SELIMAU KALIMANTAN UTARA

Serpihan Surga Buah Rambutan

Apakah anda kangen dengan segarnya buah rambutan?
Selama hidup, apa pernah merasakan rambutan bumi Kalimantan?
Atau tiba-tiba muncul rasa ingin memakan buah rambutan sepuasnya ?

Bila ada waktu, sambangi saja kawasan Selimau Satu yang ada di Kelurahan Tanjung Selor Timur, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Daerah ini merupakan serpihan surga tanaman rambutan.

Saat Tribun jalan-jalan ke Selimau Satu, melihat rimbunan pohon rambutan, berdiri menghiasi pinggiran jalan raya di Selimau Satu, pada Sabtu 5 Desember 2015 siang. Kebetulan, memasuki Desember ini, sedang masuk masa panen.

Selimau Satu memasuki ‘banjir’ rambutan. Terlihat buah-buah rambutan ada yang masih menghijau dan merah, masih bergelantungan liar di dahan pohon rambutan. Sebagian besar, poho-pohon rambutannya tidak tinggi menjulang layaknya pohon mangga atau kepala. Tinggi pohonnya, paling banyak hanya sekitar empat meter.   



Perkampungan penduduk Selimau yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Selor Timur, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Jenis tanaman tersebut dalam setahun bisa dua kali panen. Buah rambutan muncul pada awal tahun dan jelang akhir tahun. Inilah yang orang setempat menyebutnya Rambutan Binjai, yang tumbuh sangat subur di Seliamu Satu.

Buahnya memiliki rasa manis, saat isi rambutan mendarat di lidah, tentu akan merasakan ketagihan. Mencoba satu buah, tentu akan meminta tambah lagi dan lagi. Daging buahnya tidak melekat di biji rambutan, alias ngelotok atau koyakan.

Dagingnya tidak mengeluarkan banyak air, akan tetapi rasa manisnya tetap tak mau kalah. Buah rambutan Binjai asal Selimau Satu, cocok sekali menjadi santapan penyegar mulut dan memperlancar pencernaan tubuh.

Khasiat buah ini tidak lagi diragukan, sangat bermanfaat bagi kesehatan. Buahnya yang bisa langsung dimakan memiliki kandungan vitamin A yang menyehatkan mata dan vitamin C, yang memberikan antioksidan dalam tubuh.

Awalnya Tak Ada Tanaman Rambutan
SELAMA ini, orang-orang yang tinggal di Kabupaten Bulungan mengenal Selimau Satu sebagai sentra buah rambutan. Pasokan buah rambutan yang beredar di Tanjung Selor asalnya dari Selimau Satu.

Bahkan ada orang-orang dari Kota Tarakan dan Kota Samarinda belanja buah rambutan di Selimau Satu, untuk kemudian dijual kembali.

Selimau Satu sebelum dikenal sebagai kampung rambutan, adalah hanya rawa dan semak belukar. Tidak ada satu pun pohon rambutan tumbuh di tempat ini. Lalu kenapa sekarang ini, seolah daerah Selimau Satu layaknya padang rambutan. 



Bersama warga Selimau yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Selor Timur, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Agus Parianto (35), saksi sejarah, ayah kandungnya merupakan transmigran dari Jawa Tengah, yang ditempatkan di Selimau Satu pada tahun 1993. Ketika menempati transmigrasi Selimau Satu, ayahnya diberikan bantuan bibit pohon rambutan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan. 

Saat itu, tidak hanya ayahnya yang mendapat bantuan bibit rambutan, tetapi seluruh orang-orang transmigran di Selimau Satu juga mendapat cipratan bantuan bibit rambutan.

“Saya masih ingat waktu itu ayah saya dikasih 20 bibit. Pemda memberi jatah 20 bibit untuk per kepala keluarga,” ujar Agus, yang kini ayahnya telah tiada, meninggal dunia.

Sejak itulah, kemudian semua warga transmigran menamam pohon rambutan hingga sekarang sisa-sisa peninggalannya masih terasa. Kata Agus, tanaman rambutan sangat cocok pada tanah Selimau Satu yang gambut.

“Dicoba-coba ternyata sangat berhasil. Sekarang banyak generasi mudanya yang ikut menanam pohon rambutan dengan memakai cara stek pohon,” tutur pria yang kini juga menjabat sebagai Ketua Rukun Tetangga ini.

Tumbuh Berkembang Alami
Menanam pohon rambutan di Selimau Satu terbilang mudah, tidak banyak pantangan. Tanahnya subur, tidak perlu diberi pupuk atau pestisida pohon rambutan sudah bisa tumbuh dewasa dan berbuah.

Seperti halnya, Agus, tidak terlalu memperhatikan tanaman rambutannya, terbukti hanya sekali tanam dan dibiarkan begitu saja, pohonnya bisa tumbuh alami, berbuah banyak dan hasilnya begitu memuaskan. 



Pohon-pohon rambutan perkampungan Selimau di Kelurahan Tanjung Selor Timur, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

“Saya mulai timbul hobi menanam sejak tahun 1995. Menamam rambutan hanya untuk mengisi waktu kosong saja. Hasilnya bisa saya makan sendiri untuk keluarga atau ada yang mau membeli bisa juga, silahkan saja,” katanya.

Alasannya, tambah Agus, kegiatan sehari-harinya bukan sebagai seorang tukang kebun rambutan. Pekerjaan utama yang kini digeluti oleh Agus adalah sebagai mandor tim kebersihan di Dinas Kebersihan Kabupaten Bulungan.

Panen rambutannya pernah dibeli orang orang-orang dari Samarinda dan Tarakan. Sistemnya ada uang maka ada buah. Kecuali bila calon pembelinya sudah dikenal dekat, tentu Agus, memperbolehkan membawa buahnya. “Membawa buah dijual ke pasar. Kemudian keuntungannya disetor ke saya, dengan disesuaikan kesepakatan di awal,” tutur pria kelahiran 27 Februari 1980 ini.

Hambatan yang paling menantang adalah hama binatang kekelawar pemakan rambutan. Namun ini, hanya satu atau dua kekelawar saja, jumlahnya tidak banyak. Masih lebih banyak jumlah pohon rambutannya. “Cara mengusirnya kami kasih orang-orangan sawah, kekelawar tidak ada yang datang,” ungkap bapak beranak dua ini.[1] ( )



[1] Koran Tribunkaltim, “Selimau Satu Serpihan Surga Buah Rambutan,” terbit pada Minggu 13 Desember 2015, di halaman 24, rubrik Jalan-jalan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN