PATAH KACAMATA

Patah Kacamata

Waktu jendela mata terbuka, tubuh terbangun dari ranjang, Selasa 21 Maret 2017 pagi, alhamdulilah wa syukurillah, badan bugar segar di belahan bumi Sumber Rejo Dua, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Seperti biasanya, habis bangun tidur mengambil smartphone melihat segala rupa informasi dari sana sini, sesekali melihat wajah istri yang anggun rupawan semerbak wangi yang ngangenin.

Setelah puas memandangi sebaran kabar yang berseliweran di perangkat mobile, barulah pergi ke kamar mandi, bersih sekujur badan agar segar. Tidak lama berselang selesai mandi gue balik ke kamar tidur, memakai pakaian. Selesai rapih pakai baju celana lalu tangan gue meraba‑raba lantai rumah mencari kacamata yang ditaruh di pinggir kasur busa.

Busyet ajegile, tak disangka bagian gagang lensa kacamata gue retak, terpisah tak tersambung. Untungnya kisah cinta gue sama istri gak ikut apes putus.

Sebaliknya, romansa cinta kami berdua semakin menggelora Bung Karno. Waduh, sudah mirip banget sama nama stadion sepak bola di Senayan, Kota Jakarta.

Kacamata gue telah payah tak berdaya. Patah kacamata. Alhasil tiada lagi berguna kacamatanya. Emang mau minta diganti yang baru. Maklum saja, usia kacamata gue bisa dibilang sudah uzur, tua bangka tak lagi memesona.

Itu usia kacamata sudah berjalan sekitar 15 tahunan, dipakai sejak zaman kuliah sampai sudah kerja sebagai kuli. Selama hidup, alhamdulillah baru dua kali pakai kacamata dengan model berbeda.

Gue pakai kacamata sejak zaman akhir Sekolah Menengah Pertama hingga periode babak kelulusan di bangku Sekolah Menangah Atas. Barulah masuk kuliah ganti lagi yang sekarang juga sudah waktunya masuk museum.

Banyak sejarah juga pakai kacamamata ini. Pernah gue mengajaknya berkeliling berbagai daerah pelosok masuk hutan seberangi sungai melintasi lautan sampai ke dunia gemerlap pun pernah, meski hanya sekedar sekejap saja. Jadi panjang lebar ceritanya. Udah gituh ajah dah. Kacamata gue mulai terhitung Kamis 23 Maret 2017, sudah baru lagi. ( )