KREATIF MENGGALI PENDAPATAN DAERAH
DISKUSI PUBLIK MENGGAGAS BALIKPAPAN LEBIH BAIK (5)
Tidak hanya itu, PAD lainnya seperti rumah makan yang ada di pinggiran atau perkampungan juga belum tersentuh. Dirinya melihat ada beberapa rumah makan yang tampak di pojokan namun pendapatannya seperti restoran besar yang ada di pusat keramaian kota. "Paling yang dipungut hanya retribusi kebersihannya saja," kata Leo.
Kreatif
Menggali Pendapatan Daerah
Defisit
keuangan daerah Kota Balikpapan dianggap menyadarkan pemerintah kota untuk
selalu berkreativitas agar bisa keluar dari krisis. Ramuan paling jitu yang
ditawarkan ialah melakukan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
secara progresif dan inovatif.
Saat
perbincangan diskusi publik "Menggagas Balikpapan Lebih Baik" di
kantor Tribunkaltim bersama LSM Laskar Anti Korupsi Indonesia belum lama ini,
beberapa aktivis, akademisi dan perwakilan pemerintah kota berniat meningkatkan
dan melakukan diversifikasi PAD.
Usulan
yang mengemuka datang dari Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Balikpapan,
Leo Sukoco, menuturkan, peluang PAD yang dimiliki daerah Balikpapan potensinya
sangat besar. Pemerintah bersama elemen masyarakat sosial lainnya wajib bertemu
kembali berdiskusi mengenai tingkatkan PAD yang selama ini dianggap belum
maksimal.
Satu
di antara contoh PAD yang belum tersentuh baik pada sektor perparkiran. Kata
Leo, PAD sektor perpakiran kendaran bermotor masih menguap tidak jelas. Yang
terjadi banyak muncul parkir-parkir ilegal yang tidak memberikan keuntungan
bagi daerah.
Uang
pungutan dari parkir liar hanya menguntungkan ke oknum tertentu, yang tidak
bisa menciptakan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. "Uang kita
sekarang sudah dipangkas pemerintah pusat. Sudah merasakan susah sekarang kita
baru ingat. Sadar," tuturnya.
Tidak hanya itu, PAD lainnya seperti rumah makan yang ada di pinggiran atau perkampungan juga belum tersentuh. Dirinya melihat ada beberapa rumah makan yang tampak di pojokan namun pendapatannya seperti restoran besar yang ada di pusat keramaian kota. "Paling yang dipungut hanya retribusi kebersihannya saja," kata Leo.
Kemudian
menggali PAD dari rumah sewa atau kosan tidak tergarap baik, padahal kondisinya
sudah banyak berdiri rumah sewa tersebar di berbagai daerah kota. PAD sektor
reklame masih banyak yang kecolongan dianggap kurang tegas.
Seperti
halnya, aparat Polisi Pamong Praja tidak berani memberantas reklame liar.
"Reklame yang pasang dari tentara atau ormas tidak berani bersihkan. Kalau
mau adil kota bersih tertib layak huni harusnya ditindak," tegasnya.
Ditambahkan,
Achmad Riadi LSM Format, menegaskan, Balikpapan sebaiknya memiliki unit usaha
seperti halnya Nusa Tenggara Barat yang mengandalkan pertanian jagung sebagai
mesin penambah pendapatan daerah.
Pemerintah
kota harus fokus membangun sektor yang bisa tingkatkan pendapatan bukan
sebaliknya hanya memikirkan pendapatan kalangan pemerintah semata. Niat
meningkatkan PAD juga harus orientasinya untuk rakyat. Pendapatan yang
dihasilkan digunakan untuk kebijakan yang pro raykat.
"Uang
pendapatan yang kita miliki nanti dipakai untuk yang hal yang bisa membawa
dampak banyak bagi rakyat. Seperti pengembangan Usaha Kecil Menengah yang bisa
mengurangi pengangguran, memutrakan ekonomi daerah kita," katanya.
Menanggapi
hal itu, Hj. Rochani Askandar, aktivis perempuan yang pernah bergiat di
Gabungan Organisasi Wanita Balikpapan menegaskan, kepemimpinan pemerintah kota
Rizal Effendi dan Rahmad Masud dinilai kurang memuaskan. "Saya menilai
wali kota dan wakil wali kota yang sekarang kurang berani," tegas wanita
sarjana Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga ini.
Upaya
memaksimalkan kerja pemerintahan, sebaiknya harus diisi oleh sumber daya
manusia yang handal. Menurut Rochani, orang yang mengisi pemerintahan belum
profesional tidak memiliki perencanaan yang baik. "Ada banyak yang harus
diperbaiki," tutur wanita kelahiran Balikpapan, 28 Desember 1946 ini.
Sebagai
contoh, bebera Rochani, mereka yang mengisi staf ahli wali kota sering dianggap
tidak mumpuni. Orang-orang yang ditempakan tidak ahli, hanya berpatokan kepada
orang-orang yang akan memasuki masa pensiun, yang tugasnya hanya mewakili wali
kota bila tidak bisa hadir pada acara tertentu. "Saya bicara apa
adanya," katanya yang pernah menjabat sebagai Wakil Direktur RS Ibu dan
Anak Permata Hati ini.[1]
( )
[1] Koran
Tribunkaltim, “Koran Tribunkaltim,
“Diskusi Publik Menggagas Balikpapan Lebih Baik 5; Kreatif Menggali Pendapatan Daerah,” terbit pada Kamis
8 Desember 2016 pada halaman 11 di rubrik Tribunline.
Komentar
Posting Komentar