BOLA BETON PEDESTARIAN
Kehidupan Itu
Bundar Berputar
Bundar Berputar
Jalur
pedestarian kawasan Jalan Jendral Sudirman, Markoni, Balikpapan Selatan, Kota
Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur mengalami suasana baru. Sepanjang trotoar
pejalan kaki di Markoni dihasi bola‑bola berbahan beton warna coklat
berdiameter sekitar 60 centimeter.
Kondisi
ini mendapat tanggapan dari pengguna trotoar. Satu di antaranya, Ambo 42 tahun,
tukang parkir pertokoan, mengatakan, bola‑bola yang menjadi tambahan hiasan di
trotoar dianggap menganggu akses trotoar.
"Saya
pikir bola‑bolanya akan ganggu orang jalan. Kalau pas kebetulan jalan trotarnya
gelap bagaimana? Nanti orang kesandung bolanya," kata pria berkulit sawo
matang ini saat besua dengan Tribun pada Kamis 2 Februari 2017 sore di Jalan
Jendral Sudirman.
Senada
dengan Suryanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, menuturkan,
adabaiknya trotar yang lebar itu dilengkapi juga dengan kursi santai seperti di
daerah Yogyakarta. Saat ada orang lelah berjalan bisa singgah duduk bersantai
di kursi.
"Saya
belum tahu apa fungsi bola‑bola ditaruh di trotoar. Daripada kasih bola lebih
bagus kasih kursi panjang ada manfaatnya," katanya.
Lain
halnya, Ahmad, 60 tahun, pensiunan pegawai negeri sipil, menuturkan, keberadaan
bola‑bola di trotoar memberikan susana baru, tampil lebih menarik dan cantik.
"Taruh bola‑bolanya di trotoar tambah pemperindah jalan. Tidak mengganggu
jalan raya," ujarnya.[1]
Keberadaan
bola beton yang mirip makanan pentol goreng sebenarnya tidak ada fungsi yang
memberi kemanfaatan bagi lalu-lintas jalan raya. Bola beton yang bulat tersebut
dianggap sebatas pemberi estetika, memberi keindahan trotoar.
Penilaian keindahan atas bola beton itu tentu saja setiap orang akan menilai secara berbeda-beda. Saya pribadi itu biasa
saja, bukan indah seperti yang ada di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Bola beton yang di Balikpapan diberi alas kotak beton, berbeda dengan yang dipasang di trotoar kota kembang tergeletak langsung di trotoar dan tidak diberi warna cerah, namun warna asli batu.
Bola beton yang di Balikpapan diberi alas kotak beton, berbeda dengan yang dipasang di trotoar kota kembang tergeletak langsung di trotoar dan tidak diberi warna cerah, namun warna asli batu.
Warnanya
kuning emas, saat matahari bersinar terik, mata bakal silau kena pantuan
warnanya yang mencolok. Bola beton ini di cat, bukan warna asli dari batu
beton.
Dipastikan warnanya tidak akan awet sampai berpuluh tahun, suatu saat
akan pudar, warna rontok terlihat suram.
Bulatnya
bola beton ini seakan memberi pesan bahwa perjalanan manusia itu tidak
selamanya statis, namun dinamis, akan berputar.
Perjalanan hidup manusia
berputar, tidak selamanya akan sedih atau gembira. Tidak selamanya menderita
atau bahagia.
Tidak selamanya terpuruk atau berada di puncak. Kehidupan manusia menggelinding seperti bola.
Tidak selamanya terpuruk atau berada di puncak. Kehidupan manusia menggelinding seperti bola.
Semoga
saja, ditaruhnya bola beton di trotoar memberi edukasi bahwa Kota Balikpapan
merupakan daerah yang bulat universial, siapa saja bisa tinggal di kota minyak
ini, tanpa ada diskriminasi, tempat yang indah bagi siapa saja. ( )
Identifikasi Bola Beton Balikpapan
Pembiayaan
APBD Kota Balikpapan Tahun 2016
Dana
yang dikucurkan sebesar Rp 8 Miliar.
Jumlah
Bola Beton 45 Buah.
Lokasi
Jalan Jendral Sudirman, Kawasan Markoni, Balikpapan Selatan.
Dimulai
dari jembatan sungai Klandasan hingga lampu merah pertigaan Hotel Le Grandeur
Balikpapan.
SUMBER Data: Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan 2017
[1]
Koran Tribunkaltim, “Lebih Bagus
Pasang Kursi,” terbit pada Minggu 5 Februari 2017 di halaman depan
bersambung ke halaman 7 rubrik
Tribunline.
Komentar
Posting Komentar