan. Juga makan
buah‑buahan dan madu yang dihasilkan oleh lulut.
Biasanya
beruang madu menemukan makanan yang ada di kayu jabuk berisi serangga rayap dan
anak kumbang. Atau juga mendeteksi keberadaan sarang rayap. Beruang suka dengan
binatang rayap yang bisa ditemukan di bawah tanah tangkai pohon.
Sebenarnya,
beruang madu bukan termasuk binatang berjenis herbivora, akan tetapi
masuk dalam kategori omnivora, penyuka makanan dari tumbuhan dan juga
pedaging hewan. Menurut Borneo Orangutan Survival Foundation, beruang madu juga
menyukai daging binatang‑binatang kecil seperti Ayam dan burung.
Secara
fisik, beruang madu diberkati fisik yang kuat pada bagian rahang dan dibekali
gigi taring yang kokoh. Kekuatan fisik ini menguntungkan bagi beruang dalam
memaksimalkan upaya pencarian makanan. Rahang dan taring yang kuat mampu
membelah dan membuka kayu yang keras sekalipun yang menyimpan madu dan serangga
di bagian dalamnya.
Pola
rahang beruang madu tidak proporsional, dianggap terlalu besar, akibatnya
beruang madu tidak mampu memecahkan buah-buah yang berukuran besar seperti
kelapa, semangka, dan melon. Sementara gigi beruang madu lebih datar dan merata
dibandingkan dengan jenis beruang lain, gigi taringnya cukup panjang sehingga
menonjol keluar dari mulut.
Mengutip
dari Krausman Fitzgerald, C., Helarctos malayanus, tahun 2002, dirinci
ukuran tulang tengkorak kepala beruang madu pada umunya memiliki panjang
tengkorak 264,5 milimeter, lebar tulang wajah 214,6 milimeter, lebar tulang di
belakang telinga 170,2 milimeter dan rahang atas 76,2 milimeter.
Bantu
Regenerasi Hutan
Biasanya
makanan incaran beruang madu bergelantung di pohon. Dan intisari madu
terlindungi cangkang. Namun bagi beruang madu ini bukan persoalan pelik karena
fisiknya sudah dilengkapi lidah yang bisa menjulur panjang. Bila diukur panjang
lidahnya mencapai 30 centimeter.
Di
Kalimantan makanan utama lainnya adalah serangga, laron, telur larva yang
mengandung protein. Beruang madu di Kota Balikpapan mendapat limpahan jenis
makanan rayap di Hutan Lindung Sungai Wain. Di kawasan hutan ini, berdasar
kajian Dinas Kehutanan Kalimantan Timur terungkap memiliki 44 jenis rayap.
Beruang
madu saat memakan rayap tidak sembarang melahap. Beruang madu memilihnya secara
selektif, mana yang layak dan tidak enak untuk dimakan. Pastinya, beruang madu
sangat tidak menyukai makan rayap pekerja dan rayap tentara. Ketimbang dua
rayap ini, beruang madu lebih memilih anak rayap dan telurnya.
Saat
makan buah, beruang madu menelan seluruh bijinya. Gaya hidup yang seperti
inilah yang membuat kemanfaatan bagi pertumbuhkembangan ekosistem hutan.
Mengacu pada Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain, "Beruang Madu Helarctos Malayanus tentang Beruang Terkecil di Dunia," tahun 2010, beruang madu berperan dalam meregenerasi hutan sebagai penyebar biji buah‑buahan.
Mengacu pada Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain, "Beruang Madu Helarctos Malayanus tentang Beruang Terkecil di Dunia," tahun 2010, beruang madu berperan dalam meregenerasi hutan sebagai penyebar biji buah‑buahan.
