KREATIF MENGGALI PENDAPATAN DAERAH

DISKUSI PUBLIK MENGGAGAS BALIKPAPAN LEBIH BAIK (5)
Kreatif Menggali Pendapatan Daerah

Defisit keuangan daerah Kota Balikpapan dianggap menyadarkan pemerintah kota untuk selalu berkreativitas agar bisa keluar dari krisis. Ramuan paling jitu yang ditawarkan ialah melakukan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan secara progresif dan inovatif.

Saat perbincangan diskusi publik "Menggagas Balikpapan Lebih Baik" di kantor Tribunkaltim bersama LSM Laskar Anti Korupsi Indonesia belum lama ini, beberapa aktivis, akademisi dan perwakilan pemerintah kota berniat meningkatkan dan melakukan diversifikasi PAD.

Usulan yang mengemuka datang dari Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Balikpapan, Leo Sukoco, menuturkan, peluang PAD yang dimiliki daerah Balikpapan potensinya sangat besar. Pemerintah bersama elemen masyarakat sosial lainnya wajib bertemu kembali berdiskusi mengenai tingkatkan PAD yang selama ini dianggap belum maksimal.

Satu di antara contoh PAD yang belum tersentuh baik pada sektor perparkiran. Kata Leo, PAD sektor perpakiran kendaran bermotor masih menguap tidak jelas. Yang terjadi banyak muncul parkir-parkir ilegal yang tidak memberikan keuntungan bagi daerah.

Uang pungutan dari parkir liar hanya menguntungkan ke oknum tertentu, yang tidak bisa menciptakan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. "Uang kita sekarang sudah dipangkas pemerintah pusat. Sudah merasakan susah sekarang kita baru ingat. Sadar," tuturnya.

Pedagang sayur berkeliling menawarkan dagangannya di Kampung Atas Air Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Sabtu 10 Desember 2016 siang. (Jongfajar Kelana)

Tidak hanya itu, PAD lainnya seperti rumah makan yang ada di pinggiran atau perkampungan juga belum tersentuh. Dirinya melihat ada beberapa rumah makan yang tampak di pojokan namun pendapatannya seperti restoran besar yang ada di pusat keramaian kota. "Paling yang dipungut hanya retribusi kebersihannya saja," kata Leo.

Kemudian menggali PAD dari rumah sewa atau kosan tidak tergarap baik, padahal kondisinya sudah banyak berdiri rumah sewa tersebar di berbagai daerah kota. PAD sektor reklame masih banyak yang kecolongan dianggap kurang tegas.

Seperti halnya, aparat Polisi Pamong Praja tidak berani memberantas reklame liar. "Reklame yang pasang dari tentara atau ormas tidak berani bersihkan. Kalau mau adil kota bersih tertib layak huni harusnya ditindak," tegasnya. 

Ditambahkan, Achmad Riadi LSM Format, menegaskan, Balikpapan sebaiknya memiliki unit usaha seperti halnya Nusa Tenggara Barat yang mengandalkan pertanian jagung sebagai mesin penambah pendapatan daerah.

Pemerintah kota harus fokus membangun sektor yang bisa tingkatkan pendapatan bukan sebaliknya hanya memikirkan pendapatan kalangan pemerintah semata. Niat meningkatkan PAD juga harus orientasinya untuk rakyat. Pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk kebijakan yang pro raykat.

"Uang pendapatan yang kita miliki nanti dipakai untuk yang hal yang bisa membawa dampak banyak bagi rakyat. Seperti pengembangan Usaha Kecil Menengah yang bisa mengurangi pengangguran, memutrakan ekonomi daerah kita," katanya. 

Menanggapi hal itu, Hj. Rochani Askandar, aktivis perempuan yang pernah bergiat di Gabungan Organisasi Wanita Balikpapan menegaskan, kepemimpinan pemerintah kota Rizal Effendi dan Rahmad Masud dinilai kurang memuaskan. "Saya menilai wali kota dan wakil wali kota yang sekarang kurang berani," tegas wanita sarjana Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga ini.

Upaya memaksimalkan kerja pemerintahan, sebaiknya harus diisi oleh sumber daya manusia yang handal. Menurut Rochani, orang yang mengisi pemerintahan belum profesional tidak memiliki perencanaan yang baik. "Ada banyak yang harus diperbaiki," tutur wanita kelahiran Balikpapan, 28 Desember 1946 ini.

Sebagai contoh, bebera Rochani, mereka yang mengisi staf ahli wali kota sering dianggap tidak mumpuni. Orang-orang yang ditempakan tidak ahli, hanya berpatokan kepada orang-orang yang akan memasuki masa pensiun, yang tugasnya hanya mewakili wali kota bila tidak bisa hadir pada acara tertentu. "Saya bicara apa adanya," katanya yang pernah menjabat sebagai Wakil Direktur RS Ibu dan Anak Permata Hati ini.[1] ( )



[1] Koran Tribunkaltim, “Koran Tribunkaltim, “Diskusi Publik Menggagas Balikpapan Lebih Baik 5; Kreatif  Menggali Pendapatan Daerah,” terbit pada Kamis 8 Desember 2016 pada halaman 11 di rubrik Tribunline.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I