RAME PEDULI SURIAH
Om
Allepo Om
Bencana
perang militer yang melanda negara Republik Arab Suriah Timur Tengah membelalak
mata umat manusia di seluruh dunia, termasuk mereka warga negara Indonesia yang
tidak bertempat tinggal di Suriah.
SEPERTI
di antaranya warga di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, ada sebagian orang
yang tergabung dalam wadah komunitas membuat gerakan spontan penggalangan dana
bagi rakyat Suriah yang menjadi korban kecamuk perang, Minggu 25 Desember 2016.
Kegiatan
donor dana korban perang ini tampak terlihat di pusat kota, Lapangan Merdeka
Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Prapatan, Kecamatan Balikpapan Kota. Cara mereka menggalang dana beraneka ragam.
Satu di antaranya komunitas Balikpapan Muslim Homeschooling (BMH) dengan membawa papan bertuliskan seperti misalnya "Om Allepo Om," yang bertema Sepotong Roti Untuk Anak Aleppo.
Satu di antaranya komunitas Balikpapan Muslim Homeschooling (BMH) dengan membawa papan bertuliskan seperti misalnya "Om Allepo Om," yang bertema Sepotong Roti Untuk Anak Aleppo.
Tidak
hanya itu, aksi yang dilakukan para remaja dan para orangtuanya itu juga
melakukan penjualan buah kundur atau juga dikenal buah beligo, yang merupakan
tumbuhan merambat bergen usbenincasa dan keluarga cucurbitaceae.
Saat
ditemui Titik Sariningsih, Koordiantor Aksi Solidaritas Suriah komunitas Balikpapan Muslim Homeschooling, mengatakan,
penjualan buah satu di antara cara menggalang dana. Masyarakat membeli buah
kundur kemudian uang hasil penjualan akan dikirim untuk ke Suriah.
Jongfajar Kelana |
Berdasarkan
dari data donasi yang tersedia pada Minggu 25 Desember 2016 uang sumbangan yang
sudah terkumpul dari komunitas BMH ini telah mencapai angka Rp 3.800.000.
"Kami
jual buah dari perekebunan salah satu anggota kami. Uang hasil penjualannya kami
taruh ke BMH untuk kemudian dikirimkan lagi ke Suriah," ujarnya yang kala
itu mengenakan busana muslimah serba hitam.
Ia
mengatakan aksi sosial turun ke pinggir jalan ini merupakan ide dari anak-anak
Homescholling. Bukan dari kemauan para orang tua. Usia mereka yang masih remaja
tertarik melakukan penggalangan dana, mengasah kepedulian pada masyarakat yang
sedang mengalami duka.
Tidak
kalah kreatifnya lagi, ada empat orang yang jago membuat hena di kulit tubuh.
Mereka ini semuanya adalah wanita berhijab. Satu di antara orang ini, Adinda
Taniarti mengatakan, pembuatan hena diperuntukan bagi mereka masyarakat yang
berminat untuk terlibat kegiatan sosial.
Program
donasinya dilangsungkan untuk tujuan meringankan beban penderitaan korban
perang di Suriah. "Kami baru pertama kali ini. Kami buat spontan. Tidak
direncanakan matang," ungkapnya.
Dia
mematok harga Rp 20 ribu bagi siapa saja yang dibuatkan hena di lengan. Uang
hasil jualan kreativitasnya akan disumbangkan ke Suriah. "Minimal kasih Rp
20 ribu. Lebih juga bagus lagi," tuturnya yang kemudian tertawa.
Menurutnya,
pemberian hena bagi para penyumbang korban Suriah sebenarnya hanya bentuk
apresiasi pengrajin hena kepada masyarakat yang mau peduli. "Ada kenangan,
kesan yang mendalam kalau pernah terlibat langsung ikut membantu korban perang
di Suriah," tutur Adinda.
Selain
itu terlihat juga ada yang memperagakan aksi teater yang menggambarkan
kekejaman pelaku peperangan dan penderitaan rakyat sipil yang menjadi konflik
perang . Model penggalangan ini dilakukan oleh sekumpulan mahasiswi berjilbab
merah.
Sisi
bagian utara, ada juga sekelompok komunitas musik yang bernama Orang Indonesia
(Oi). Komunitas yang merupakan pecinta musisi legendaris Iwan Fals ini
melakukan penggaralan dana suriah melalui cara membawakan musik-musik bertema
politik sosial.
Pengunjung
yang di Lapangan Merdeka saat itu memang ramai. Kehadiran komunitas-komunitas
ini dalam rangka mengetuk hati masyarakat untuk melihat penderitaan dari akibat
apa yang disebut dengan peperangan.[1]
( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Komunitas Galang
Dana Untuk Suriah; Bawa Spanduk Om Allepo Om,” terbit pada Selasa 27 Desember
2016 di halaman 8, rubrik TribunBalikpapan.
Komentar
Posting Komentar