Teknisnya,
beruang makan buah-buahan sekaligus dengan bijinya. Namun saat masuk ke
pencernaan, biji buah ini tidak hancur. Biji buah setelah berproses dan
melewati sistem pencernaan maka kemudian dibuang ke tanah dan tumbuh tunas. Ada
peran bagi ekosistem hutan hujan tropis di Asia Tenggara, khususnya jenis pohon
dengan biji besar seperti pohon durian dan cempedak.
Indera
Penciuman Tajam
Anggota
tubuh beruang madu yang paling peka adalah indera penciuman. Sedangkan telinga
beruang tidak terlalu luar biasa mampu mendengar jarak-jarak jauh seperti
binatang kelinci. Bentuk telingnaya bulat kecil, kualitas pendengarannya
dimungkinkan mirip pendengaran manusia
Keunggulan
fisik beruang ada di hidung, indra penciuman yang sangat tajam. "Jarak 300
meter bisa mendeteksi aroma. Ada ancaman atau makanan buruan yang berjarak jauh
bisa diketahui lewat penciuman," kata Yana, yang lahir di Kota Makassar 2
Mei 1985 ini.
Beruang
madu binatang penyendiri atau soliter. Kecuali yang betina bersama
anaknya. Beruang madu bisa melakukan kawin kapan saja sepanjang tahun karena di
wilayah penyebarannya tidak ada pembagian musim yang pasti, dikarenakan makanan
selalu tersedia kapan saja.
Setiap
musim kawin beruang betina hanya produksi satu beruang. Biasanya tempat favorit
beruang beranak pinak berada di kayu berlubang. Tempat ini dianggap yang aman
untuk melahirkan.
Semua
anak beruang dilahirkan dalam keadaan buta tanpa gigi. Tubuhnya hanya
diselimuti bulu yang sedikit dan lemas tidak berdaya.
Pertumbuhannya cepat disebabkan susu induk mengandung banyak gizi. Ketika usia 3 bulan anak beruang mulai limncah dan mampu mengikuti induknya mencari makanan di alam liar.
Pertumbuhannya cepat disebabkan susu induk mengandung banyak gizi. Ketika usia 3 bulan anak beruang mulai limncah dan mampu mengikuti induknya mencari makanan di alam liar.
Tidak
Lakukan Hibernasi
Beruang
madu adalah hewan yang paling aktif selalu rajin mencari makan setiap hari.
Keberadaan beruang madu di hutan hujan tropis seperti di Pulau Kalimantan tentu
surganya sumber makanan binatang soliter ini.
Karena banyak sumber makanan tentu saja beruang madu tidak perlu melakukan hibernasi atau rahat. Berbeda dengan beruang yang tinggal di negara yang memiliki empat musim, memperlukan hibernasi.
Karena banyak sumber makanan tentu saja beruang madu tidak perlu melakukan hibernasi atau rahat. Berbeda dengan beruang yang tinggal di negara yang memiliki empat musim, memperlukan hibernasi.
Disinggung
oleh Watts, P. D., N. A. Oritsland, C. Jonkel, and K. Ronald (1981) dalam
"Mammalian hibernation and the oxygen consumption of a denning black
bear," binatang yang terkenal suka melakukan hibernasi adalah beruang.
Hibernasi merupakan kondisi ketakaktifan dan penurunan metabolisme pada hewan yang ditandai dengan suhu tubuh yang lebih rendah, pernapasan yang lebih perlahan, serta kecepatan metabolisme yang lebih rendah.
Hibernasi merupakan kondisi ketakaktifan dan penurunan metabolisme pada hewan yang ditandai dengan suhu tubuh yang lebih rendah, pernapasan yang lebih perlahan, serta kecepatan metabolisme yang lebih rendah.
Hewan
yang melakukan hibernasi berusaha menghemat energi, terutama selama musim
dingin sewaktu terjadi kelangkaan makanan, membakar cadangan energi, lemak
tubuh, dengan perlahan. Hibernasi dapat terjadi selama beberapa hari atau
minggu, tergantung dari spesies, suhu sekitar, dan waktu.
