KELOLA PDAM MESTI TRANSPARAN
DISKUSI PUBLIK MENGGAGAS BALIKPAPAN LEBIH BAIK (4)
Dia mengetahui pada tahun kemarin, perusahaan milik Pemerintah Kota Balikpapan ini menyumbang pendapatan daerah yang tidak rasional, hanya berhasil raup Rp 6,5 miliar. Angka penghasilan ini dinyatakan jauh dari harapan meski dianggap ada kenaikan dari tahun sebelumnya.
Kunci Keberhasilan Kelola PDAM
mesti Transparan
mesti Transparan
Persoalan
perkotaan yang masih menggelayuti kota minyak Balikpapan mengenai pengadaan air
bersih dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) yang dianggap masih belum
profesional dalam mengelola dan belum maksimal menguntungkan daerah secara
memuaskan. Satu hal persoalan mendasarnya ada pada managemen yang tertutup.
FAKTA
itu terungkap dalam diskusi publik bertajuk "Menggagas Balikpapan Lebih
Baik" di kantor Tribunkaltim belum lama ini yang dihadiri para aktivis
anti korupsi, kebijakan publik dan politik, akademisi serta kaum profesional
perkotaan.
Satu
tamu yang hadir menjelaskan datang dari Direktur Eksekutif Forum Kajian Kaltim
Inisiatif, Adhi Supriadi, bahwa, PDAM Kota Balikpapan patut dipertanyakan soal
keuntungan perusahaan yang diperolehnya.
Dia mengetahui pada tahun kemarin, perusahaan milik Pemerintah Kota Balikpapan ini menyumbang pendapatan daerah yang tidak rasional, hanya berhasil raup Rp 6,5 miliar. Angka penghasilan ini dinyatakan jauh dari harapan meski dianggap ada kenaikan dari tahun sebelumnya.
Mengacu
pada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 mengenai PDAM Kota Balikpapan,
disebutkan laba bersih yang diperoleh pemerintah kota itu sebesar 55 persen
dari pendapatan PDAM secara keseluruhan. "Laba bersihnya ke daerah itu 55
persen. Harusnya daerah kita dari PDAM bisa dapat sampai Rp 20 miliar,"
ujarnya.
Yang
menjadi pertanyaan, kata Adhi, pendapatan PDAM selebihnya itu mengalir ke
tempat yang mana ? Menurut Adhi, pendapatan PDAM sangat besar, mengingat tiap
tahunnya ada pelanggan baru yang membawa potensi keuntungan perusahaan.
Setiap
masyarakat Kota Balikpapan tidak bisa terlepas dari perusahaan ini. Mengingat
kondisi air tanah di Balikpapan sangat tidak layak.
Seperti halnya sebagaian besar daerah Balikpapan air tanahnya itu berwarna kuning, berkualitas rendah.
Jika tidak menggunakan jasa penyaluran air PDAM warga merasa sulit mendapat pasokan air bersih jernih, layak untuk mandi dan mencuci.
Seperti halnya sebagaian besar daerah Balikpapan air tanahnya itu berwarna kuning, berkualitas rendah.
Jika tidak menggunakan jasa penyaluran air PDAM warga merasa sulit mendapat pasokan air bersih jernih, layak untuk mandi dan mencuci.
Adhi
menjelaskan, sejumlah dana yang mengalir tidak jelas dianggap kelemahan PDAM
yang wajib diperbaiki, tidak boleh dibiarkan berlarut-larut seolah menjadi
mendarah daging, merugikan daerah Balikpapan.
Belum
lama ini, Adhi belajar mengenai pengelolaan PDAM di Kota Bogor dan Kota
Surabaya. Dua daerah ini dinilai Adhi sangat berhasil bila dibandingkan dengan
Balikpapan. Pengelolaan PDAM di Bogor dan Surabaya sangat profesional.
"Audit
keuangannya terbuka. Siapa saja bisa melihat. Semua laporan keuangannya dibuka
ke muka umum. Bisa diakses dengan mudah. Lewat online kita bisa melihat laporan
keuangannya," ujarnya.
Berbeda
halnya dengan Balikpapan, tambah Adhi, sangat sulit sekali. Ini yang membuat
PDAM Balikpapan tidak maju, berpikir tradisional tidak maju jangka panjang.
"Bertemu pimpinannya saja susah setengah mati apalagi mau buka laporan keuangannya," katanya.
"Bertemu pimpinannya saja susah setengah mati apalagi mau buka laporan keuangannya," katanya.
Ditambahkan,
Hery Sunaryo dari Lembaga Sosial Masyarakat Stabil menjelaskan, kunci
keberhasilan mengelola daerah dengan tujuan meningkatkan pendapatan ada pada
kualitas transparansinya.
Belajar
dari Kota Makassar, pendapatan asli daerahnya sebesar Rp 1,4 triliun.
"Saya ketemu bincang-bincang dengan wali kotanya. Saya dikasih ramuan
rahasia tingkatkan pendapatan daerahnya ya harus transparan kelola
keuangannya," ujarnya.
Padahal
antara Kota Makassar dengan Kota Balikpapan tidak jauh berbeda memiliki potensi
ekonomi yang serupa seperti mengandalkan jasa perhotelan, transportasi, dan
bisnis hiburan. "Harusnya Balikpapan bisa tapi kenapa pendapatannya lebih
kecil dari Makassar," tutur Hery.
Air
yang mengalir di Balikpapan melimpah, memiliki perairan laut yang luas namun
sayang, daerah yang dianggap kaya raya ini belum mampu sediakan terobosan
teknologi canggih yang mampu menyulap air laut menjadi air tawar layak
konsumsi.
Menurut
LSM Format, Achmad Riadi, sudah saatnya kebutuhan air di Balikpapan menggunakan
cara alternatif lainnya.
"Krisis air kita pakai energi terbarukan. Pakai air laut yang diolah jadi air tawar. Kita masih andalkan sumur bor tapi pemkot belum jelas," tegasnya.[1] ( )
"Krisis air kita pakai energi terbarukan. Pakai air laut yang diolah jadi air tawar. Kita masih andalkan sumur bor tapi pemkot belum jelas," tegasnya.[1] ( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Diskusi Publik
Menggagas Balikpapan Lebih Baik 4; Kunci Keberhasilan Kelola PDAM mesti
Transparan,” terbit pada Rabu 7 Desember 2016 pada halaman depan bersambung ke
halaman 11 di rubrik Tribunline.
Komentar
Posting Komentar