BUBUR BLAMBANGAN LEK MIN


Ada Kelezatan Kuah Soto

Panas terik membara di bumi kota minyak Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur pada 11 Januari 2017. Cuaca yang cerah ini saya bersama istri, Anggun Aprilia Eka Putri, memanfaatkan untuk jalan-jalan menyusuri pusat perkotaan Balikpapan menggunakan kuda besi merah putih, motor matik yang dibayar kontan lunas, pas dipakai, tiada lagi cemas ditagih tukang kredit.

KEBETULAN perut kami sedang keroncongan, munculah ide mencari jajanan yang bisa mengenyangkan. Lagi malas membeli bahan baku makanan, mau yang langsung bisa dimakan, tidak perlu harus memasak terlebih dahulu supaya bisa seperti presenter televisi kuliner, datang ke rumah makan bisa langsung santap tanpa repot masak-masak.

Ketika kami melintasi Jalan Gajah Mada, Kelurahan Klandasan Ilir, Kecamatan Balikpapan Kota. Ada sebuah gerobak yang menawarkan jajan menggiurkan lidah selera makan. Menawarkan menu Bubur Ayam Blambangan Lek Min.

Belum pernah santap makanan ditempat ini. Kesempatan inilah yang kami manfaatkan meluangkan waktu jajan bubur di gerobak Lem Min ini. Kami pesan bubur dan minuman teh hangat. Sedap, buburnya sangat berbeda dengan yang lainnya.


Bubur Lek Min khas Blambangan ini menggunakan kuah soto. Kuah buburnya banyak. Ditambah lagi potongan serpihan tomat merah, yang memberi rasa asam pada lidah memberi pesona ragam kelezatan makanan ini.

Makan bubur ini serasa memakan soto ayam. Rasanya mutlak hampir serupa soto. Satu porsi mangkuknya banyak sekali, nyaris penuh. Goyang sedikit saja, kuahnya bakal tumpah dari mangkuk. Pastinya porsi bubur ini membuat perut terisi kenyang memuaskan.

Sebenarnya, menu makanan ini sangat pas disantap ketika cuaca sedang dingin dan hujan, namun jangan berharap menetap di Kota Balikpapan bisa merasakan tusukan dingin butiran salju layaknya di negeri eropa.  

Soal Bubur Blambangan ini, menurut Katimin alias Lek Min, sang pemilik dagangan bubur ini, menjelaskan, berdasarkan pengalamannya selama beberapa tahun, fakta membuktikan bahwa orang paling banyak membeli bubur saat sedang cuaca mendung atau selesai turun hujan.

"Kalau panas cerah sedikit orang yang membeli. Kalau lagi habis hujan banyak orang cari. Mau yang hangat-hangat," tutur pria kelahiran Desa Ringin Sari Banyuwangi ini, yang kini yang sudah berumur 63 tahun. 


Penasaran mau coba seperti apa hidangan bubur ini, silakan datangi tempat mangkal gerobak Lek Min di Jalan Gajah Mada. Cirinya bisa dikenali. Gerobaknya coklat terdapat tulisan Bubur Ayam dan Soto Ayam Blambangan Banyuwangi Lek Min.  

Wujud gerobaknya pun mudah dilihat mengingat letaknya persis berada di pinggir trotoar jalan, bukan di sebuah tempat ruangan bangunan. 

Tentunya aman dari keganasan arus lalu-lintas jalanan, tidak bakal disambar lalu-lalang kendaraan bermotor

Dan tidak juga akan dikagetkan kegiatan spontanitas razia petugas Satuan Polisi Pamong Praja yang rajin tertibkan pedagang kaki lima yang dianggap liar

"Saya sudah bertahun-tahun berdagang disini. Tidak pernah pindah-pindah. Mangkal menetap disini. Orang semua sudah kenal saya," kata pria beranak tiga ini yang kala itu mengenakan kaos berkerah abu-abu

Lokasinya  tidak jauh dari kantor BPJS Kesehatan Kota Balikpapan, berjarak sekitar 100 langkah kaki dan dagangan Lek Min ini bisa ditemui setiap Senin hingga Sabtu, dari pagi hingga sore hari.

Harga menu yang ditawarkan terjangkau, kami saja yang makan dua porsi bubur, satu gelas teh hangat, dan satu bungkus besar kerupuk mie dikenakan Rp 30 ribu.  

Coba saja rasakan sensasi berbeda kuliner bubur ini. Dijamin kenyang dan bila cocok lidahnya, dipastikan akan ungkapkan rasa nikmat tiada tara. ( ) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I