Setiap menjelang senja kawasan Pantai Melawai Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur banyak pedagang kaki lima yang suguhkan ragam jajanan. Daerah ini menjadi lokasi idaman wisata kuliner kaum urban (Jongfajar Kelana)
Candi Garuda Yogyakarta BAGI masyarakat Indonesia, sebutan Garuda adalah istilah yang paling umum didengar oleh telinga orang-orang di berbagai penjuru provinsi yang belakangan pada tahun 2013, provinsi Indonesia sudah berjumlah 34 buah. Pasalnya, selain dianggap sebagai simbol negara, dan merupakan nama julukan hewan terkenal di tanah jawa yaitu burung elang, Garuda juga selalu diidentikan sebagai kata lain dari pasukan tim nasional sepak bola Indonesia. Harap dimaklumi, kalau berbicara olah-raga sepak bola, semua masyarakat Indonesia banyak yang suka. Tak memandang suku, jenis kelamin dan agama, sepak bola sebagai olah-raga favorit. Tak heran, siapa saja yang menempel pada olah-raga ini, dipastikan akan terkenal. Termasuk istilah Garuda yang jadi nama julukan grup sepak bola tim nasional Indonesia. Candi Garuda Yogyakarta (photo by budi susilo) Begitu pun untuk lokasi wisata keluarga yang berada di komplek Candi Prambanan Yogyakarta juga ada yang men
Desa Kalasan Pernah Rasakan Perdikan MENDENGAR kata Kalasan, yang terbayang dalam pikiran pastinya adalah kuliner terlezat di daerah Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Nama kuliner yang dimaksud ayam lalapan Kalasan, yang terkenal dengan gaya masakan ayam goreng krispi. Akan tetapi di luar konteks selera kuliner itu, Kalasan juga punya benda warisan terpopuler. Sudah terkenal sejak jaman tempoe doeloe . Benda yang dimaksud ialah Prasasti Kalasan, yang mengandung sejarah keberadaan Kalasan. Benda ini masih bisa ditemui di gedung Museum Nasional yang lokasinya ada di Jakarta Pusat, bilangan Jalan Merdeka Barat nomor 12. Saya menyempatkan diri berkunjung ke museum ini, Minggu (23/2/2014) siang.
Santri Diwajibkan Sholat Lima Waktu di Masjid Awal kemunculan Pondok Pesantren (Ponpes) Mardhatillah di daerah hutan perbukitan Batu Ampar sempat membuat gempar kalangan tertentu. Lokasinya yang berada di pelosok jauh dari pemukiman penduduk, membuat ponpes ini dicap sebagai gudannya gerakan ekstrimis. Padahal tidak, ponpes ini dibangun untuk mendekatkan umat kepada Al Quran agar selamat dunia dan akhirat. ITULAH ingatan yang masih terekam dari KH Syahril Yani, pendiri sekaligus pimpinan Ponpes Mardhatillah ketika bersua dengan Tribun pada Selasa 21 Juni 2016 siang di ruang kantor Ponpes Mardhatillah. Saat menelusuri bangunan ponpes ini, perjalanan mencapai ke lokasi sangat jauh dari pusat perkotaan dan perdagangan Kota Balikpapan. Lokasinya berada di Jalan Soekarno-Hatta Kilometer 8, Kecamatan Balikpapan Utara.
Komentar
Posting Komentar