INDUSTRI MANUFAKTUR BERBASIS LOKAL
DIKSUSI PUBLIK MENGAGAS BALIKPAPAN LEBIH BAIK (8)
Perlu Industri Manufaktur Berbasis Lokal
Sebelum
mengalami defisit anggaran keuangan daerah, Balikpapan lebih banyak
mengandalkan pertambangan batu bara dan minyak. Di saat sektor pertambangan
jatuh di pasar dunia, Balikpapan merasakan sesak nafas, kesulitan keuangan.
Seandainya kala itu Balikpapan berhasil mengembangkan manufaktur
mungkin akan lain cerita.
SAAT
diskusi publik "Menggagas Balikpapan Lebih Baik," di kantor
Tribunkaltim bersama LSM Laskar Antikorupsi Indonesia, Wahidin, Perencana Kota
Kalimantan Timur, menuturkan, Balikpapan itu sebenarnya seperti Amerika
Serikatnya Republik Indonesia. "Balikpapan mau dibawa kemana belum
jelas," ujarnya kala itu.
Belum
lama ini dirinya mengikuti rapat daerah Badan Perencanaan Daerah Balikpapan
yang menyimpulkan dari pertemuan ini, Balikpapan masih berkutat pada kegiatan
impor, mengandalkan pasokan dari luar daerah Balikpapan. "Tidak ada
manufakturnya," tegasnya.
Gambaran
tersebut dia sandingkan dengan kondisi mental orang Belanda zaman tempo dahulu
yang tidak memiliki kemandirian. "Penyakit orang Belanda dahulu maunya
hanya beli saja. Tidak mau membuat," tuturnya.
Pengrajin sapu lidi di Jalan Poros Handil Balikpapan, Kelurahan Handil Baru, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Rabu 10 Oktober 2016 siang. (Jongfajar Kelana) |
Karena
itu, penting rasanya Balikpapan punya perencanaan matang terkait pendirian
industri-industri manufaktur. Mengingat, tegas Wahyudin, sebuah kota tidak ada
industri manufaktur dipastikan akan tamat. Ekonomi daerahnya tidak akan
berkembang pesat, tingkat pengangguran tinggi, dan lapangan kerjanya tidak
meluas.
Keberadaan
industri manfukatur memberikan semangat yang progresif. Kota akan
berlari kencang akan kokoh dari terjangan kemunduran ekonomi jangka panjang.
"Kita punya kebun sawit tapi kenapa kita tidak memiliki pabrik sawitnya. Seandainya ada manfukaturnya kita bisa buat produk turunan dari sawit, ada banyak," katanya.
"Kita punya kebun sawit tapi kenapa kita tidak memiliki pabrik sawitnya. Seandainya ada manfukaturnya kita bisa buat produk turunan dari sawit, ada banyak," katanya.
Dia
menginginkan ke depan, Balikpapan perlu membangun industri manfukaturnya dengan
berbasis cita rasa lokal, yang didasarkan pada potensi-potensi yang dimiliki
Balikpapan itu sendiri.
"Tidak
perlu lagi mengirim barang mentah. Diolah jadi barang jadi barulah kita jual
lagi ke luar. Jangan terbalik mengirim barang mentah setelah diolah dari daerah
lain barulah kita beli lagi. Ini merugikan sendiri," tutur Wahyudin.
Menurutnya,
sejauh ini Pemerintah Kota Balikpapan dalam menjalankan program kerjanya hanya
bersifat artifisial, yang tampak hanya bagian permukaannya saja. Namun dibalik
itu semua, dianggap tidak berisi, instan, yang sifatnya jangka pendek saja.
"Hotel
banyak berdiri. Okelah. Tambangnya jalan. Tapi tambang dijadikan pendorong,
kalau tambang ambruk kita tidak bisa berbuat banyak. Hotel sekarang sepi
tamu," ujar pria berkaca mata ini.
Ditambahkan,
Achmad Riadi, LSM Format Divisi Advokasi, menegaskan, sebaiknya di Balikpapan
dibuat konsep serupa di San Francisco Bay Area, California Amerika Serikat,
yang bernama Silicon Valley, yakni sebuah kawasan yang dijadikan tempat
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tertentu, seperti komputer dan
semikonduktor.
"Dibuka semacam lembaga, kita kumpulkan para peneliti cendikiawan yang nantinya kita buat temuan-temuan yang bermanfaat bagi Balikpapan," ungkapnya.
Kawasan usaha kuliner warung kopi di Kampung Atas Air Kota Balikpapan (Jongfajar Kelana) |
"Dibuka semacam lembaga, kita kumpulkan para peneliti cendikiawan yang nantinya kita buat temuan-temuan yang bermanfaat bagi Balikpapan," ungkapnya.
Sekarang
ini sebenarnya Kota Balikpapan telah dibuka industri Kariangau. Namun kata
Syarkawi LSM Format, ada catatan penting yakni kawasan industri yang berdiri
sangat tidak diperbolehkan merusak ekosistem yang lain.
Pertumbuhan
ekonomi harus berbanding lurus dengan kelestarian lingkungan. Sia-sia jika alam
lingkungan rusak namun ekonomi tumbuh tinggi.
Kelestarian lingkungan direnggut, dipastikan kemajuan ekonomi daerah tidak akan berlangsung lama, keuntungan yang diperoleh hanyalah sesaat.
Kelestarian lingkungan direnggut, dipastikan kemajuan ekonomi daerah tidak akan berlangsung lama, keuntungan yang diperoleh hanyalah sesaat.
"Jangan
mencemari lingkungan. Kapal-kapal yang bersandar di Kariangau buang bekas oli.
Ini berdampak pada lingkungan juga kaum nelayan. Kediaman saya di laut. Saya
sangat merasakan dampaknya," katanya.
Dia
meyakini, alam laut yang dimiliki Balikpapan merupakan harta berharga yang
wajib dijaga. Potensi kelautan Balikpapan sangat besar.
Melalui pemberdayaan dan penggalian kekayaan di lautan, akan memberi kontribusi peningkatan pendapatan asli daerah secara luar biasa.
"Pernah ada hitungan penghasilan dari lautan itu bisa mencapai Rp 1 triliun per tahunnya. Ini yang perlu kita kaji bersama," ujar Syarkawi.
Melalui pemberdayaan dan penggalian kekayaan di lautan, akan memberi kontribusi peningkatan pendapatan asli daerah secara luar biasa.
"Pernah ada hitungan penghasilan dari lautan itu bisa mencapai Rp 1 triliun per tahunnya. Ini yang perlu kita kaji bersama," ujar Syarkawi.
Terkait
industri perbelanjaan Balikpapan sebagai tambahan pendapatan asli daerah,
Gunawan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia wilayah Balikpapan bidang Usaha
Mikro Kecil Menengah, menegaskan, arah pembangunan mall atau pusat perbelanjaan
modern sebaiknya tidak dilakukan di pusat kota.
Yang
terjadi kini, banyak perencanaan dan sudah membangun pusat perbelanjaan di
pusat kota, akibatnya menimbulkan permasalahan lain berupa kemacetan kota yang
membuat inefisiensi. "Bangun mall taruh di daerah terpencil. Kalau
tidak mau jangan diberi izin," tegasnya.[1]
( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Diskusi Publik
Menggagas Balikpapan Lebih Baik 8; Perlu Industri Manufaktur Berbasis Lokal,”
terbit pada Minggu 11 Desember 2016 di halaman depan bersambung ke halaman 11
rubrik Tribunline
Komentar
Posting Komentar