RAMUAN PERTANIAN UNTUK KALIMANTAN
Ramuan Pertanian Untuk Kalimantan
Membangunkan
macan yang sedang tertidur pulas, dengan harapan ketika bangun dari tidur
panjangnya sang macan akan mengaum menggetarkan bumi, menunjukan taringnya.
Ungkapan inilah yang cocok dianalogikan kepada Pulau Kalimantan, terkhusus
Provinsi Kalimantan Timur.
BELAKANGAN
pemerintah pusat mulai melirik Kalimantan sebagai lumbung pangan Indonesia.
Satu pijakan awalnya, melalui Menteri Pertanian Republik Indonesia, menggelar
Rapat Koordinasi Pangan Kalimantan di Kota Balikpapan, pada Rabu 12 Oktober
2016 yang mengambil tajuk "Mandiri Pangan, Borneo Sejahtera."
Kalimantan
itu daratannya luas, sangat berpotensi tinggi nilai ekonomi pertaniannya.
Menggali lebih dalam pertanian Kalimantan, Indonesia akan mengalami swasembada
pangan, tidak perlu lagi bergantung pada Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi, apalagi
mengambil langkah impor, membeli dari negara lain.
Sepertinya
daerah Kalimantan telah terjadi kegagalan pemahaman jika tidak mau disebut
sesat pikir.Sebelumnya, baik itu pemerintah pusat dan daerah tidak mengutamakan
Kalimantan sebagai basis pertanian utama.
Tidak heran kemudian, harga-harga hasil
pertanian di daerah seperti Kaltim selalu tinggi, inflasi komoditi pertanian
selalu meroket, barangnnya pun seperti di antaranya beras paling banyak buatan
pabrik dari Jawa.
Kini
rupanya telah ada perubahan berpikir. Ini berangkat dari ambruknya eknomi
Kalimantan belakangan ini, termasuk Kaltim yang selama ini menjagokan sektor
pertambangan.
Bisnis pertambangan mengandalkan sumber daya alam yang terbatas, tidak bisa diperbaharui lagi. Kaltim saja mengalami bangkrut, keuangan daerahnya defisit akibat pertambangannya tidak lagi prospektif.
Bisnis pertambangan mengandalkan sumber daya alam yang terbatas, tidak bisa diperbaharui lagi. Kaltim saja mengalami bangkrut, keuangan daerahnya defisit akibat pertambangannya tidak lagi prospektif.
Padahal
di tahun 2013 Kaltim pernah kaya, memiliki pendapatan hingga mencapai puluhan
triliun rupiah. Kaltim bak raja kala tambang batu bara dan minyak sedang
berjaya di kancah dunia. Pemerintah daerahnya pernah getol akan memajukan
pertanian disaat keuangannya masih tebal.
Bercita-cita
ingin swasembada pangan. Ingin agrobisnisnya sebagai rujukan daerah lain namun
sayangnya, fokus pengembangan pertaniannya hanya jargon-jargon semata.
Pemerintah daerahnya terbuai dengan ceruk manis pertambangan hingga membuat
lupa bahwa pertanian itu merupakan sektor ekonomi yang bisa berkelanjutan dan
memiliki dampak jangka panjang.
Uang
yang melimpah dari hasil pertambangan kala itu tidak jelas arahnya untuk
kemajuan pertanian. Terbukti sampai sekarang Kaltim belum memiliki bendungan
terbesar seperti layaknya di daerah-daerah jawa, apalagi penerapan teknologi
pertanian super canggih seperti di negeri Jepang.
Andaikata
waktu itu Kaltim tidak menganaktirikan pertanian, mungkin fenomena ambruknya
pertambangan seperti sekarang ini, bukanlah sesuatu yang perlu ditangisi,
sampai harus bersesak nafas karena mengikat kencang tali pinggang .
Pertanian
kini dijadikan solusi jitu untuk bangkit dari keterpurukan defisit keuangan.
Pemerintah pusat mulai memberlakukan Kalimantan sebagai anak emas.
Ini bukan tanpa alasan, sebab Kalimantan memiliki daratan yang luas, memiliki jumlah sungai yang melimpah, masyarakatnya yang dinamis, yang semua ini bisa menjadi modal utama membangun peradaban masyarakat agraris.
Ini bukan tanpa alasan, sebab Kalimantan memiliki daratan yang luas, memiliki jumlah sungai yang melimpah, masyarakatnya yang dinamis, yang semua ini bisa menjadi modal utama membangun peradaban masyarakat agraris.
Mengambil
hikmah dari peristiwa ambruknya ekonomi pertambangan, mulailah provinsi yang
ada di Kalimantan langsung diberi belaian cinta oleh pemerintah pusat dengan
memberi bantuan alat-alat teknologi pertanian, dijanjikan membuat bendungan,
dan jembatan ekspor pertanian.
Harapan
terbesar dari upaya ini akan menjadikan Kalimantan, termasuk Kaltim, sebagai
dapur dunia. Mulai sekarang sadarilah bersama-sama, untuk tidak perlu lagi
bergantung pada ekonomi pertambangan yang dianggap merusak bumi dan bersifat
instan.
Meminjam pemahaman kebangsaan Muhammad Hatta, untuk mencapai kemakmuran rakyat, melalui politik perekonomian yang disusun atas dasar yang nyata sebagai negeri agraria. ( )
Meminjam pemahaman kebangsaan Muhammad Hatta, untuk mencapai kemakmuran rakyat, melalui politik perekonomian yang disusun atas dasar yang nyata sebagai negeri agraria. ( )
Komentar
Posting Komentar