KISAH JHON PANDAI BESI BULUNGAN

30 Menit Menyulap Besi menjadi Sajam


Pengalaman hidup Jhon yang merupakan perantau dari tanah Sumatera, nasibnya tak jauh berbeda seperti tempaan besi panas, melewati banyak kisah juang yang keras di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

DIMULAI April tahun 2012, pria kelahiran Kota Medan itu memberanikan diri membuka bengkel pandai besi sendiri di Desa Jelarai Selor, Kilometer Empat, Kecamatan Tanjung Selor.

Bengkel Jhon dikenal Siber, yang merupakan singkatan dari “Silitonga Bersaudara”. Bengkelnya tidak memiliki luas seperti layaknya aula serba guna kantor Bupati Bulungan, tetapi hanya berukuran 5x3 saja. 

Tidak mudah bermandiri jadi pandai besi, sebab proses awalnya mesti adaptasi pada lingkungan Tanjung Selor. Jhon mengaku, pertama kali datang ke Tanjung Selor di tahun 2011, ikut dengan seseorang. Jhon ikut dengan orang ini bekerja sebagai anak buah pandai besi.

Namun gabungnya Jhon di tempat itu tidak berlangsung lama, sebab sifat pekerjaannya hanya instan, sangat bergantung pada pesanan banyak barang. “Membuatnya hanya musiman saja. Jika tidak ada yang memborong, tidak bekerja,” ungkap pria bernama lengkap Jhon Thamrin Silitonga.


Kerajinan pandai besi berupa senjata mandau buatan Siber, yang dipegang Indah Permata Sari Simangunsong, istri sekaligus rekan kerja Jhon. Bengkel pandai besinya ada di Desa Jelarai Selor Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.

Alasan membuka bengkel sendiri, Jhon ingin sekali ada kegiatan pandai besi setiap hari, meski pasar masih sepi. Dia berprinsip, rezeki akan menghampiri jika ada usaha yang rajin. “Saya dibantu istri saya. Istri saya ajarkan menempa besi hingga menjadi barang jadi,” ujarnya, yang istrinya bernama Indah Permata Sari Simangunsong.

Sejarahnya, Jhon belajar membuat seni besi dari ayah kandungnya. Dirinya belajar dimulai saat duduk di bangku Sekolah Dasar. Jhon ikut membantu ayahnya yang bekerja sebagai pandai besi di Kota Medan. “Saya sekolah hanya sampai SMP (Sekolah Menengah Pertama) saja. Ayah ingin saya bekerja saja, membantu menjadi pandai besi,” tuturnya.

Jhon ingat nasehat ayahnya. “Orang-orang yang menjadi polisi sudah banyak. Orang-orang yang bekerja menjadi guru juga sudah banyak. Tetapi orang yang menjadi pandai besi masih jarang. Kamu sebaiknya jadi pandai besi saja,” katanya, mengulangi pesan-pesan ayahnya. 

Keahlian pria beranak dua ini tak lagi diragukan. Dalam hitungan sekitar 30 menit, sebuah besi panjang bisa ia sulap menjadi senjata tajam (sajam) seperti samurai, pisau, golok, mandau, celurit, parang, bahkan sandeq dan jangkar katinting. “Satu harinya, rata-rata saya bisa produksi sampai 10 biji,” ungkap Jhon.

Dia mengaku, wirausaha yang dibangunnya di tahun 2012, membuat produk-produk Jhon dikenal konsumen secara meluas. Setiap hasil karyanya ada tanda tulisan “Siber” di bagian permukaan besinya.

“Produk saya tersebar di semua pasaran Bulungan. Seperti Pasar Induk Tanjung Selor. Pasarannya juga sampai ke daerah Berau. Kebanyakan perusahaan-perusahaan sawit,” tutur Jhon, yang pernah punya pengalaman bekerja sebagai buruh sawit di Manokwari Papua.[1] ( )   


[1] Koran Tribunkaltim, “30 Menit Jhon Siber Ubah Besi jadi Senjata Tajam” terbit pada 14 Desember 2015, di halaman 22, rubrik Tribunkaltara. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN