SIAPKAH BUPATI SUDJATI
Siapkah Bupati Sudjati
Pemilihan
kepala daerah sudah usai, sudah ada bupati terpilih untuk Kabupaten Bulungan,
yakni Sudjati bersama pasangannya Ingkong Ala. Kala kampanye dahulu pasangan
ini menggunakan slogan Siap.
SEKARANG
pasangan Sudjati-Ingkong Ala sudah terpilih, dilantik sekitar Februari 2016.
Apakah slogan Siap itu hanya sekedar surga telinga ? Atau benar-benar
dilaksanakan.
Saat usai
dilantik oleh Gubernur Kalimantan Utara, Bupati Sudjati berjanji ingin
membangun daerah ke arah pinggiran dan terpelosok ketimbang di wilayah
Kecamatan Tanjung Selor.
Alasannya,
Bupati Sudjati ingin turut sukseskan program nawacita Presiden Jokowi yang
berkomitmen memperhatikan pembangunan daerah terpelosok dan pinggiran.
Lagi pula pembangunan di Tanjung Selor akan lebih banyak ditangani pemerintah provinsi, sebab Tanjung Selor resmi ditetapkan sebagai Ibukota provinsi Kaltara.
Semoga bukan
sekedar kata-kata, sebab seperti di daerah Kecamatan Sekatak masih banyak
membutuhkan sarana-prasana jembatan dan jalan serta layanan sinyal
telekomunikasi.
Bupati
Sudjati mesti mampu tuntaskan mangkraknya pembangunan jembatan yang
mengubungkan wilayah Salimbatu Tanjung Palas Tengah dengan Tanjung Palas.
Padahal dana
sudah ada, tersedia di anggaran daerah, perencanaan pun sudah terkonsep, yang
tidak habis pikir kenapa bisa pembangunanya terbengkalai tidak ada kejelasan.
Kini kondisinya tinggal rangka saja, belum bisa dilintasi.
Semestinya
bila jembatan itu rampung, bisa diselesaikan dengan baik maka akses warga masyarakat
transmigran akan terbuka. Ini akan memudahkan warga desa berinteraksi dengan
wilayah perkotaan Tanjung Selor.
Ada lagi di
desa-desa seperti yang ada di Tanjung Palas Barat, Tengah, dan Timur masih
butuh sentuhan pembangunan infrastruktur fasilitas publik serta peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
Saya pernah
berkunjung ke sebuah Sekolah Dasar yang ada di Desa Panca Agung, sebuah desa
bekas kawasan transmigrasi, yang masih kekurangan dalam penyediaan fasilitas
pendidikan. Pelajar yang sekolah di tempat ini tidak mendapat akses buku
pelajaran berbasis kurikulum nasional layaknya anak-anak yang bersekolah di perkotaan Tanjung Selor.
Pekerjaan
rumah Kabupaten Bulungan sangat menumpuk, yang tidak bisa saya urai satu
persatu di tulisan ini. Permasalahan daerah masih membanjiri, banyak yang belum
tertuntaskan, masih butuh keberlanjutan dan inovasi kebijakan yang membawa kebaikan.
Saya percaya, Bupati Sudjati akan mau bekerja dengan serius, bukan sekedar semangat membuat program namun di lapangan tiada berguna. Dan satu lagi, syarat terpentingnya adalah masyarakat juga mau ikut mendukung semua program pemerintah dan turut bekerja, selama kebijakannya itu berorientasi pada kepentingan publik.
Saya percaya, Bupati Sudjati akan mau bekerja dengan serius, bukan sekedar semangat membuat program namun di lapangan tiada berguna. Dan satu lagi, syarat terpentingnya adalah masyarakat juga mau ikut mendukung semua program pemerintah dan turut bekerja, selama kebijakannya itu berorientasi pada kepentingan publik.
Saya masih punya keyakinan bahwa Bupati
Sudjati bisa dibilang kepala daerah yang siap menjalankan roda pemerintahan daerah, yang akan membuktikannya dengan menjunjung tinggi profesionalisme, meritrokrasi yang bukan sekedar
basa-basi.
Ada pegawai
negeri yang tidak disiplin jangan ragu untuk diberi hukuman tegas. Waktu itu,
saat apel bupati untuk yang pertama kalinya, banyak di antara pegawai negeri sipil yang
datang terlambat dalam upacara apel pagi.
Bupati
Sudjati saat itu hanya berfokus menyamaikan pidato yang berisi tentang visi misinya,
yang belum tentu juga didengar baik oleh pegawainya. Padahal saya sangat menantikan bupati akan mengambil langkah tepat menindak pegawai yang terlambat tersebut tetapi bupati belum unjuk gigi.
Padahal bupati bisa memberi hukuman,
membuat barisan khusus dan dicatat nama-namanya agar tidak mengulangi lagi di hari mendatang. Memang ini bukan tolak ukur capaian prestasi kerja seorang pegawai, tetapi setidaknya dari momen apel pagi inilah yang menjadi cerminan kedisiplinan para abdi negeri.
Jika melakukan secara rutin, terlambat lagi dan terlambat terus, tentu saja cocok diberi hukuman yang lebih adil seperti memberikan hukuman membayar denda dan membersihkan selokan di beberapa ruas jalan besar perkotaan Tanjung Selor. Untung saja, puji Tuhan, saya ini bukan pegawai negeri, bisa bebas dari aturan itu.
Jika melakukan secara rutin, terlambat lagi dan terlambat terus, tentu saja cocok diberi hukuman yang lebih adil seperti memberikan hukuman membayar denda dan membersihkan selokan di beberapa ruas jalan besar perkotaan Tanjung Selor. Untung saja, puji Tuhan, saya ini bukan pegawai negeri, bisa bebas dari aturan itu.
Mereka
pegawai yang tidak disiplin jangan dibiarkan terlena apalagi dimanja, nanti
bisa mengakibatkan Bumi Benuanta Bulungan mengalami kemunduran, akan kalah dengan
kabupaten-kabupten yang lebih muda seperti Malinau dan Nunukan.
Siap itu “Saatnya Implimentasikan Amanah Publik!”.
Siap bukan sekedar kata-kata slogan kampanye yang menyihir para pemilih agar
mau memilih pada pasangan ini. Tunjukkan kerja, buat perubahan ke arah yang
lebih progresif. Siapkah Bupati Sudjati ini. Semoga bisa ya Pak. ( )
Komentar
Posting Komentar