SEMILIR ANGIN SENJA
Semilir
Angin Senja
Setiap
pelabuhan laut atau tempat pelelangan ikan, identik 'kotor', dirasa tidak
nyaman sebagai tempat wisata nongkrong bersantai secara lama. Namun kesan ini
tidak pada Pelabuhan Pelalangan Ikan Aertembaga, yang ada di Kota Bitung,
Provinsi Sulawesi Utara.
SORE
itu, saya bersama istri[1]
dan keluarga[2]
mendatangi lokasi ini. Di pinggir dermaga berjejear banyak kapal kayu
berwarna-warni milik nelayan setempat. Tidak hanya kapal, ternyata warga
setempat banyak yang duduk asyik dipinggiran dermaga, menikmati semilir angin
senja, Minggu 18 September 2016.
Bahkan
tanpa sungkan, ada yang berkenan untuk menceburkan diri ke pinggiran perairan
pelabuhan itu, berenang riang. Ini paling banyak dilakukan oleh anak-anak dan
para remaja. Berenang di air asin lautan memang menyenangkan, bebas tanpa
dibebani tarif uang renang. Bitung memang tiada duanya. Asyik untuk dinikmati.
Airnya
jernih. Dilihat dari daratan, ikan-ikan dan karang masih bisa terlihat oleh mata telanjang. Alam laut yang masih terjaga. Kota berjulukan ikan Cakalang ini memang dikenal
sebagai satu di antara kawasan potensial baharinya Indonesia.
Potensi
ekonominya berbasis maritim, meski masih dianggap kalah bersaing dengan negara
tetangga terdekatnya, Filipina, yang dianggap lebih getol menangkap ikan di
kawasan perairan Bitung, hingga mengakibatkan, pabrik-pabrik besar pengolahan
ikan di Bitung mengalami kekurangan pasokan hasil laut !
Belum
lama ini tersiar kabar ke bebagai penjuru hingga ke dunia maya, bahwa telah
ditangkap beberapa nelayan Filipina yang berkedok Kartu Tanda Penduduk
Indonesia. Modus ini dilakukan supaya nelayan abal-abal itu bisa menggali
kekayaan lautan Republik Indonesia, Bitung.
Inilah
pekerjaan rumah bangsa Indonesia, yang belum tuntas. Padahal, sebagian besar
wilayah Indonesia adalah lautan, yang menyimpan banyak 'harta karun' yang luar
biasa melimpah. Andai saja dikelola apik, dipastikan Indonesia menjadi negara
adidaya yang disegani seluruh dunia. Amin. ( )
[1]
Anggun Aprilia Eka Putri, wanita cantik kelahiran Kota Bitung Sulawesi Utara pada 11 April 1992, yang
merupakan keturunan campuran. Ayahnya, Sarjo Jusuf berasal dari Gorontalo dan Ibunya, Hertina Said
keturunan Ternate.
[2]
Ayah kandung saya bernama Suprat, ibu kandung saya Tuminah, Bude Tiah yang
merupakan kakak dari ibu saya, dan adik kandung saya, Sukses Agus Prasetyo
serta dua gadis ponakan dari istri saya.
wah bagus ya dan bisa beli ikan tentunya di TPI
BalasHapusTadinya dari link WB saya baca Belitung :D, ternyata Bitung. Tapi gak kalah keren ya, Airnya beneran jernih banget.
BalasHapusSalam kenal.