SUNGAI KILOMETER 16 TANJUNG SELOR

Airnya Bagus Untuk Bersihkan Badan

Mungkin Anda sekalian sedang bosan karena berlama-lama berada di dalam ruangan, atau lagi penat karena pekerjaan kantor. Sesekali sambangilah alam indah sungai alami yang ada di Kilometer 16, Jalan Poros Bulungan Berau, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

SUNGAI ini menawarkan segudang rindu. Sekali berkunjung, pastinya akan ketagihan lagi untuk kembali menginjakkan alam sungai ini. Di tempat ini kita bisa merasakan kesegaran airnya yang berasal dari perbukitan. Airnya bersih, mengalir deras, dan dingin.

Lokasi ini pantas disebut wisata alam air sungai. Bebatuan yang menghiasi di sungai ini memberikan lantunan gemericik air, seakan kita mendengarkan paduan suara alam, yang menghibur meramaikan suasana hari liburan.

Belum lagi disekeliling sungai terdapat hutan-hutan yang masih rindang ditumbuhi pepohonan yang hijau. Kita yang berada disini seakan ada di kepingan surga yang terlepas dari surganya firdaus. Tempatnya indah menawan, cocok untuk melepas kepenatan hidup, mencari kesehatan tubuh karena masih tersedia banyak udara oksigen yang bersih.

Jongfajar Kelana Sungai Km 16 Tanjung Selor

Seperti halnya, Anita Djiu, warga Jelarai Tanjung Selor, mencoba menikmati air sungai yang berwujud jernih. Wanita berkulit putih ini selalu menyempatkan diri duduk di bebatuan sungai yang dialiri air deras.

Sesekali dirinya mencemplungkan diri di sungai, berenang berendam di kedalaman air sekitar 10 meter. “Airnya masih bersih. Bagus untuk membersihkan badan,” ujarnya kepada Tribun yang juga mengaku sudah tidak terhitung lagi jumlahnya menyambangi sungai ini.

Sepertinya, ke depan, alam sungai ini akan menjadi wisata komersil yang akan menjadi favorit wisata alam di Kalimantan Utara. Terlihat sudah dibangun gapura pintu masuk yang disertai loket tiket, serta sedang ada penggarapan sebuah restoran berkelas tepat di pinggiran tebing sungai.

Bagi masyarakat tentu tidak dipersoalkan bila masuk ke area ini dikenai tarif, asalkan mesti sebanding dengan sarana-prasarana wisata. Jangan sampai  tarif sudah dikenakan namun pengunjung tidak didukung penuh fasilitas publik, seperti di antaranya kamar mandi umum, tempat sampah, meja bangku taman dan infrastruktur jalan yang layak untuk dilewati.

“Saat dari perkotaan Tanjung Selor ke kilometer 16 jalannya bagus. Beraspal mulus. Tapi waktu saya masuk ke lokasi wisata sungainya, jalan masih berbatu dan berdebut. Sangat tidak nyaman,” ungkap Amiruddin, seorang pengunjung, yang kini masih berstatus mahasiswa di Universitas Kaltara.

Tersedia Taman Hutan
Tidak jauh dari sungai, terdapat perbukitan atau semacam taman hutan yang bisa disinggahi karena tersedia jalan setapak, dan tempat-tempat duduk yang nyaman, bisa untuk beristirahat sambil menikmati keseluruhan alam sungai.

Seperti halnya, Novie Pratiwi, Amel Aya, dan Isma Lovable menikmati alam hutan sungai dengan mengabadikan diri, melakukan swafoto dengan latar belakang hutan belantara dan aliran sungai yang tak pernah mengering. “Luangkan waktu kosong untuk liburan kesini. Tempatnya enak buat untuk bersantai dan berfoto-foto,” ungkap Isma.

SUNGAI KM 16 TANJUNG SELOR

Satu hal yang masih kurang dari tempat ini ialah, belum tersedianya keranjang atau kantung sampah. Kondisini ini membuat beberapa pengunjung dengan seenaknya meninggalkan jejak-jejak sampah bekas makanan dan minuman begitu saja. Terlihat beberapa sampah berserakan, di lokasi hutan.

Sebagai pengunjung yang berbudiman, sebaiknya saat berkunjung ke sungai ini membawa wadah kantung plastik untuk tempat menaruh sampah bekas konsumsi kita. Soalnya, di tempat ini belum tersedia fasilitas tong sampah.

Nantinya bila sudah meninggalkan tempat ini, tentu saja kita bisa membawa sampah kita untuk dibuang di tempat yang tepat, di luar area wisata sungai. Ini mesti kita lakukan, demi menjaga keindahan dan kelestarian alam kita, Kaltara asoy.  

Mencapainya Butuh Kesabaran
Perjalanan wisata alam ke Sungai Kilometer 16 Jalan Poros Bulungan Berau, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara merupakan pengalaman yang tak akan terlupakan. Supaya bisa mencapai ke lokasi ini, butuh perjuangan dan kesabaran.  

Tempatnya masih alami, lestari, belum dikomersilkan. Untuk tahun ini, bagi siapa saja yang menyambangi ke sungai ini mendapat keuntungan ganda, selain gratis juga bisa puas menikmati kesegaran asli alam yang dimiliki Provinsi Kalimantan Utara ini.

Daya tempuh dari kantor Bupati Bulungan menuju ke lokasi ini tidak sampai memakan waktu dua jam lebih. Ini kami coba lakukan, berkunjung bersama-sama pada Minggu 10 Januari 2016 pagi menggunakan sepeda motor dengan kecepatan laju sekitar 50 kilometer per jam.

Sungai km 16 Tanjung Selor Jongfajar Kelana

Awal permulaan, jalanan begitu nikmat dan nyaman, beraspal mulus. Jalan sepanjang Poros Bulungan Berau berkondisi bagus. Namun hati-hati bagi pengendara sepeda motor, di lintasan ini kita dihadapkan rute yang berkelok-kelok, jalan yang mendaki dan menurun serta kita mesti bersaing dengan banyak kendaraan truk-truk besar.

Sepanjang perjalanan itu, kita bisa juga melihat pemandangan lahan-lahan yang kosong dari bangunan beton. Rumah-rumah penduduk, apalagi ruko dan perkantoran merupakan wujud yang langka, lahannya masih banyak dihiasi hutan semak belukar dan perkebunan sawit.

Singkat cerita, tanpa ada kendala kemacetan lalu-lintas, tiba di kilometer 16. Saat ada jalanan menukik ke bawah, adalah tanda masuk ke area sungai. Posisi gang ada di kiri jalan dari arah perkotaan Tanjung Selor.

Sekarang ini, jalan menuju ke sungai sudah diberi gapura bertuliskan, “Crown Water Sport.” Dimulai dari sinilah, jalan sudah tidak lagi beraspal. Jalanannya masih bercadas, di pinggiran jalan pun banyak tumbuh pohon-pohon sawit.

Jalur mendaki dan menurunnya di jalanan ini begitu tajam. Diharapkan bagi pengendara lebih baik memperlambat laju, jika tidak ingin terpeleset dan terjatuh. Bila cuaca sedang cerah, terik matahari panas akan membuat sekujur tubuh kita keluar keringat.[1] ( )






[1] Koran Tribunkaltim, “Segarnya Wisata Air Sungai Kilometer 16,” terbit pada Minggu 6 Maret 2016 di halaman 24 rubrik Jalan-jalan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I