ISRA MIRAJ TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA
Samiqna
Wa Pikir-pikir Na
PAGI itu, Sabtu 16 Mei 2015, seluruh warga muslim yang
ada di Tanjung Selor Kabupaten Bulungan, mendatangi Masjid Agung Istiqomah
untuk mengikuti siraman rohani peringatan Isra dan Miraj.
Kegiatan itu merupakan rangkaian hari raya Isra dan Miraj
Nabi Muhammad SAW. Tema garis besarnya mengenai hikmah di balik peristiwa Isra
dan Miraj.
Sebagai penceramah, diisi oleh KH Syuhada Bahri dari Kota
Jakarta. Acara dilangsungkan pada pukul 8.30 Wita. Hampir ada ratusan umat
muslim datang ke acara tersebut untuk mendengarkan ceramah agama.
Saat berkutbah, KH Syuhada Bahri banyak memberi
mutiara-mutiara kehidupan, satu di antaranya mengengenai pesan menjaga sholat
secara rutin dan melakukannya secara khusuk.
Banyak orang yang melakukan sholat namun tidak
memperhatikan nilai ibadahnya. Kata dia, orang yang tidak khusuk sholatnya
serasa sia-sia, sebab sholatnya tidak akan mempengaruhi bagi kebaikan mental
dan raganya.
Dia mengungkapkan, sholat itu upaya mendekatkan diri pada
Allah. Orang yang tidak dekat pada Allah akan terserang penyakit hati. Sangat
berbahaya jika penyakit hati sudah mewabah, bisa menghancurkan kehidupan
manusia.
“Terhadap ayat-ayat Quran dan hadis orang yang beriman
akan Samiqna Wa Atona. Tapi orang
yang ada penyakit hatinya paling akan Samiqna
Wa Pikir-pikir Na,” katanya.
Belakangan ini, banyak kisah rumah tangga sepasang suami
istri retak, hidup berantakkan karena persoalan ekonomi. Sang istri tidak sabar
karena hidup menderita dalam kubang kemiskinan.
Begitu pun sekarang ini, kehidupan yang telah mengglobal
tidak terlepas dari apa yang namanya ekonomi. Jika tidak terkendali maka akan
dikuasai hawa nafsu, manusia akan cinta pada dunia secara berlebihan, melupakan
kehidupan akhirat.
Ada sejarah yang penah terjadi, saat tahun kesepuluh
kenabian Muhmmad, Abi Talib paman nabi Muhammad meninggal dunia. Selain sebagai
paman, Abi Thalib juga berperan sebagai penjaga dan pendukung kuat nabi.
Abi Thalib rela menyerahkan jiwa raganya untuk keselamatan
nabi. Nabi sangat sedih atas meninggalnya Abi Thalib karena dia khawatir dakwah
perjuangannya akan terhenti. Dan meninggalnya Abi Thalib, muncul dalam diri
nabi sebuah perasaan yang menyesal karena Abi Thalib meninggal dunia dalam
keadaan kafir.
Kemudian tidak selang lama, berlanjut Muhammad merasa
terpukul. Istri tercintanya bernama Kadijah meninggal dunia. Kadijah merupakan
orang yang pertama kali mendapat siraman dakwah Islam dari nabi.
Kadijah juga sebagai orang yang sangat setia pada nabi dan
pelindung bagi nabi. Meninggalnya Kadijah membuat nabi berduka. Kesedihan nabi
bukan alasan Kadijah sebagai istrinya semata, tetapi Kadijah juga dianggap
sebagai media kesuksesan dakwahnya. Kadijah meninggal dunia nabi khawatir
perjuangan Islam akan lenyap.
Atas meninggalnya kedua orang tercinta nabi itu, akhirnya
nabi memutuskan untuk pergi ke Thaif untuk menemui keluarga besarnya, berharap
dakwah nabi akan mendapat dukungan penuh.
Namun tidak disangka, sebaliknya saat nabi tiba di Thaif
ternyata sambutan keluarga besarnya begitu negatif. Nabi langsung diusir,
dikucilkan, ditimpuki memakai bebatuan oleh warga Thaif hingga luka parah.
Melihat keadaan yang seperti itu, nabi pun berbalik arah
pergi kembali ke Mekkah. Pergi ke Mekkah, nabi berjalan dengan merangkak karena
tidak bisa berdiri akibat kondisi kritis sekujur tubuhnya yang berdarah-darah.
Kala di perjalanan pulang, datanglah malaikat Jibril,
menemui nabi. Jibril memberi saran kepada nabi agar berdoa kepada Allah agar
masyarakat di Thaif diberi bencana supaya dihancurkan dengan meruntuhkan dua
gunung yang ada di sekitaran daerah tersebut.
Kata malaikat Jibril, Nabi Muhmmad merupakan hamba Allah
yang paling dicintai. Doa-doa yang dilakukan oleh nabi pasti akan dikabulkan
oleh Allah. Tetapi saran Jibril tersebut ternyata direspon berbeda oleh nabi.
Kata nabi, seandainya doa aku benar-benar diterima oleh
Allah, maka aku akan berdoa. “Ya Allah
jangan kau siksa mereka. Jangan kau hukum mereka. Kasihanilah mereka. Karena
mereka itu adalah orang-orang yang belum tahu, bahwa kalau aku ini adalah rasul.”
Ironisnya, hal yang terjadi pada jaman umat sekarang ini,
telah muncul dakwah-dakwah Islam yang melenceng dari apa yang diajarkan oleh
Rasul Muhammad SAW. Ada dakwah yang berlabel Islam tetapi pada hakikatnya ingin
menghalang-halangi dakwah Islam itu sendiri, ingin menghancurkan Islam.
Padahal pengalaman yang dialami rasul, muncul ada
perasaan takut bila dakwah tidak bisa berjalan ketika paman dan istri
tercintanya meninggal dunia. Pasca kejadian inilah yang kemudian membawa
Muhammad pada peristiwa Isra dan Miraj. Momen Isra Miraj dilatarbelakangi oleh
perasaan gelisah dari seorang rasul. ( )
Komentar
Posting Komentar