PEOPLE OF ANTAL

Pencinta Bakau Segudang Ramah


The Antal are an human native to the Indonesian island of North Kalimantan. Kampung Antal yang terpisah dari daratan ibukota Provinsi Kalimantan Utara, Tanjung Selor, tidak membuat orang-orang Antal merasa terasing. Sifat warganya terbuka. Siapa saja yang berkunjung ke Kampung Antal ini akan disambut hangat penuh ramah.

ITU tercermin saat saya datang berkunjung melalui jalur sungai dari Tanjung Selor menuju Antal, yang memakan waktu sekitar satu jam, menggunakan perahu speedboat pada Kamis 22 Oktober 2015 pagi, yang kebetulan juga kala itu Kampung Antal sedang diguyur hujan.

Saya berjumpa dengan beberapa warga, kami saling tegur sapa, memasang wajah ramah senyum adalah atmosfir yang mengental saat itu. Mereka warga Antal tak menjual mahal dengan apa yang namanya nilai keakraban.

Yang penting, prinsipnya, pendatang tidak membuat kegaduhan dan tak berbuat kriminalitas serta bersikap sopan saat di Kampung Antal, warga akan segan, akan memperlakukan tamunya seperti warganya sendiri.

“Mau cari tinggal disini juga boleh. Tapi bila nanti berbuat jahat dan onar, kami akan usir dari Antal,” kata Abdul Qadir, 75 tahun, warga asli yang sudah puluhan tahun menetap di Kampung Antal. 

Jongfajar Kelana
Saat berada di Perkampungan nelayan Antal yang masuk dalam wilayah Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. (Photo by Maman)

Wilayah Kampung Antal yang sangat jauh dari lembaga Perguruan Tinggi di Tanjung Selor dan Kota Tarakan, tak membuat warganya buta pengetahuan pada ilmu biologi, warganya sangat mengerti akan kelestarian alam.

Pelbagai tanaman bakau yang menghiasi kampung ini dijaga oleh warga Antal, dianggap layaknya anggota keluarga. Bakau disayang, dipelihara agar warga Antal bisa selalu memiliki harta kekayaan seafood. Keseimbangan alam mereka benar-benar diperhatikan.

Tanpa tumbuhan bakau, mereka tentu akan jatuh miskin, akan mengalami krisis pangan. Musababnya ekosistem bakau merupakan hunian tempat berkembang-biaknya makhluk-makhluk seperti ikan dan kepiting, yang menjadi sumber mata pencaharian warga setempat.

Penasaran seperti apa kehidupan sosial warga nelayan Kampung Antal, sempatkan diri saja singgah di Kampung Antal agar bisa melihat langsung wajah asli perkampungan nelayan yang sesungguhnya.

Secara geografis, Kampung Antal sampai kini masih masuk dalam wilayah administrasi pemerintahan Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Jongfajar Kelana
Perempuan dewasa bersama seorang bocah melangkahkan kaki menyusuri jalan kayu yang ada di Kampung Antal Desa Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas Tengah Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. Menggunakan payung karena hujan turun ke Kampung Antal. (Photo by Budi Susilo) 
Bocah Antal basah kuyup usai bermain hujan-hujanan (Photo by Budi Susilo)
Kedinginan usai hujan lebat turun di Kampung Antal (Photo by Budi Susilo)
Menyusuri jalanan kayu dermaga perairan Kampung Antal (Photo by Budi Susilo)
Keluar rumah berjaket tebal agar tubuh tetap hangat (Photo by Budi Susilo)
Jongfajar Kelana
Warga Antal bekerja sebagai nelayan saat tidak melaut (Photo by Budi Susilo)

Memakai pelindung topi saat hujan masih rintik di Antal (Photo by Budi Susilo)
Jongfajar Kelana
Mengepitkan tangan karena dingin sehabis hujan deras (Photo by Budi Susilo)
Jalan-jalan keluar rumah dengan busana jaket tebal (Photo by Budi Susilo)
Jongfajar Kelana
Anak Antal berjalan sambil menenteng toples besar (Photo by Budi Susilo)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I