Beruang
madu mengkonsumsi buah‑buahan sebanyak 115 spesies buah yang mencakup 54 genera
dan 30 famili, dengan Ficus (Moraceae) menjadi buah‑buahan pengganti (fallback)
yang utama.
Menurut peneliti beruang madu dari University of Amsterdam,Gabriella M. Fredriksson, disebutkan dalam karya tulisannya Frugivory in Sun Bears is Linked to El Niño‑related Fluctuations in Fruiting Phenology, East Kalimantan, barangkali beruang madu memfokuskan pada sumber makanan invertebrata yang lebih stabil selama periode intermast dengan memanfaatkan kesempatan saat memakan buah‑buahan yang ditemukan sambil mencari makanan serangga.
Menurut peneliti beruang madu dari University of Amsterdam,Gabriella M. Fredriksson, disebutkan dalam karya tulisannya Frugivory in Sun Bears is Linked to El Niño‑related Fluctuations in Fruiting Phenology, East Kalimantan, barangkali beruang madu memfokuskan pada sumber makanan invertebrata yang lebih stabil selama periode intermast dengan memanfaatkan kesempatan saat memakan buah‑buahan yang ditemukan sambil mencari makanan serangga.
Ini
membuat strategi mencari makanan secara keseluruhan menjadi lebih efisien. Sebaliknya, beruang madu
menghabiskan waktu lebih sedikit dengan memakan sumber‑sumber
buah di tipe‑tipe topografis
pegunungan meskipun pada kenyataannya bahwa produktivitas
buah lebih tinggi daripada yang diharapkan.
Puncak‑puncak pegunungan
di Sungai Wain
secara tidak proporsional dimanfaatkan oleh manusia untuk melakukan
kegiatan perjalanan melalui hutan tersebut.
Di Sumatera, Griffiths dan van Schaik (1993) menemukan bahwa beruang‑beruang madu beralih ke pola kegiatan yang lebih nocturnal (beraktivitas di malam hari) di kawasan‑kawasan yang mengalami pemanfaatan tinggi oleh manusia.
Dan meskipun pada studi ini beruang‑beruang madu meninggalkan bekas di siang hari, namun mungkin mereka sebenarnya menghindari tipe topografis ini karena tingginya tingkat lintasan manusia.[1] ( )
Di Sumatera, Griffiths dan van Schaik (1993) menemukan bahwa beruang‑beruang madu beralih ke pola kegiatan yang lebih nocturnal (beraktivitas di malam hari) di kawasan‑kawasan yang mengalami pemanfaatan tinggi oleh manusia.
Dan meskipun pada studi ini beruang‑beruang madu meninggalkan bekas di siang hari, namun mungkin mereka sebenarnya menghindari tipe topografis ini karena tingginya tingkat lintasan manusia.[1] ( )
PERBANDINGAN TINGGI
BADAN
Beruang
Coklat 280 Cm
Beruang
Kutub 250 Cm
Beruang
Amerika 200 Cm
Beruang
Panda 190 Cm
Beruang
Bulan 190 Cm
Beruang
India 165 Cm
Beruang
Andes 150 Cm
Beruang
Madu 140 Cm
BERAT TUBUH
Beruang
madu Kalimantan
Berat badannya 30
sampai 65 Kg
Beruang
madu di Asia dan Sumatera
Ukuran beratnya 50
sampai 90 Kg
PANJANG
BERUANG MADU
Tubuhnya
1.2 meter
Lidah
30 centimeter
Ekor
8 centimeter
MAKANAN
BERUANG MADU
Buah-buahan
Rayap
Larva
Madu
[1]
Koran Tribunkaltim, “Beruang Madu Sun
Bear Kalimantan; Beruang Termungil di Dunia,” terbit pada Minggu 28 Mei 2017 di
halaman depan bersambung ke halaman tujuh rubric Tribunline.
Komentar
Posting Komentar